Mohon tunggu...
Mauraqsha
Mauraqsha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Staff Biasa di Aviasi.com

Penggemar Aviasi namun terjun di Pariwisata, berlayar pilihan pertama untuk liburan, homestay dan farmstay piihan pertama untuk penginapan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ini Satu Hal yang Selalu Terlupakan Saat Merencanakan Liburan

6 Februari 2022   03:36 Diperbarui: 6 Februari 2022   05:14 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : HansMartinPaul (pixabay.com)

Pada umumnya kita semua membuat daftar atau bucketlist akan destinasi wisata untuk liburan berkutnya disertai dengan hal lainnya seperti memilih baju, sepatu, sandal, topi dan bahkan tak jarang dari kita harus pergi ke mall untuk membeli keperluan tersebut.


Alasan menuju ke Mall bukan karena kita tidak memiliki apa yang kita butuhkan tapi lebih pada efek eforia liburan.


Mungkin kita tidak pernah memikirkan kejadian atau insiden yang mungkin bisa terjadi selama berlibur, pernakah kita membayangkan kemungkinan kapal atau perahu yang membawa kita ke sebuah pulau mengalami insiden seperti mesin mati ?


Terombang ambing di tengah laut dan diatas kapal yang tak dapat dikendalikan bukan sesuatu kondisi yang nyaman dan aman.


Pada beberapa kesempatan, penulis tak jarang melihat beberapa dari kita naik kapal non kapal wisata serta tanpa persediaan pelampung atau life vest, walau keadaan laut memang tenang di pagi hari, apa pun bisa terjadi.


Di sekitar Pulau Moyo, Sumbawa dikenal angin kolong yaitu angin yang dapat berhembus secara tiba tiba serta berubah arah secara tiba tiba pula, terlebih ketika berada di Selat antara Tanjung Munangis dengan Rajasua di pulau Moyo.


Angin kolong ini konon menjadi salah satu kontribusi jatuhnya sebuah sebuah pesawat latih milik sekolah penerbang di Lombok beberapa tahun yang lalu, baik pesawat dan kedua orang yang berada di dalam pesawat tak dapat ditemukan, bisa disebabkan terbawa arus bawah laut yang memang terkenal kencang di kawasan Tanjung Pasir selatan tersebut.

Selain angin di laut, pemandangan air laut yang tenang di permukaan tidak selamanya memberikan rasa aman, arus bawah laut yang beresiko menghanyutkan kita sejauh dan secepat yang kita tak pernah bayangkan sebelumnya.


Bagi traveler tunggal juga mungkin tidak pernah memikirkan segala kemungkinan terburuk ketika berada di sebuah destinasi tanpa satu orang pun mengenalnya, apa pernah membuat rencana untuk mengantisipasi hal terburuk.


Apa rencana kita bila kita terjatuh saat trekking seorang diri dan tak sadarkan diri? siapa yang akan memberi pertolongan  siapa pula yang akan memberitahu keluarga kita?.

Terkadang mengirit biaya akan lebih membuka peluang untuk dapat beribur namun memberikan opsi yang terbatas pada kita saat menghadapi hal yang terduga, misalnya saat harus charter kendaraan untuk menuju ke bandara yang terletak jauh sekai.


Tanpa kita sadari bahlan untuk hal yang kecil seperti obat obatan atau P3 kit jarang terlintas oleh pikiran kita sebagai sesuatu yang musti ada setiap waktu, laksana passport ketika liburan ke mancanegara.


Belum lagi bencana alam yang tak seorang pun di dunia ini yang dapat mengetahui persis baik detik menit jam hingga hari nya?


Pertanyaan pertanyaan kepada tour operator oleh wisatawan umumnya berkisar pada kamarnya AC atau tidak, ada tempat untuk selfie tidak, serta kapalnya bagus tidak, bukannya ada lifejacket tidak dikapal, tidak pernah terdengar apakah harga ini termasuk asuransi perjalanan ?

