Mohon tunggu...
Agi Suci Nur Indra
Agi Suci Nur Indra Mohon Tunggu... Lainnya - Digital creator / Copywriter

Hai, wankawan. Yuk, kenalan di ig juga @virgoriparthenos ini akun bookstagram saya, jangan sungkan untuk komen dan berbagi cerita disana. Rayakan :) Mengejar bahagia, padahal kesedihan itu sangat menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Book

Ulasan Buku Dunia Anna

9 Oktober 2023   16:53 Diperbarui: 9 Oktober 2023   16:56 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku Dunia Anna
(Sebuah Novel Filsafat Semesta)
Karya Jostein Gaarder
Diterbitkan oleh Penerbit Mizan PT Mizan Pustaka
ISBN 978-979-433-842-1

Bab Identitas :
Sejauh manakah cakrawala etika kita? Ujung-ujungnya permasalahan ini kembali kepada pertanyaan tentang identitas. Apakah manusia itu? Dan siapakah aku? Jika aku hanya diriku badan yang sedang duduk dan menulis ini maka aku adalah sekadar suatu ciptaan tanpa harapan.

Kutipan diatas adalah larik yang menurut saya paling fundamental yang membuat saya akhirnya berhenti sejenak sembari memikirkan apa sejatinya fungsi saya diciptakan. Selain merenungi fungsi penciptaan  selanjutnya yang menjadi bahan renungan adalah siapakah saya yang sesungguhnya, sudahkah saya menemukan diri saya sendiri yang mana sesuai dengan akal budi dan sesuai dengan fungsi mengapa saya diciptakan. 

Sudah hidup 29 tahun namun belum kunjung juga menemukan fungsi mengapa saya diciptakan, dan sebelum jauh membahas penciptaan dan jati diri dalam larik tersebut juga menanyakan kembali apakah manusia itu, hal ini alangkah bijak jika proses perenungannya menggunakan pendekatan filsafat agar cakupannya lebih luas dan mempunyai kebijaksanaan dalam proses menjawabnya.

Dalam buku Dunia Anna saya justru mengkritik diri saya sendiri sebelum membahas alam semesta dan bagaimana dunia ini bekerja, poros buku ini memang bagaimana kita dibuat sadar kembali atau lebih tepatnya dibangunkan dari tidur panjang atas kenikmatan alam semesta, namun sialnya kita juga tidak sadar bahwa perencanaan jangka panjang harus segera dilakukan bukan hanya menjadi ide di ruang debat mana pun. 

Bahkan dari hal detail pun turut dijelaskan sebagai satire kepada kita pada saat tokoh Anna bermain ski dia melihat ada sebuah mobil yang berhenti dengan mesin yang tetap menyala, yang mana ternyata pengendara sedang mampir untuk membeli makanan (Hot Dog) dalam kisah ini sungguh terasa bagaimana Anna emosi dengan pengendara tersebut hingga mengatakan " Hampir saja saya matikan mesin mobilnya dan saya akan lempar kunci kontaknya ke tumpukan salju di sana !" tanpa disadari kita kerap kali melakukan kegiatan tersebut, membiarkan kendaraan kita menyala sedang kita entah sedang berkegiatan yang lain, padahal kita bisa lebih bijak dalam menggunakan energi bahan bakar kendaraan dan alibi kita masih sama " cuman mampir bentar doang kok "

Anna berpikir dalam hati : Kita menghancurkan planet kita sendiri. Kitalah yang telah melakukannya, dan kita sedang melakukannya sekarang.
Dalam hal ini saya pribadi tidak anti dengan pembangunan secara merata atau pengambilan energi dari alam kita, namun yang bahaya adalah dosis dalam setiap pengambilan. Contoh spesifiknya adalah sawit, tentu sawit tidak berbahaya namun penanaman sawit yang hampir satu pulau itu tidaklah bijak. Itulah yang saya maksudkan sebagai dosis, pun begitu dengan kegiatan kita sehari-hari penggunaan energi juga mesti lebih bijak dan ideal ini memang akan terlihat cukup utopis namun jika tidak disadarkan dari sekarang dan terus mengajarkan ke generasi berikutkan akan sangat disayangkan. Kelak generasi berikutnya akan belajar flora dan fauna hanya melalui layar kaca, tidak punya pengalaman empiris bagaimana rasanya menyentuh putri malu, tidak akan bisa merasakan rambut/bulu kasarnya kerbau.

Pajak Lingkungan, ide ini menarik dan mungkin bisa diterapkan secara nyata di negara kita diluar kompleksnya permasalah pajak yang dikorupsi dll. Namun, ide ini unik yaitu orang akan memberikan pajak sesuai dengan minatnya terhadap lingkungan. Misal saya boleh secara spesifik memberikan pajak untuk penangkarang atau pelestari elang. Selama ini pihak swasta yang cukup sering mealukan hal ini, bukankah pemerintah juga wajib hadir dalam hal ini. Bab ini akan menjadi perdebatan panjang namun begitulah satire yang terus diceritakan dalam novel Dunia Anna. Masih banyak kejutan ide lainnya oleh karena itu buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca, mungkin ini adalah buku lama namun isinya akan terus relevan hingga saat ini.     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun