"Mengapa banyak Fanta di altar Thailand?"
Pertanyaan itu timbul saat saya melihat (hampir) di setiap altar di Thailand, selalu terdapat Fanta, minuman soda berwarna merah. Pertanyaan tersebut membuat saya penasaran. Kepikiran.Â
Walaupun tentunya tidak sampai mengganggu jatah tidur saya. Sasaran terdekat untuk dimintai jawaban, tentunya teman-teman Thai. Namun, pertanyaan yang saya pikir mudah dijawab, ternyata lebih banyak mendapatkan reaksi tertawa bingung. Banyak yang tidak tahu. Mereka melakukan karena sudah terbiasa saja.
Karena sudah "mentok", sasaran berikutnya adalah "Google". Ternyata, saya tidak sendirian. Banyak juga yang penasaran dan mempertanyakan makna Fanta ini. Sebelum mengupas alasannya, ada baiknya kita mengetahui dulu sedikit mengenai Altar Thailand. Jujur saya agak bingung menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.Â
Dalam Bahasa Thai disebut "Saan Phra Phum", Saan artinya rumah dan Phra Phum dapat diartikan roh/dewa/malaikat. Jadi Saan Phra Phum dapat diartikan Rumah untuk roh/dewa/malaikat. Kalau dalam Bahasa Inggris diterjemahkan menjadi "Spirit House". Karena (menurut saya) rasanya agak kurang pas kalau diterjemahkan sebagai Rumah Roh, maka saya memilih untuk menggunakan kata "Altar".Â
Dengan pertimbangan, menurut Wikipedia, "Altar adalah bangunan apapun di mana (hewan) kurban atau persembahan lainnya dipersembahkan untuk tujuan religius, atau tempat sakral di mana upacara keagamaan berlangsung". Di Thailand, hampir di setiap bangunan, mulai dari gedung pencakar langit sampai rumah sederhana bahkan pohon (terutama pohon yang besar), kita akan menjumpai Altar ini.
Dekorasinya biasanya lebih sederhana dibanding Saan Phra Phum. Terkadang dalam sebuah bangunan/rumah, memiliki dua altar, dan bila demikian maka Altar Saan Phra Phum akan dibuat lebih tinggi dari Altar Saan Chao Thii.
Sedangkan di altar Saan Pha Phum, akan dilengkapi dengan patung dewa yang memegang uang dan pedang, sebagai lambang rejeki dan perlindungan. Selain patung berbentuk manusia, juga ditempatkan patung hewan, seperti gajah dan kuda, yang menyimbolkan kendaraan untuk para roh yang "tinggal" di altar tersebut.