Republik Uzupis. Mungkin banyak yang baru mendengar nama ini. Saya juga. Saya baru tahu tentang Republik Uzupis kala berkunjung ke kota Vilnius, Ibukota Lithuania.Â
Uzupis dalam Bahasa Lithuania artinya, "di luar sungai", dan memang sesuai dengan namanya, daerah ini terpisah oleh sungai Vilnele dari bagian lain di kota Vilnius.Â
Untuk memasuki Uzupis, kita harus menyeberangi jembatan. Menyusuri jalan sepanjang sungai, kita akan menemui Uzupis Art Incubator, tempat dimana kita bisa menemukan berbagai benda seni nan unik.Â
Salah satu karya seni utama di sini adalah patung Putri Duyung Uzupis. Konon bila pengunjung menatap mata putri duyung ini terlalu lama, maka ia akan menetap di Uzupis selamanya.
Salah satu jalan di Uzupis bahkan mendapat julukan "Jalan Kematian", tak hanya karena tingginya angka kriminalitas di area tersebut, tetapi juga karena daerah itu terkenal sebagai daerah Yahudi dimana pada masa itu bangsa Yahudi sedang mengalami masa pembinasaan oleh kaum Nazi.
Situasi Uzupis berubah seiring waktu. Pada tahun 1997, tepatnya pada tanggal 1 April, tangal yang dikenal dengan April Mop, adalah 12 seniman mendeklarasikan kemerdekaan Uzupis.Â
Walaupun terkesan main-main (lihat saja dari pemilihan tanggal deklarasi), namun para seniman ini memiliki misi dan visi yang jelas. Menteri luar negeri Uzupis, Tomas epaitis, yang merupakan salah satu pendiri republik ini, menjelaskan bahwa republik ini lahir dari filosofi Aristoteles, dimana salah satu filosofinya adalah bahwa sebuah kota harus mempunyai batas penduduk.Â
Uzupis ingin menciptakan negeri baru yang didasarkan atas pemikiran bahwa negara yang baik hanya bisa memiliki lebih dari 5000 penduduk, karena otak manusia tidak dapat mengingat wajah lebih dari jumlah itu. Sehingga di negeri ini, setiap orang kenal satu sama lain, dan karenanya akan sulit untuk berbuat tidak baik.
Walaupun lahir pada saat April Mop, namun Republik ini "serius" dan memiliki berbagai hal yang umumnya dimiliki sebuah negara, seperti:
- Uzupis memilki presiden, pemerintahan, dan juga mata uang. Bahkan Uzupis memilki Angkatan laut yang terdiri atas 3 kapal kecil.Â
Sempat memilki tentara yang terdiri atas 10 orang, namun baru-baru ini dibubarkan karena tidak sesuai dengan nilai yang dianut sebagai republik pencinta damai.
- Uzupis memiliki konstitusi, yang dikenal dengan sebutan Konstitusi Republik Uzupis. Konstitusi ini ditulis oleh Menteri Luar Negeri dan Presiden (Romas Lileikis). Terdapat 41 klausul di konstitusi ini yang merangkum intisari dari idealisasi pemikiran bebas.Â
Seperti "Setiap orang memiliki hak untuk senang atau sedih", "Setiap orang memilki hak untuk meninggal, namun ini bukan merupakan kewajiban", "Setiap orang memilki hak untuk mengerti" dan juga "Setiap orang memiliki hak untuk tidak mengerti apapun", "Setiap anjing memilki hak untuk menjadi anjing" dan "setiap kucing tidak berkewajiban menyayangi pemiknya, tetapi harus menolong pada saat diperlukan".
Adanya klausul tentang anjing dan kucing, karena sang presiden adalah pencinta anjing dan Menteri luar negeri adalah pencinta kucing. Klausul konstitusi Republik Uzupis yang unik dan menarik ini sudah diterjemahkan ke lebih dari 30 Bahasa.
Sang presiden menduduki posisinya sejak saat negeri ini berdiri hingga sekarang. Presiden dan para menterinya mengadakan pertemuan berkala yang umumnya dilakukan pada hari Senin.Â
Bersama mereka membuat gerakan politik dan juga aktif membangun hubungan dengan negara lain, walaupun tidak secara resmi.
Patung ini meniup trompet, yang menandai era baru kebebasan berpikir, kembalinya kemerdekaan artistik di Eropa timur setelah bertahun-tahun tertindas.
Setiap tanggal 1 April, republik ini merayakan kemerdekaannya. Dikenal dengan nama Hari Uzupis. Pada hari istimewa ini, pengunjung bisa mendapatkan cap di paspor saat mereka menyebrang jembatan masuk ke Uzupis. Hanya hari itu, karena hari lain "perbatasan" tidak ada yang jaga.
Bahkan Dalai Lama mengunjungi Uzupis beberapa kali dan dalam kunjungannya yang ketiga, ia menyempatkan menanam pohon di Alun-alun Uzupis, yang dikenal dengan sebutan Alun-alun Tibet. Di tengah taman ini terdapat mandala yang diberkati sendiri oleh Dalai Lama.
Berjalan-jalan di Uzupiz, kita juga akan menemukan rambu-rambu jalan. Tak seperti umumnya rambu jalan di tempat lain, rambu jalan di Uzupis memilki gambar unik, seperti gambar "muka tersenyum" (yang artinya kita harus selalu tersenyum saat berada di sini), "20" (yang artinya kita harus pelan-pelan menikmati negeri ini), Â "Mona Lisa" (untuk mengingatkan bahwa kita berada di daerah artistik) dan gambar "mobil jatuh ke dalam sungai" (sebagai pengingat kalau kita berada di seberang sungai, jadi harus hati-hati).
Dengan kekuatan seni, Uzupis terlahir kembali. Ia menjadi tempat yang damai. Ketika seseorang menyebrang sungai memasuki Uzupis, orang tersebut bisa menjadi dirinya sendiri, tidak terpengaruh/khawatir oleh pandangan orang lain.Â
Orang akan lebih rileks dan bahagia. Berbeda dengan Uzupis di masa lalu, Uzupis kini adalah Uzupis yang inspiratif, berjiwa dan berwarna. Terima kasih, Seni!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H