Pensi merupakan kepanjangan dari pentas seni yang isinya penampilan dari berbagai macam bidang seni seperti pertunjukan musik, tarian, drama, dan berbagai pertunjukan lainnya yang dapat di tampilkan oleh siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri saat tampil di depan banyak orang dan menumbuhkan kekompakan di dalamnya. Pada tanggal 23 Juni 2022, semua kelas di SMA saya menampilkan hasil latihan pensinya. Seminggu sebelumnya setiap kelas memiliki tema pensi yang berbeda-beda ada yang kebagian tema olahraga, tradisional, dan trend. Setiap angkatan ada tiga tema itu yang setiap kelasnya berbeda-beda. Saat itu kelas saya mendapat tema tentang olahraga, setelah mengetahui tema tersebut, awalnya kami satu kelas sedikit kesulitan dengan tema olahraga tersebut tapi karena kami memikirkannya bersama-sama dan banyak yang memberi saran juga dari teman-teman kelas saya yang pada akhirnya kami dapat menemukan konsep dengan menyatukan saran-saran yang ajukan dari teman-teman kelas. Karena kebetulan di kelas saya cukup banyak atlet dan kita memilih konsep menyatukan semua jenis cabang olahraga menjadi satu pentas seni. Setelah mendapatkan konsep itu kami mulai menyusun dan memilih siapa yang mendapat olahraga basket, voli, badminton. taekwondo, panahan, dan senam.
    Dalam waktu seminggu kami terus berlatih begitupun dengan kelas lain yang sudah sibuk dengan konsep pentas seni masing-masing. Pada saat latihan di hari pertama kelas kami masih belum serius dan masih mengatur konsep supaya rapih dan tersusun. Latihan hari pertama dan kedua kami sibuk mengatur konsep, memilih backsound untuk masing-masing peran, dan memikirkan gerakan yang akan di tampilkan saat pentas seni nanti. Di hari ketiga dan keempat kami sudah mulai membagi-bagi tugas perkelompok olahraganya dan kami berlatih perkelompok terlebih dahulu, seperti yang kebagian olahraga voli mereka berlatih gerakan yang akan di tampilkan di pentas seni. Saat itu saya berkesempatan berolahraga taekwondo karena memang saya ekstrakulikuler taekwondo sejak SD dan berlanjut sampai SMA, saya tidak sendiri saya di temani oleh tiga teman saya yang mengikuti ekstrakulikuler taekwondo juga dan kami menampilkan gerakan taegeuk 7 dan 14 gerakan teknik dasar. di hari kelima sampai hari ketujuh kami mulai menyatukan latihan mulai dari opening, taekwondo, badminton, voli, basket, senam, dan penampilan panahan sebagai penutup dari pentas seni kelas kami.
    Kami sangat bersemangat supaya dapat menampilkan pentas seni kelas kami dengan penuh keseriusan saat berlatih sampai sabtu dan minggu pun kami ke sekolah untuk berlatih pentas seni karena kami tidak ingin mengecewakan wali kelas kami dan membuahkan hasil dari latihan satu minggu ini, walaupun durasi pentas seni kami lebih lama 10 detik dari waktu yang telah di tentukan dan kemungkinan tidak akan mendapatkan juara tetapi kami tetap ingin tampil terbaik. Karena kami sering berinteraksi saat latihan di waktu seminggu itu membuat kami satu kelas menjadi lebih dekat satu sama lain, menjadi lebih memahami satu sama lain yang pada awalnya hanya interaksi saat jam istirahat atau sebatas menanyakan tugas atau materi saja tetapi dengan seringnya bertemu membuat kami lebih menyatu dan terasa kekeluargaannya.
    Pada saat hari minggu sebelum hari-H kami sudah mulai mencari-cari tempat yang biasa menyewakan kostum-kostum, kostum ini akan dipakai oleh dua teman saya yang mendapat peran olahraga panahan, teman teman yang lainnya menyesuaikan dengan olahraga bagiannya, ada yang menggunakan baju kelas, ada yang menggunakan warna yang senada, dan anak taekwondo menggunakan dobok. Pada saat hari-H, kami semua sangat excited ingin menampilkan pensi yang kami latih selama kurang lebih seminggu kebelakang ini, walau ada deg-degannya tapi kami ingin menunjukan kepada semua yang menonton bahwa pensi kami ini bagus. Dan benar saja pada saat kelas kami di sebutkan oleh MC dan backsound baru di mulai, orang-orang yang ada di dalam kelas semuanya langsung terpanggil untuk menontonnya yang awalnya tidak banyak orang yang menonton pada saat pensi kelas kami di mulai orang-orang mulai ramai menontonnya di depan kelasnya dari lantai satu sampai lantai tiga semua pandangannya tertuju pada amphitheater dan sedikit demi sedikit rasa deg-degan itu mulai berkurang karena mendapat tepuk tangan yang membuat saya menjadi lebih percaya diri. Pensi kelas kami di akhiri oleh penampilan panahan yang membuat deg-degan karena takut anak panahnya meleset tidak pada jatuh titiknya dan seketika orang yang menonton pun ikut deg-degan, pada saat anak panah sudah di lepaskan dari busurnya dan jatuh pada titik yang tepat pada saat itu pula tepuk tangan kembali meriah dan berakhirlah sudah penampilan pentas seni kami di hari itu. Sungguh pengalaman yang amat sangat berkesan di hati saya.
daftar rujukan
Julia, J., & Aryati, S. (2021). Kegiatan Pagelaran Seni di SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Cross-border, 4(1), 600-607.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H