Mohon tunggu...
Arif Virkill Yuliannur
Arif Virkill Yuliannur Mohon Tunggu... -

Pekerja IT dan pengembangan bisnis. Menyelami dunia pengembangan software, tech startup, data mining, business intelligence, artificial intelligence dan machine learning. Saat ini bekerja di perusahaan IT di Myanmar.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Alasan Bitcoin Bisa Mencapai 1 Miliar

9 Desember 2017   11:17 Diperbarui: 9 Desember 2017   11:57 2635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemarin siang, 8 December 2017 Bitcoin menyentuh 291 juta rupiah. Empat bulan sebelumnya, saat harga di kisaran 35juta, orang enggan membeli karena harga dinilai terlalu tinggi. Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran berapa potensi nilai bitcoin sesungguhnya.

Sejak 1 bitcoin seharga 1 USD, hingga harga 100 USD, hingga harga 1000 USD, hingga harga 10,000 USD, selalu ada orang yang berkata bahwa bubble bitcoin sebentar lagi pecah, bahwa harganya sudah overpriced, dan suara sumbang lainnya. Mereka yang berkata demikian seringnya juga bukan orang sembarangan, mereka yang pengalaman di trading, finance, dan seterusnya. Faktanya harga masih terus naik. Banyak yang masih kebingungan mengenai kenapa harganya kian melambung tinggi. Yang lucu adalah ketika ada suara nyinyir yang disaat bersamaan memperlihatkan ketidakpahamannya atas konsep crypto economy yang tergolong baru ini.

Sederhananya, harga melambung tinggi karena selalu ada yang mau membeli dengan harga yang lebih tinggi. Kenapa ada yang mau beli dengan harga tinggi?

Jawaban instan yang kita sering dengar adalah: Karena orang masih yakin harganya akan naik, karena lebih banyak orang ikut berspekulasi, bahwa ini adalah permainan cukong kelas kakap, dan lain sebagainya. Intinya: Something bigger play with the market price. Soon they will dump and the price will follow along.

Saya yakin itu ada benarnya juga, tapi kebanyakan orang tidak melihat alasan sederhana diluar alasan alasan ala teori konspirasi tersebut: bahwa banyak orang membeli bitcoin simply karena butuh. Butuh buat apa? Bukannya belum banyak usaha yang menerima bitcoin sebagai sarana pembayaran? Bahwa biaya transaksi sekarang sudah terlalu tinggi untuk

Ingat bahwa bitcoin telah menjelma sebagai the new tax haven. Tempat orang bisa menyimpan uang secara aman, bebeas dari incaran pemerintah dan petugas pajak, tidak bisa dibekukan oleh siapapun, bisa dicairkan di hampir semua negara dengan biaya transaksi (relatif sangat) minim.

Orang orang yang menginginkan sarana penyimpanan dengan fitur seperti itu mungkin juga bukan orang baik. Koruptor, bandar narkoba, teroris, kita bisa bayangkan alasan alasan lainnya. Bitcoin menjelma menjadi hal yang mudah dijadikan sebagai sarana pencucian uang. Di era yang hampir bersamaan diamana hampir semua negara sepakat bersatu untuk menghapuskan tax haven,dimana semakin sulit menyembunyikan asset dari mata pemerintah, bitcoin laksana penyelamat. 

Ujung tombak pemerintah untuk mengganjal hal ini adalah regulasi terhadap cryptoexchange. Dimana platform exchange dan tradingseperti bitcoin.co.id diwajibkan melakukan kontrol KYC (Know Your Customer) secara ketat. Aturan ini belum ada di Indonesia, namun terlihat jelas bahwa mereka menyiapkannya. Dengan cara ini, pemerintah masih punya harapan untuk memonitor arus keluar masuk mata uang setempat meskipun ditukar dengan bitcoin. Ini tentu bukan tanpa celah, para pelaku kriminal itu masih bisa mengakalinya dengan melakukan distribusi rekening pada saat pencairan atau deposit. Sedikit repot memang, tapi bisa dilakukan.

Oke, mari kita bayangkan berapa besar jumlah uang gelap yang mungkin beredar dan ingin disimpan secara aman oleh para kriminal itu. Aman dari pemerintah, aman dari petugas pajak. Jika penggunanya sedikit paham tekhnologi, dia akan tau bagaimana membuat penyimpanan bitcoin unhackable. Aman dari pemerintah, aman dari pencuri, satu satunya ancaman terhadap bitcoin sebagai sarana penyimpanan uang kini hanya satu: fluktuasi harga bitcoin.

Seperti kita tau, cryptocurrency seperti bitcoin dikenal dengan fluktuasi harga yang gila gilaan, murni tergantung pada pasar tanpa ada campur tangan pemerintah manapun. Meskipun demikian, secara statistik, fluktulasi ini bukanlah masalah. Terbukti harga justru cencerung naik walau sesekali mengalami koreksi. Hasilnya adalah sebuah instrumen yang nyaris sempurna dari sudut pandang keamanan hingga sudut pandang investasi.

Sekarang, mari kita ingat kembali bahwa dalam ruang bitcoin, hanya ada 21 juta keping bitcoin yang akan ada melalui proses mining. Saat ini ada sekitar 18 juta bitcoin yang sudah tercetak. Termasuk diantaranya, 1 juta bitcoin yang diperkirakan milik satoshi, pengonsep awal Bitcoin tidak pernah beranjak keluar dari walletnya. Sebagian besar sisanya adalah milik orang yang bukan day to day trader. Artinya, diperkirakan hanya sekitar 5-10 juta bitcoin yang tersedia di pasar untuk diperdagangkan dan ini akan terus menyusut mengingat banyak orang berperilaku buy and hold. Short term trading terbukti bagi sebagian orang tidak lebih menguntungkan dan penuh resiko daripada startegi buy and hold.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun