Mohon tunggu...
Virni YasmaVara
Virni YasmaVara Mohon Tunggu... Lainnya - Warga sipil

Perempuan muda yang ingin membawa kedua orang tuanya ke tanah suci Mekkah dan Madinah. Dan meraih mimpi-mimpi kecilnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

A story from the past: The Light of Future Dreams

20 Mei 2024   23:23 Diperbarui: 22 Mei 2024   15:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kibrispdr.org

Fyuh ...' helaan hafas panjang terdengar dari seorang gadis muda yang tengah duduk di depan kantor pajak pemerintahan Kota Valerian. Matanya kian sayup memandang hilir pikuk orang yang berlalu lalang memasuki pusat pembayaran pajak. 

Terduduk di ujung kursi itu, rasa sepi nan pasrah seolah-olah telah merenggut seluruh jiwa gadis itu. 2 tahun yang lalu, ia masih ingat benar. Jika ia sangat menginginkan dan bercita-cita untuk menjadi seorang tenaga medis, lebih ditekankan pada seorang dokter. Sebuah impian yang telah ada sedari ia kecil. Namun, segala hal tiba-tiba saja terjadi. 

Semacam gelombang elektromagnetik yang tiba-tiba menyerang dan menyerap segalanya. Setiap hal yang tidak di inginkannya, yang bahkan mungkin sangat ia benci, tidak pernah ada niat di dalam hatinya untuk memahami setiap hal itu. Namun apa? Takdir telah memutar segalanya. Dari yang tadi tidak pernah ia suka, tidak pernah ia ingin mengetahuinya. Sekarang---sekarang ia memiliki kewajiban untuk mempelajarinya. Dengan berat dan rasa sakit, ia mulai harus melupakan semua impian masa kecil yang telah ia asah dan ia bina sendiri hingga 2 tahun yang lalu.

Matahari telah terbit, bulan telah tertidur kembali. Meskipun hati ini berat menghadapi, tapi sang gadis harus rela menerjang hingga mati. Sebuah keputusan telah dibuat. Dan, sekarang di sinilah ia terjebak. Sebuah kantor perpajakan milik pemerintah. Tempat yang sama sekali tidak diinginkan nya untuk di injak. 

Gadis ini hanya ingin belajar. Ia tidak terlalu berminat dengan kerja lapangan [setidaknya untuk saat itu]. Namun, ia tidak bisa se-enaknya untuk tidak mengikuti program sekolahnya akan kegiatan magang bukan? TIDAK BISA MUNDUR LAGI! Sudah waktunya move-on, dan lakukan apa yang kita bisa sekarang. 

Gadis itu pun menepuk kedua sisi pipinya dengan telapak tangan. Berusaha meyakinkan dirinya akan apa yang harus dilakukan. 'Okay, tidak ada gunanya lagi mengingat hal yang kemarin. Lakukanlah apa yang bisa kau lakukan sekarang. Selagi Allah swt. Masih memberimu kesempatan di kehidupan dan waktu ini. Maka lakukan Alexa!' Besit Alexa dalam hati sinambi berdiri dari duduknya.

Berlari, gadis itu sadar ketika hari ini ia hanya bisa menerima dan melakukan apapun yang ia bisa. Berdiam dan bersedih, tak lagi ada gunanya. Alexa Venecia Lilianeis, putri tunggal dari keluarga yang tidak terbilang kaya atau pun miskin ini merupakan gadis berbakat dengan segudang ilmu, kecakapan, serta kemampuan darinya. Menyesampingkan kenyataan jika ia dipenuhi dengan mimpi-mimpi indah dalam setiap hidupnya. 

Semua mata penuh kebahagiaan pasti akan terlihat dari sorot matanya setiap ia mengharapkan akan sinar di masa depan. Tapi 2 tahun yang lalu, tepat saat ia hendak mencapai kelulusan sekolah menengah pertama, kesuraman demi kesuraman sedikit demi sedikit menerpanya. Ditambah adanya peraturan terbaru dari pemerintah Kota Valerian, membuat Alexa terbatas dalam memilih sekolah. Hingga akhirnya, ia terjebak dalam sekolah yang tidak pernah ia bayangkan akan menimba ilmu di sana. Academi kejujuran Keuangan tingkat III Kota Valerian. Yang terbilang menjadi salah satu dari 10 sekolah ternama di Kota. 

Namun, tidaklah berguna bagi Alexa yang sangat mencintai biologi dan fisika. Tidak suka ataupun suka. Itu tak lagi ada gunanya. Apapun yang terjadi, semua kembali pada fakta. Jika itu artinya, sekarang tempat bernama Academi Kejuruan Keuangan tingkat III Kota Valerian merupakan sebuah pintu dimana ia akan mendapat kesuksesan di masa depan[jika Allah mengizinkan]. Hal itulah yang membuat Alexa bertahan hingga di tahap magang. Lebih tepatnya pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya. 

Sekarang, Alexa tidak memiliki tujuan.Banyak tantangan dalam kegiatan magang yang dilakukan Alexa. Mulai dari rasa berat hati hingga rekan sejawat yang menjadi rekan kerjanya saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun