Breaking News ##
Pesawat kargo dan terbesar Antonov AN-225 Mriya dikabarkan telah hancur akibat serangan yang dilancarkan Rusia pada tanggal 27 Februari lalu, pesawat yang diberi nama oleh NATO sebagai AN-225 Cossack ini dikabarkan menjadi korban penyerangan oleh Rusia, beritanya disini
Pesawat yang hanya ada satu ini dibangun pada era kejayaan Uni Soviet oleh pabrikan Antonov Design Bearau yang berkedudukan di Ukraina.
Pesawat ini diproduksi untuk keperluan pengangkutan pesawat ulang alik Soviet Buran sama dengan pesawat Boeing B-747 SCA (Shuttle Carrier Aircraft) milik NASA.
Antonov AN-225 Mriya ini bermesin jet sebanyak 6 buah dan dengan 32 buah roda dan dengan kecepatan maksimum 850km/jam dan kecepatan jelajah 800 km/jam serta daya jelajah dari 4,000-15,400 km.
Pesawat ini dapat mengangkut hingga 253,820 kg kargo dan berawak 6 kru dan masih memegang beberapa rekor dunia seperti rekor pesawat terbesar di dunia dan pesawat dengan rentang sayap terpanjang dengan 88,4m serta rekor mengangkut 4 unit tank dengan total berat 253,82 ton pada 11 September 2001.
Pesawat terbesar didunia ini sudah banyak melakukan misi seperti penerbangan ke Thumrait, Oman untuk mengangkut sebanyak 216,000 makanan siap saji bagi personnel militer yang bertugas disana, pesawat ini juga ikut andil dalam pendistribusian vaksin Covid 19 dari Tiongkok ke berbagai negara.
Perjalanan pesawat ini pada dunia penerbangan  berliku liku sejak penerbangan perdananya pada 21 Desember 1988, runtuhnya Uni Soviet berimbas pada penghentian program pesawat ulang alik Buran dan menyebabkan pesawat Antonov AN-225 nganggur dan disimpan (Stored) sejak tahun 1994 hingga tahun 2001 ketika Antonov Airlines mengoperasikan untuk penerbangan kargo komersial dengan melakukan refurbishment pada struktur dan mesin pesawat.
Hanya ada satu unit yang berhasil diselesaikan oleh Antonov dari dua unit pesanan sebelumnya, unit kedua tidak dapat diselesaikan yang memerlukan biaya hingga $ 300 juta, pihak Antonov kesulitan dalam mencari partner untuk bekerjasama menyelesaikan pesawat kedua.
Perusahaan dari Tiongkok, Airspace Industry Corporation of China (AICC) sempat dikabarkan akan menjadi partner Antonov namun dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung sejak 2014 membuat banyak pihak yang meragukan pembangunan pesawat kedua ini karena ada beberapa bagian yang hanya tersedia di Rusia.