Mohon tunggu...
Arif Virkill Yuliannur
Arif Virkill Yuliannur Mohon Tunggu... -

Pekerja IT dan pengembangan bisnis. Menyelami dunia pengembangan software, tech startup, data mining, business intelligence, artificial intelligence dan machine learning. Saat ini bekerja di perusahaan IT di Myanmar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Waktu adalah Ilusi

24 September 2010   19:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:59 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Einstein berkali kali menyatakan bahwa waktu hanyalah ilusi. Waktu tidaklah ada. Bagi anda yang bingung dengan istilah ini atau menyangkalnya, sangat jelas bahwa anda belum memahami hakekat waktu. Manusia sering lupa bahwa waktu hanyalah merupakan satuan untuk menunjukkan durasi sebuah proses. Sama seperti satuan meter untuk mengukur panjang suatu barang. Memotong semua penggaris di dunia ini tidak membuat barang yang diukur menjadi lebih pendek. Menghentikan semua jam di dunia ini tidak membuat semua proses menjadi berhenti. Waktu hanyalah konsep satuan sebagai alat ukur. Oleh karena itu membalikkan waktu tidak sama dengan membalikkan proses. Inilah yang menyebabkan bahwa konsep perjalanan waktu/mesin waktu tidak akan pernah mungkin dibuat. Jika anda masih menyangkal bahwa waktu tidak mungkin berhenti cobalah jawab pertanyaan yang sangat sederhana berikut: Apakah yang akan terjadi jika waktu berhenti? Sebagian besar akan menjawab: semuanya berhenti bergerak. Jam berhenti. Orang2 menjadi seperti patung, dan lain sebagainya. Jika anda bisa menjawab pertanyaan ini, cobalah jawab pertanyaan ke dua. Jika anda bisa membuat waktu berhenti, maka berapa lama anda akan menghentikan waktu? Jika anda menjawabnya dengan satuan waktu, maka anda jelas terjebak kontradiksi. Katakanlah anda menjawab 1 jam, maka anda secara langsung mengatakan bahwa waktu berjalan selama 1 jam ketika waktu berhenti sebelum kemudian dijalankan kembali. Kita harus memahami bahwa waktu berbeda dengan proses. Pada saat anda menjawab pertanyaan pertama bahwa “semua berhenti bergerak” anda melupakan bahwa yang berhenti adalah “proses” bukan waktu. Waktu sendiri tidak mungkin berhenti. Apa implikasinya? Diluar sana yang ada adalah keabadian. Proses yang selalu berlanjut tanpa awal dan akhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun