Sejak lulus S1 dan menyandang gelar sarjana Teknik bertahun-tahun yang lalu, jujur saya pengen banget kuliah lagi. Bukan sekedar gaya-gayaan atau pengisi waktu sebelum mendapatkan pekerjaan,loh ya. Serius, saya hanya ingin kuliah yang bener karena perasaan semasa kuliah dulu kebanyakan mainnya dibanding benar-benar ngerti mata kuliahnya. Hanya saja berhubung dana terbatas dan kesempatan kerja lebih duluan datang, saya memutuskan untuk kerja dulu aja sambil berharap semoga ada kesempatan untuk kuliah lagi.
Pucuk dicinta ulam tiba. Alhamdulillah setelah hampir 10 tahun an meninggalkan bangku kuliah, akhirnya saya mendapat kesempatan kuliah program beasiswa di universitas negeri berakreditasi A. Gila.. 10 tahunan loh nunggunya. Rasa bahagia bisa kuliah lagi bercampur galau mampukah saya menyerap pelajaran? Jangan-jangan otak sudah lemot kelamaan gak kuliah. Begitu juga dengan rentang usia mahasiswa, jangan-jangan jarak nya jomplang banget. Â Diluar itu semua ada pertanyaan yang membuat rasa penasaran memuncak, gimana ya rasanya jadi mahasiswa di era digital? Apakah lebih mudah atau sama aja?
Hidup di dunia digital dimana teknologi baru menyusup pelan-pelan dalam kehidupan sehari-hari memang tidak bisa dihindari. Bukti paling gampang dan sederhana yang bisa kita lihat secara kasat mata saat ini kebanyakan orang selalu terhubung dengan perangkat mobile di mana-mana. Urusan administrasi pun kebanyakan sudah sistem online. Bagaimana dengan dunia perkuliahan?
Katanya sih teknologi digital menawarkan banyak opsi untuk mengubah ruang kelas menjadi lingkungan belajar yang lebih menarik, kolaboratif dan produktif. Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan, minat, minat dan preferensi belajar untuk mendukung mahasiswa. Saya jadi lebih penasaran lagi ketika mendengar pengamalan teman-teman yang sempat melanjutkan kuliah S2 di luar negeri.
"Gak susah sih ya sekarang jadi bahan bacaan atau referensi buat tugas, makalah, jurnal sampai tesis. Kayak waktu kita S1 aja, sih. Tinggal konek ke internet, browsing lah apa yang kita mau cari. Ya kan?"kata seorang teman saya yang sudah menyelesaikan kuliah S2.
Iya juga sih. Sepuluh tahun lalu internet memang sudah ada. Hanya saja pasti gak secepat sekarang. Bahan referensi entah itu ebook, artikel, jurnal belum banyak yang upload. Kalau pun ada yang upload, harus bener-bener browsing sana sini. Ya untung kalau kecepatan internetnya memadai. Lah, 128 Kbps aja sudah sujud syukur. Itu juga harus nongkrong di laboratorium kampus untuk akses internet gratis. Apa itu 4G LTE? Masih hanya sekedar bacaandi jurnal-jurnal penelitian luar negeri. Sedih banget sih jadi mahasiswa tahun 2000 an awal, hiks.
5 Hal Penting Mahasiswa Tetap Update dengan XL
Nah sekarang begitu jadi mahasiswa lagi di era 4G LTE sudah mengcover cukup banyak wilayah di Indonesia, terasa banget bedanya. Ada beberapa hal yang berubah seiring perkembangan jaman dan teknologi. Ini dia diantaranya :Â
1. Group Chat dan Sosial Media
Media sosial menjadi saluran komunikasi utama bagi banyak orang termasuk tentu saja mahasiswa. Begitu kenalan saling add friend di facebook, follow di IG biar bisa saling berbagi moment kebersamaan. Selfie, Wefie sampai groufie jadi aktivitas sehari-hari saat ngumpul bareng. Lumayan kan, bisa jadi kenang-kenangan saat sudah pada lulus nantinya. Jangan lupa tukeran nomer whatsapp, untuk grup chat angkatan.Awalnya sih tujuannya mulia yaitu untuk penyebarluasan informasi kegiatan perkuliahan. Maklum, meskipun jadwal kuliah sudah disusun dan dipajang di web portal akademik ada aja dosen yang ganti jadwal. Hubungan antar mahasiswa makin akrab akhirnya isi grup chat topiknya jadi macam-macam termasuk curhat dan berita Hoax hasil copas dari grup sebelah. Hahahaha... dinamika percakapan mahasiswa gak jauh beda lah dengan grup chat bu ibu arisan sebenarnya.Â
2. Bingung? Tanya Apa Aja pada Om Google