Mohon tunggu...
Vita Prihatiningrum
Vita Prihatiningrum Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang observer amatir yang memiliki hobi membaca novel dan menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Katakan Nanti Dulu untuk Perokok di Bawah Umur!

9 September 2020   18:37 Diperbarui: 9 September 2020   18:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika diibaratkan, anak sama halnya dengan bibit tanaman, ia merupakan cikal bakal tanaman yang akan tumbuh sesuai dengan kondisi lingkungan. Jika sebuah bibit ditanam di tempat yang tepat seperti dengan pencahayaan yang baik, kondisi tanah yang subur, iklim daerah yang pas dengan jenis tanaman maka bibit tersebut akan bisa tumbuh menjadi tanaman yang baik yang nantinya bisa memberikan manfaat positif untuk lingkungan sekitarnnya. Hal ini pun berlaku sebaliknya, jika sebuah bibit ditanam di tempat yang salah maka tanaman yang ditumbuhkan bisa jadi tidak bisa membawa manfaat untuk lingkungan sekitarnya karena mungkin tanaman tersebut akan layu sebelum benar-benar tumbuh besar.

Mengetahui kenyataan bahwa sebenarnya inti dari cara menumbuhkan dan merawat anak sama halnya dengan inti dari cara menumbuhkan dan merawat bibit tanaman yang mana diperlukan lingkungan yang tepat, saya cukup dibuat miris dengan kebanyakan kondisi lingkungan tumbuh dan kembang anak-anak disekitar saya. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di lingkungan saya pemahaman para orang tua yang kurang tentang bagaimana cara membentuk lingkungan yang tepat bagi tumbuh kembang anaknya menjadi salah satu faktor utama anak-anak tidak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Disini maksud dari tumbuh dan kembang bukan hanya berkaitan dengan tumbuh dan kembang raga saja melainkan juga berkaitan dengan tumbuh dan kembang jiwa.

Salah satu fenomena nyata tentang proses tumbuh kembang anak tidak optimal yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak tepat ialah tingginya fenomena anak-anak dibawah umur yang merokok. Di lingkungan tempat saya tinggal hampir seluruh anak laki-laki mulai menjalani rutinitas merokoknya di usia 13-15 tahun, sungguh miris memang. Hal ini terjadi karena para orang tua mereka menganggap bahwa merokok merupakan hal yang sangat wajar dilakukan khususnya bagi laki-laki. Anggapan wajar inilah yang mendorong para orang tua untuk membiarkan anak-anak mereka merokok sebelum waktunya, selain juga berdasarkan kurangnya pemahaman mereka tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh aktivitas merokok terutama bagi anak-anak.

Kebiasaaan yang sering dilakukan oleh sekelompok masyarakat bisa menciptakan sebuah lingkaran yang akan terus melingkar dan susah untuk diputuskan, sama halnya dengan fenomena perokok anak-anak ini. Sebenarnya secara tidak langsung anak-anak tersebut hanya mengimitasi kebiaasaan yang dilakukan oleh orang tua mereka. Aktivitas merokok orang tua di lingkungan mereka yang tidak bertanggung jawab seperti merokok disemua tempat tanpa ada batasan dan kondisi, ditambah dengan tidak adanya pengawasan dan penjelasan tentang dampak serta batasan merokok pada anak membuat anak-anak di lingkungan saya turut menjalani aktivitas merokok dengan tanpa adanya tanggung jawab yang seharusnya mereka sadari sejak awal.

Pesan saya untuk para perokok dewasa:

Saya tidak pernah mempermasalahkan kalian untuk merokok karena memang dengan kalian merokok kalian bisa membantu Negara mendapatkan sumber dana dan bahkan kalian juga bisa membantu pendidikan anak-anak berpotensi di Indonesia melalui sponsor yang diberikan perusahaan rokok. Tapi saya sangat menyayangkan jika kalian harus merokok ditempat umum dengan bangga, tanpa ada rasa tanggung jawab. Saya juga sangat sedih jika kalian melibatkan anak-anak dibawah umur untuk terlibat dalam dunia perokok an kalian, seperti kalian menyuruh mereka untuk membelikan rokok di warung (ini illegal tauk! tolong dibaca dibungkusnya!) dan kalian dengan tanpa ada rasa tanggung jawab merokok di hadapan mereka secara langsung. Percayalah bahwa secara mental maupun fisik hal tersebut bisa berpengaruh terhadap tumbuh dan kembang anak. Jujur saya sama sekali tidak peduli dengan badan kalian karena toh itu badan pribadi milik kalian yang saya yakin kalian sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan tentang hal ini, tapi disini saya minta tolong, tolong lebih peduli dan bertanggung jawab dengan lingkungan kalian, ingat bahwa  kalian bisa menyakiti orang-orang disekeliling kalian termasuk anak tetangga kalian dan anak kalian sendiri.

Pesan saya untuk para orang tua:

Tolong berikan pemahaman dan pengawasan kepada anak kita supaya mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik! Supaya mereka bisa menjadi bagian dari bibit-bibit sehat yang bisa membawa perubahan bagi bangsa. Ya, bangsa ini benar-benar membutuhkan bibit-bibit sehat yang kita tanam untuk kemajuan kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun