Siapa yang tak suka es krim? Mungkin hanya yang sedang sakit gigi. Es krim menduduki peringkat atas sebagai snack yang paling disukai di dunia. Keberadaan es krim dapat ditemukan jejaknya sejak 4000 tahun yang lalu, berdasarkan adanya rumah es yang digunakan untuk menyimpan salju pegunungan.Â
Bangsa Persia dari tahun 500 SM juga diketahui menyimpan salju musim dingin di rumah es mereka yang disebut Yakhchal, yang dapat disimpan dan digunakan untuk berbulan-bulan lamanya.Â
Alexander Agung (356-323 SM) dikabarkan penggemar berat es krim. Ia sangat menikmati susu beku yang diberi madu dan nektar. Demikian juga dengan Kaisar Roma, Nero Claudius Caesar, dimana salju digunakan untuk membekukan minuman buah yang sangat disukainya.
Berdasarkan definisi, Es krim adalah campuran susu yang mengandung lemak minimal 10%, gula dan beberapa bahan seperti perasa dan pewarna, campuran ini kemudian dibekukan sambil dikocok, yang bertujuan untuk memasukkan air bubble ke dalam campuran yang berperan dalam menghasilkan tekstur lembut es krim dan membuat es krim lebih "kokoh", setelah itu campuran ini dibekukan.Â
Berbagai tempat memiliki es krim versinya. Sebut saja Italia yang memiliki Gelato. Walaupun tidak memenuhi kriteria sebagai es krim, karena susu yang digunakan di Gelato memiliki kadar lemak hanya 4 - 9 persen, Gelato tetap dianggap sebagai es krim. Turki dengan Dondurma. Es krim Turki ini memiliki tekstur yang berbeda dengan es krim yang biasanya kita kenal.Â
Es krim Turki ini elastis dan kenyal, karena penggunaan Salep, tepung yang dibuat dari tanaman spesies orchid. Juga ada Kulfi, yang dikenal sebagai es krim versi India. Walaupun menggunakan susu, namun cara pembuatannya berbeda dengan cara pembuatan es krim, yang perlu dikocok. Pada Kulfi, susu dipanaskan hingga kental, baru kemudian didinginkan.
Kulfi yang berasal dari India, menyebar hingga ke Bangladesh, Sri Lanka, Nepal, Pakistan, Timur Tengah, dan Myanmar. Saya berkesempatan mencobanya saat berkunjung ke Nepal. Kala sedang menyusuri Patan Durbar Square, mata saya tertumbuk pada kios kecil yang menjual es krim.Â
Yang menarik saya mendekati kios ini adalah kemasan es krim yang dijual tidak biasa, tetapi dalam kemasan yang gerabah/kendil. Juga rasa yang ditawarkan oleh es krim tersebut, yaitu rasa safron.Â
Bertanya kepada bapak penjual, ia menjelaskan bahwa "es krim" tersebut bernama Kulfi, dan ternyata kendil yang harusnya terbuat dari tanah liat, ternyata terbuat dari plastik yang warna dan bentuknya dibuat mirip seperti kendil.Â
Sesuai dugaan, rasanya unik. Manis. Ada sentuhan rasa rempah. Walaupun saya tergolong penggemar es krim coklat, namun es krim ini mampu membuat saya tak berhenti untuk menghabiskannya.