Mohon tunggu...
Arie Purwana
Arie Purwana Mohon Tunggu... Dokter - Be Vegan Make Peace

Dokter Anak dan Vegan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Bourne Legacy: Pikir Kembali Sebelum Menontonnya

4 September 2012   12:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cuaca di Jakarta sore itu cukup panas, waktu sudah menunjukkan ja 17.10, namun tidak mengurangkan niat untuk keluar rumah. Sepanjang perjalanan tampak kemacetan disana sini. Maklum jam 5 sore jam orang pada pulang kantor. Perjalanan dari rumah ke Metropole XXI hanya ditempuh dalam waktu 15 menit dengan berjalan kaki. Sambil menikmati siaran radio melalui earphone dan semangat awal bulan, tak terasa Metropole XXI sudah di depan mata. Sesampainya disana saya segera menuju ke loket pembelian tiket. Tampak antrian yang tidak begitu panjang. Ada sepasangan muda-mudi yang berpelukan mesra mengantri didepan, agak sedikit iri juga melihat kemesraan mereka.

"Selamat sore pak" dengan ramah petugas tiket menyapa saya.

"Tiket untuk Bourne Legacy. Yang jam 18.15 ya" jawab saya.

"Untuk berapa orang pak?" tanya petugas dengan ramah.

"Satu orang mbak"

"Mau yang disebelah mana pak" tanya petugas kembali. Setelah sedikit menatap layar monitor kursi, saya mengarahkan telunjuk ke kursi deretan C (deretan favorit saya).

"Ok. Bourne Legacy untuk satu orang, jam 18.15, dua puluh lima ribu, silahkan tiketnya pak" kata petugas tetap dengan nada yang ramah dan senyum manis. Kayaknya diseluruh Rumah sakit pemerintah, petugas loket pendaftarannya harus cantik, ramah dan murah senyum ya. Biar pasien yang daftar jadi semangat.

Segera saya keluarkan uang lima puluh ribu, menerima kembaliannya dan mengambil tiket tersebut.

Dalam benak terlintas pikiran saya akan menonton sebuah film aksi yang disutradarai oleh Tony Gilroy (sutradara The Devil's Advocate) akan menegangkan dan pastinya seru banget. Sinopsis film sudah dibaca, thriler sudah di tonton, komentar dari para kompasianer (dengan tanggapan yang biasa-biasa saja) sudah dibaca juga dan kesimpulan sementara film ini sangat layak ditonton.

Ternyata eh ternyata didalam bioskop penuh. Rupanya banyak sekali yang berminat untuk menonton film ini. Kursi penonton sampai deretan paling bawah penuh. 15 menit film berlangsung tak tampak aksi-aksi menegangkan Aaron Cross yang diperankan oleh Jeremy Renner (S.W.A.T dan MI: Ghost Protocol), 30 menit berlangsung masih tampak cerita yang datar dan lambat. Satu jam berlangsung, masih belum ada aksi yang menegangkan dan luar biasa. Satu jam 50 berlalu, hanya tampak aksi kejar kejaran dengan motor. Dua jam berlalu hingga film selesai tidak ada aksi-aksi seheroik film trilogi Jason Bourne ( Bourne Identity tahun 2002, Bourne Supremacy tahun 2004 dan Bourne Ultimatum 2007).

Kecewa menyertai perjalanan pulang ke rumah. Sambil merenung sepanjang perjalanan, memikirkan penyebab film Bourne Legacy begitu buruknya. Kenapa film ini memiliki cerita yang kurang kuat dan aksi-aksi yang datar serta kurang heroik. Terpikir salah satu penyebabnya karena sutradara yang berbeda dengan film tentang Jason Bourne dan karena aktornya yang bukan Matt Damon. Memang film ini bukanlah lanjutan dari trilogi Jason Bourne namun adanya kemiripan didalamnya tentu yang terpikir adalah film ini akan sama baiknya dengan film-film tentang Jason Bourne.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun