Tangerang Selatan, Minggu (17/12/2023)-Boikot yang ramai dilakukan oleh masyarakat Indonesia dan beberapa negara lainnya terhadap produk-produk yang mendukung Israel. Salah satunya adalah restoran fast food yaitu McDonald's yang ikut merasakan dampak dari pemboikotan yang dilakukan masyrakat indonesia ini.
Boikot yang dilakukan telah mempengaruhi penjualan dan pengunjung gerai McDonald's. Kini berbagai gerai McDonald's di Indonesia terlihat sepi dari pengunjung meskipun telah masuk jam makan siang. Aksi Boikot McDonald's telah menciptakan dilema bagi banyak orang, termasuk karyawan yang menggantungkan hidup mereka pada pekerjaan ini dan pengunjung yang memiliki kekhawatiran terhadap isu-isu yang terjadi. Sementara aktivis konsumen dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan, dampak terhadap pekerja dan kelangsungan usaha juga perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Boikot McDonald's ini di pacu karena perusahaan ini memiliki keterlibatan terhadap keuangan dengan entitas-entitas yang mendukung gerakan zionis di Asia Barat. Masyarakat Indonesia mendesak pihak McDonald's untuk terbuka membeberkan hasil keuangan mereka terkait dengan zionis dan menuntut tindakan yang konkret untuk membuktikan bahwa mereka netral terhadap konflik yang sedang terjadi.
Pihak McDonald's sendiri telah memberikan pernyataan resmi mereka, terhadap klaim tersebut dan menegaskan bahwa perusaan tidak memiliki keterlibatan terkait konflik politik dan mereka berkomitmen untuk selalu menyajikan hidangan mereka yang berkualitas tinggi kepada seluruh pelanggan di dunia. Meskipun pernyataan McDonald's terkait konflik tersebut sudah keluar, masih banyak serangan daring terhadap citra McDonald's tetap berlanjut.Â
Boikot McDonald's ini meberikan dampak terhadap para karyawan yang bekerja di berbagai gerai seluruh dunia. Seiring dengan penurunan pengunjung dan pendapatan, pihak McDonald's terpaksa mengurangi jam kerja karyawan atau bahkan memutuskan hubungan kerja untuk menyesuaikan situasi keuangan yang sedang sulit.Â
Via , seorang karyawan McDonald's yang telah bekerja di sana selama 1 tahun lebih. Via menceritakan bahwa seruan boikot telah menyebabkan target penjualan tidak tercapai. Adanya pengurangan karyawan yang cukup banyak dan dalam sehari kurang lebih 7 crew di liburkan, biasanya satu hari rata-rata karyawan yang masuk di store ramai sampai sekitar 15-20 karyawan. Bahkan ada karyawan yang sedang melakukan magang sampai 2 bulan kemudian di liburkan atau bahkan ada beberapa yang lebih memutuskan untuk resign.Â
Para pekerja yang juga menyuarakan keprihatinan mereka terhadap citra buruk yang melekat pada perusahaan tempat mereka bekerja. Meskipun mereka tidak memiliki hak kontrol atau kebijakan perusahaan.
Pengunjung setia McDonalsd's juga merasa kebingungan dan bimbang terkait konflik yang terjadi saat ini. Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa mereka tidak akan mendukung perusahaan yang terlibat kontroversi politik atau kontroversi keuangan. Sementara banyak pengunjung yang menghindari McDonald's karena situasi saat ini.Â
Nilam, Seorang pengunjung setia McDonald's, mengatakan, " saya suka sekali makan di McDonald's, saya sebenarnya tidak mendukung sesuatu yang membuat orang lain rugi,Saya juga ingin mendukung perubahan, tetapi saya juga merasa prihatin dengan karyawan yang bisa kehilangan pekerjaan atau pendapatan karena boikot ini, bisa dilihat kondisi McDonald's sendiri sepi pengunjung dan ini sangat berdampak bagi para karyawan.Â