Mohon tunggu...
visensia RiniAnggraini
visensia RiniAnggraini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Pecahan Mudah dengan Teori Bruner

5 November 2021   17:27 Diperbarui: 5 November 2021   17:42 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori belajar yang dipelopori oleh Bruner adalah teori belajar kognitif yang merupakan peralihan dari teori belajar behaviorisme. Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome

Seymour  Bruner adalah tokoh psikologi yang banyak melakukan penelitian tentang persepsi manusia, berfikir, belajar dan motivasi. Perhatian beliau terhadap bagaimana manusia menerima informasi untuk mencapai sesuatu yang bermakna cukup besar. 

Oleh karena itu, beliau memandang ada 3 proses perkembangan kognitif seseorang, yaitu

  • Proses pemerolehan informasi baru,  yang bisa didapatkan dari membaca buku, melihat sesuatu, mendengarkan penjelasan guru, berbicara dengan orang lain, dan lain-lain.
  • Proses transformasi informasi yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisa pengetahuan baru sehingga menjadi lebih bermakna.
  • Proses mengevaluasi atau menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Lebih dalam lagi, Bruner menyatakan bahwa ada tiga tahap yang dapat meningkatakan perkembangan siswa dalam memproses informasi.

Berikut adalah contoh penerapan teori Bruner dalam memproses informasi yang dapat dilakukan di dalam pembelajaran Matematika dengan topik Pecahan.

  1.  Enaktif, yaitu tahap dimana siswa memperoleh pengetahuan dengan pengamatan langsung dan mengamati benda secara konkrit bahkan siwa dapat memegang benda tersebut secara langsung.Tahap ini biasanya diterapkan pada kelas kecil. Pada tahap ini, guru dapat membawa pizza ke kelas dan mulai membagi pizza menjadi 2 untuk menunjukkan pecahan atau membagi pizza menjadi 4 untuk menujukkan apa itu begitu seterusnya. Cara ini sangat efektif bila digunakan karena siswa benar-benar mendapatkan gambaran mengenai pecahan dan sangat menarik untuk siswa. Benda yang dibawapun bisa diganti menjadi roti, coklat, dan lain-lain.
  2. Ikonik, yaitu tahap perkembangan siswa melalui visualisasi verbal dan gambar-gambar.Tahap ini bisa dilakukan di kelas yang lebih besar, dimana siswa mulai diperkenalkan pecahan dalam bentuk gambar atau model. Gambar bisa berupa kotak memanjang yang dibagi beberapa bagian untuk menunjukkan pecahan yang dimaksud. Contohnya kotak memanjang dibagi menjadi 5 bagian dimana satu kotak kecil dapat diartikan menjadi 1/5 demikian seterusnya. Hal ini dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang membutuhkan pemahaman lebih.
  3. Simbolik yaitu tahap perkembangan siswa melalui symbol Bahasa, matematika, logika dan lain-lain. Pada tahap ini, siswa mampu untuk memahami bentuk abstrak dari sebuah gagasan.Tahap ini bisa digunakan di kelas yang lebig tinggi lagi, dimana penggunaan symbol-simbol sudah lebih sering digunakan, seperti , , dan lain-lain.

Ketiga tahap ini hendaknya dilakukan secara utuh atau terintegrasi bukan secara terpisah, sehingga siswa akan mendapatkan pembelajaran sepanjang masa dan benar-benar melekat pada cara berfikir mereka hingga dewasa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun