Gw kan anak ibu kosan . Masa orang di lingkungan gw tau kalau gw nyari pacar di sosmed??? Tapi gw tetap mbandel bermaksud meneruskan untuk melihat cowok berkaos hitam celana 3/4 di halte blok S.
Jantung gw berdetak kencang begitu mendekat ke halte tersebut. Di depan gw motor Deo menepi. Hah? Berarti yang selama ini curhat di Beureumbook dengan gw itu si Deo? Gw amati dari jauh. Deo membeli rokok dipenjual asongan di samping halte.
Pikiran gw menjadi tidak karuan. Deo??? Anak itu??? Lanjutin gak ya? Ah... masa bodo'. Gw lebih menjaga status terhormat nyokap gw dari pada harus ketemu dia di halte tersebut.
Gw mencoba menelphone nomer yang tadi diberikan. Lho... lho... lho..., kok Deo kembali naik motor dan menuju ke warung tenda-tenda di sisi lapangan sebaliknya? Samar-samar gw melihat cowok lain berjalan kemudian duduk di halte tersebut. Kaos hitam celana 3/4. Dia seperti cemas. Dia mengangkat telpon dari gw.
"Halo"
"Leo?"
"Iya, kamu dimana sih?"
Gw langsung tutup telpon. Syukur deh ternyata bukan Deo. Dan akhirnya gw memutuskan tidak bertemu karena dia bilang cowok tulen, tapi kog kesannya rada ngondek. Gw sms dia "maaf gw tiba-tiba berhalangan hadir"
Tidak ada jawaban. Gw check akun Beureumbook gw, dia mungkin marah dan nge-block pertemanan dengan gw. Gw bisa maklum karena gw tidak menemui dia di halte itu. Sudahlah.
Begitulah kehidupan. Kadang memang kejam, dan hari itu gw menjadi orang yang kejam itu.
Perut gw merasa keroncongan. Gw pun memutuskan untuk ke warung tenda di sisi lapangan blok S. Disitu gw melihat Deo sedang nikmat makan sebongkah daging bersama seorang cewek lain, rambutnya sebahu.