Latihan dengan metode Live-Fire ini berguna bagi personil dan pasukan militer untuk mengenali persenjataan yang mereka gunakan pada keadaan pertempuran sebenarnya sehingga tidak terbatas pada latihan pada umumnya serta simulasi.
Namun terlepas dari kesiapan militer dari kedua negara, lokasi daerah daerah yang menjadi hotspot menjadi keuntungan tersendiri bagi Tiongkok karena selain jaraknya yang relatif dekat dengan mereka juga waktu yang dibutuhkan.
Berbeda dengan militer Amerika yang membutuhkan waktu yang lebih untuk mempersiapkan dan mencapai hotspot walau ada beberapa kekuatan militer AS yang memang berpangkalan di daerah sekitar hotspot namun tidak dalam skala penuh seperti Tiongkok.
Kecepatan militer Tiongkok dalam penerjunan (deployment) kekuatannya merupakan signal kesiapan mereka (ready for combat) terhadap berbagai kemungkinan (ancaman) terlepas dari status keadaan kawasan serta status keamanan (security level) di dalam negeri Tiongkok.
Sedangkan pada sisi Amerika, penguasaan Tiongkok pada kawasan Laut China Selatan merupakan ancaman tersendiri karena LCS merupakan benteng  pertahanan mereka atas teritori mereka di kawasan Pasifik sebelum.memasuki daratan utama mereka sehingga bila LCS dan Pasifik sudah lumpuh maka jalan terbuka untuk melumpuhkan pertahanan di daratan utama Amerika.
Stabilitas pada kawasan LCS akan terganggu dan bahkan pada tahap latihan militer sekalipun, seperti yang diberitakan Kompas.com (5/8/22) latihan militer Tiongkok yang akan digelar dari 4-7 Agustus 2022 akan mempengaruhi 17 jalur pelayaran internasional dan 7 buah pelabuhan dari Taiwan.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H