Pada jaman media sosial seperti sekarang ini, informasi yang dibagikan tentang destinasi wisata biasanya terbatas pada harga seperti harga sewa sepeda motor atau harga masuk dan lainnya, jarang ada yang membagikan informasi keberadaan pusat kesehatan di pulau misalnya.


Informasi yang terbatas ini selain menghilangkan peran tour operator juga membuat para wisatawan merasa lebih menguasai medan ketimbang tour operator yang notabene adalah orang lokal.

Tak ada ruginya sebenarnya untuk tidak puas terbatas pada informasi informasi yang dibagikan lewat berbagai platform online, selalu timbulkan pertanyaan sebanyak mungkin tentang destinasi yang kita ingin tuju dan cari tahu melalui internet seperti yang berupa map dan direktori.


Eforia liburan menghapus segala kemungkinan itu semua baik dalam bucketlist kita dan utamanya dalam pikiran kita, terlebih juga ketika jawaban dari tour operator yang mengatakan aman, semua terjamin aman, membuat bayangan akan kemungkinan terburuk terhapus seketika itu pula.


Semua kemungkinan terburuk ini sebenarnya dapat diminimalkan dengan usaha yang minim pula , salah satunya yaitu dengan asuransi perjalanan atau travel insurance.


Ya pasti mendengar kata asuransi sudah arrrgghh duluan tanpa mendalami manfaatnya, namun inilah yang sering terabaikan untuk mengantisipasi hal hal terburuk itu tadi.


Dengan melihat kebiasaan wisatawan yang hanya melihat harga (sebagai pembanding dengan operator lain) tanpa melihat apa dan yang tidak ternasuk dalam paket wisata, maka penulis memutuskan untuk selalu memasukan biaya asuransi pada setiap paket dengan bekerjasama dengan salah satu perusahaan asuransi dengan menyediakan asuransi perjalanan dengan biaya hanya dibawah Rp. 25,000 per orangnya, angka yang kecil bila dibandingkan manfaatnya.

Namun tidak semua paket wisata memasukan biaya asuransi atas pertimbangan kompetisi harga, pada dasarnya semua itu harus dimulai dari wisatawan sendiri bukan tour operator.

Walau mungkin kita sudah memiliki asuransi kesehatan misalnya, tak ada salahnya serta rugi bagi kita untuk menambah proteksi kepada diri dan jiwa kita dengan asuransi perjalanan.

Dan untuk traveler tunggal, ada baiknya memberikan nomor telpon keluarga kita kepada pihak pihak seperti penginapan bila tidak menggunakan jasa tour operator (walau sebenarnya direkomendasikan) atau menempatkan nomor keluarga pada daftar teratas pada call log di smartphone.

Bila wisatawan tunggal yang memiliki asuransi perjalanan akan terbantukan dengan feature pada tingkatan asuransi perjalanan seperti rawat inap hingga evakuasi medis


Satu hal dan lebih utamanya lagi selalu hindari untuk tidak memikirkan hal hal terburuk saat merencanakan liburan.


Waktu yang dihabiskan di rumah, sambil bengong, mungkin bisa lebih dapat membuat kita terpikirkan akan hal itu ketimbang waktu yang kita habiskan di mall untuk hanya membeli sandal pantai yang baru yang sebenarnya juga tersedia di destinasi yang kita tuju.


Liburan juga merupakan kegiatan dan atau perjalanan, hal hal terburuk saat bekerja atau pada moda transportasi apapun dapat juga terjadi saat liburan.


Ya, antisipasi perlu dimasukkan pula pada bucketlist dan agenda kegiatan liburan kita diatas sepatu/sandal pantai atau baju lainnya.


Antisipasi sebenarnya merupakan hal yang mendasar dan utama pada setiap perencanaan liburan, satu kata tapi bisa mencakup semua aspek dalam liburan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun