Namun, sekembalinya kami ke kamar tiada angin tiada hujan tiba-tiba lampu di posko mati. Bukan karena token listrik yang habis pastinya. Kami ingat betul siang hari batu mengisi token tersebut. Bukan pula pemadaman listrik karena kami dapat melihat dengan jelas kalau lampu di rumah warga lainnya menyala normal. Lagi dan lagi tidak ada jawaban akan semua kejadian ini.
Puncaknya, saat acara terakhir dengan warga. Sebelum kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing seiring berakhirnya rangkaian kegiatan, kami duduk sambil mengobrol santai di teras rumah posko itu. Semua baik-baik saja keadaannya sampai tiba-tiba kami merasakan ada yang melempari sesuatu ke arah kami. Tidak ada bekas batu atau apapun yang nampak secara nyata, tapi jelas kami melihat ada sesuatu yang melayang ke arah kami dan kamipun merasakan sesuatu yang dilempar dengan kecepatan sedang hingga tinggi mengenai masing-masing tubuh kami. Tiada orang lain selain kami di lokasi tersebut. Â Jelas pikiran kami langsung dengan cepat menyimpulkan itu bukan perbuatan manusia.
Dengan segera kami bergegas membereskan barang-barang lalu pulang ke rumah masing-masing. Setelahnya kami tidak pernah lagi mengunjungi lokasi tersebut. Kami juga tidak tahu penjelasan setiap misteri yang kami alami selama beberapa minggu aktivitas sosial itu dilakukan.
Biarlah misteri ini tetap menjadi teka-teki. Yang jelas kami sangat sadar bahwa dimensi hidup manusia memang berdampingan dengan alam lain. Tidak perlu saling mengganggu hanya perlu saling menghargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H