Nah bandingkan dengan memasak sendiri. Bagi yang biasanya kebagian tugas memasak di rumah, pasti sudah tahu dan kebayang repotnya. Mulai dari mencari ide masakan. Mau masak apa hari ini? Mungkin banyak yang tidak tahu, bahwa ini sebetulnya tugas "berat". Berdasarkan pengalaman pribadi, saya kadang suka kehabisan ide. Masak yang itu-itu lagi, dijamin akan dapat protes dalam waktu sesingkat-singkatnya.Â
Mesti cari makanan yang disukai, yang juga sehat dan khusus buat saya, yang proses masaknya cepat. Tak heran banyak sekali situs maupun aplikasi yang berisi resep masakan. Sungguh hal yang sangat membantu. Walaupun tetap saja memerlukan waktu, yang kadang tak singkat untuk mendapatkan resep yang sesuai.Â
Oya, karena saya belanjanya mingguan (sulit rasanya bila tiap hari harus belanja), maka ide masakannya kira-kira juga untuk 1 minggu. Nah bisa dibayangkan, perencanaannya bisa melebihi rumitnya perencanaan seorang arsitek.
Bila ide masakan sudah ada, berikutnya adalah persiapan bahan-bahan masakannya. Beruntung saya hidup di jaman yang memberi banyak kemudahan. Bila tak sempat, bisa menggunakan jasa beli dan antar yang sekarang ini banyak sekali pilihannya.Â
Harga jasanya pun relatif masuk akal. Bahkan sekarang ini, saya lebih banyak memilih belanja supermarket dengan menggunakan jasa ini. Hemat waktu dan tidak perlu berat-berat bawa pulang ke rumah.
Apabila bahan-bahan sudah punya, berikutnya adalah proses memasak. Karena saya penyuka masakan simple, biasanya saya memerlukan waktu 1 Â jam untuk menyiapkan makanan. Sudah pasti rendang atau gudeg tidak masuk dalam daftar memasak saya.
Nah, mulai sepakat kalau memasak itu bukan proses yang gampang?
Kondisi ini jadi membuat saya bertanya-tanya apakah memasak di rumah masih perlu?
Pilihan yang sulit. Walaupun memasak itu bukan pekerjaan yang mudah, dan tawaran kemudahan mendapat makanan tanpa perlu masak sangat menggoda, saya biasanya tetap memilih memasak sendiri di rumah. Banyak alasan.Â
Alasan yang terkesan klise tapi betul, yaitu kalau masak sendiri kita tahu betul bahan yang kita gunakan. Yakin dengan kebersihannya. Yakin akan sehatnya. Yakin akan prosesnya. Makanpun tak pakai khawatir.
Alasan berikutnya yang juga masih berkesan klise, yaitu rasa bahagia pada saat orang yang kita buatkan makanan, menikmati masakan kita. Apresiasi dari pasangan, atau saat anak meminta dibikinkan makanan kesukaannya, merupakan pemicu untuk memasak sendiri.