Mohon tunggu...
Arie Purwana
Arie Purwana Mohon Tunggu... Dokter - Be Vegan Make Peace

Dokter Anak dan Vegan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenapa Bli Nyoman Batal Jadi Pejabat (lagi, lagi dan lagi)

25 Juli 2015   08:49 Diperbarui: 25 Juli 2015   08:49 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah tiga kali gagal jadi calon pejabat akhirnya Bli Nyoman (BN) bersumpah tidak akan mau dicalonkan jadi pejabat. Sumpahnya: "Saya BN bersumpah tidak mau lagi dicalonkan menjadi pejabat kecuali terdesak atas permintaan rakyat".

Kali lain Pak BN menerima telpon dari seorang wanita (WNT). Suaranya halus, lembut namun berwibawa.

WNT: "Selamat sore Pak BN, lagi sibuk? Bisa saya bicara?"
BN: "Selamat sore mbak, saya sedang praktek nih"
"Telpon 4 jam lagi ya" (curiga sekaligus menguji kesungguhan penelpon"

Empat jam kemudian (jam 22.01)
WNT: "Selamat malam Pak BN, sudah selesai praktek?"
BN: (ogah-ogahan) "Malam mbak". "Sudah mbak"
"Ada yang bisa saya banting mbak, eh maksudnya bantu?"
WNT: "Begini BN, Ibu Mengawinti (ketua partai banteng Indonesia Palsu) minta BN siap utk dicalonkan menjadi bupati".
BN: "Emangnya mbak siapa, kok berani-beraninya mewakili Ibu Mengawinti?"
WNT: "Saya tangan kanannya beliau"
BN: (sedikit sinis). "Astoji, tangan kanan Ibu Mengawinti bisa bicara ya".
"Kalau tangan kirinya bisa bicara juga ga?"
WNT: "Maksudnya orang kepercayaannya Pak" (dengan sabar)
BN: (masih sinis) "Oh akhirnya Ibu Mengawinti bisa percaya sama orang ya"
"Selama Ini beliau kan percaya sama bisikan Wong Samar alias orang tak kasat mata"
WNT: (bingung)... "Maksudnya gimana pak"
BN: "Iya... Ibu Mengawinti kan percaya dengan bisikan-bisikan gaib gitu"
WNT: (tambah bingung)... "Maksudnya?"
BN: "Dulu itu ada calon kepala daerah yang dicintai rakyat tapi ga disukai sama partai dan akhirnya Ibu menerima bisikan-bisikan untuk mengajukan calon lain"
WNT: "Oh kalau yang itu tidak akan terjadi lagi pak. Ibu sudah mantap memilih bapak sebagai calon bupati dari partai kami untuk pilkada 2015"
"Pak BN kan terkenal, ganteng, seksi dan dicintai rakyat" (Mulai merayu"
BN: (mulai percaya, lupa sumpah)... "Serius saya terkenal, ganteng, seksi dan dicintai rakyat?"
WNT: (terus merayu).."Serius Pak"
BN: "Kalau gitu mbak mau ga jadi istri kedua saya? (Mulai genit)
WNT: (genitnya muncul)... "Mau dong Pak asal Bapak sudah jadi pejabat biar kayak di tipi-tipi itu loh Pak"
"Pejabat anu punya bini muda, pejabat anu punya simpanan muda dsb". "Ntar kan bisa korupsi bareng".
BN: (mulai goyah)... "Kalau gitu saya mau dicalonkan deh"
WNT: "Bener ya Pak BN"
BN: "Iya bener" (Pedenya sudah kembali)
"Untuk pilkada serentak 2015 kan"
WNT: "Iya Pak"
BN: "Pilkada 2015 di Bali kan?" (Kebayang pengalaman-pengalaman yang lalu)
WNT: "Iya betul sekali"
BN: (bersemangat) "Untuk daerah/kabupaten mana mbak?"
WNT: "Kabupaten Gianyar"
BN: "Sompret!, telponnya nanti tahun 2017 aja ya mbak" (sambil banting HP dan gigit meja praktek"
BN: (geleng-geleng kepala sambil nangis)... "Nasib... Nasib... Nasib..."

Tuttt.... Tutttt.... Tutttt (telepon terputus)
WNT: (diseberang telpon)... "Halo.... Halo... Halo..."

 

Catatan:

- Kabupaten Gianyar baru mengadakan pilkada tahun 2012, seharusnya tahun 2017 baru akan diadakan pilkada.
- Provinsi Bali terdiri atas 8 kabupaten (Jembrana, Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung dan Karangasem) dan 1 kotamadya (Denpasar)
- Pilkada serentak di Bali hanya untuk 5 kepala daerah yaitu pemilihan walikota Kota Denpasar, Bupati Kabupaten Badung, Bangli, Karangasem dan Tabanan. Kabupaten Jembrana direncanakan mengadakan pilkada juga namun masih menunggu keputusan KPU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun