Umumnya kartu pos dibuat dari kertas karton dengan ketebalan dan ukuran tertentu. Tetapi, ada yang berbeda dari kartu-kartu pos ini. Ada kartu pos yang dibuat dari bahan kaleng, kayu tipis, dan gabus bahkan ada potongan-potongan puzzle sehingga membentuk gambar utuh.Â
Ada pula kartu-kartu pos dibentuk sesuai gambar di atas kartu pos, jadi tidak selalu mempunyai bentuk persegi. Bahkan kumpulan kartu pos bergambar dapat disusun berdasarkan tema tertentu, misalnya kereta api, pakaian tradisional, buku, kota, dan sebagainya. Seluruh kartu pos bergambar itu ditampilkan di Plaza Semanggi yang diadakan oleh Komunitas Postcrossing Indonesia (KPI) pada 11-15 Juli 2018 dalam rangka ulang tahunnya yang ke-13 pada 14 Juli 2018.
Mereka mengenalkan kembali budaya mengirim berita melalui kartu pos yang telah lama hilang di tengah gencarnya teknologi kirim kabar melalui jempol. Ini bukanlah hobi usang, tetapi hobi yang terpendam dan membangkitkan cinta lama yang sekarang bersemi kembali.
Misalnya, postcrosser di Jakarta mengadakan meet up di tempat yang sudah ditentukan. Postcrosser dari kota lain boleh bergabung. Kemudian masing-masing membubuhkan tanda tangan, paraf atau cap di atas sejumlah kartu pos berprangko yang sudah disiapkan oleh peserta lalu saling dikirimkan.
Kartu pos bergambar bisa dibeli di toko-toko buku tertentu atau membeli dari sesama anggota komunitas. Kadang-kadang ada hotel yang menyediakan kartu pos gratis. Kartu pos ini umumnya kartu pos iklan atau promosi restoran, padang golf, produk, dan lain-lain. Dalam ajang pameran misalnya, Â pameran museum, pekan lingkungan hidup, dan pameran lainnya, tak jarang ada booth yang menyediakan kartu pos bergambar gratis bagi pengunjung.
Bahkan kini bentuk kartu pos tak melulu persegi, namun sisinya di sesuaikan dengan gambar di atas kartu pos. Ambil contoh yang ada di sini adalah kartu pos Doraemon, topi dan pakaian tradisional asal Vietnam menjadi daya tarik tersendiri untuk berburu kartu pos. Kartu pos bergambar membawa banyak cerita di dalamnya dan menjadi kenangan yang kelak dapat dibuka kembali ketika rindu menyapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H