Industri pariwisata sudah bersiap diri menyambut kembali para wisatawan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Bali yang menjadi destinasi wisata utama bagi wisatawan lokal mancanegara juga sudah bersiap diri.
Namun untuk memulai kembali kegiatan di industri pariwisata akan jauh berbeda dengan apa yang sedang dihadapi oleh industri aviasi sebagai industri yang justru sebagai industri pendukung satu sama lainnya.
Pada industri aviasi akan lebih kompleks lagi karena tidak hanya mencakup satu sektor saja tapi seluruh sektor yang ada di industri aviasi seperti maskapai, pusat pemeliharaan pesawat, bandara dan lainnya.
Setiap sektor akan memiliki tantangan masing masing namun yang yang terberat adalah maskapai yang justru menjadi andalan utama untuk memulai kembali kegiatan pariwisata.
Pandemi banyak meruntuhkan maskapai di dunia baik yang mengakibatkan maskapai keluar dari bisnis maupun yang membuat maskapai melakukan efisiensi berupa restrukturisasi baik finansial maupun dalam hal armada.
Beban kewajiban maskapai kepada para pihak leasing yang tidak dapat dipenuhi oleh maskapai akibat turunnya keterisian kursi pesawat banyak membuat maskapai mengembaikan pesawat pesawat mereka.
Secara finansial ini akan mengurangi beban maskapai namun dengan pengurangan armada akan membawa dampak pada rute penerbangan baik itu dari segi jumlah rute maupun frekuensi pada masing masing rute.
Sebuah pesawat pada maskapai bisa dimaksimalkan utilitasnya dengan jumlah rute penerbangan serta frekuensi pada sebuah rute namun bila pesawat tersebut dikembalikan kepada pihak leasing akan membawa dampak pada kemampuan maskapai dalam melayani penerbangan kepada publik.
Singkatnya, pengurangan armada akan mengurangi rute dan frekuensi penerbangan yang dilayani oleh maskapai. Selama pandemi ini maskapai di Indonesia juga melalui masa masa sulit dan berujung pada pengembalian pesawat pesawatnya ke pihak leasing.
Selama tahun 2021 maskapai Garuda Indonesia dan Lion Group banyak mengembalikan pesawat-pesawat mereka, beberapa diantaranya ada 12 buah pesawat Bombardier CRJ1000, 2 buah pesawat Boeing B-737 800 NG sedangkan anak perusahaannya, Citilink juga telah mengembalikan 3 unit pesawat.