Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, Indonesia tentu memiliki berbagai macam masalah, salah satunya dalam bidang lingkungan. Semakin banyaknya jumlah penduduk tentunya  semakin banyak pula sampah atau limbah yang dihasilkan, terutama limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, terutama sampah organik seperti sisa-sisa makanan (sayur, buah-buahan, dsb). Salah satu upaya untuk mengurangi limbah rumah tangga organik, maka mahasiswa kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) menggalakkan program "Budidaya Maggot" di Dusun Curah Kembang, Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Tujuan lain dari program ini, selain mengurangi volume sampah (limbah organik), untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat memilah sampah sebelum berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mengatasi permasalahan pakan ternak yang tiap tahun semakin mahal, sekaligus menghasilkan kasgot (hasil proses biokonversi sampah organik oleh ulat maggot) untuk dijadikan pupuk.
Minggu (07/11/2021), mahasiswa Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan budidaya ulat maggot sekaligus memberikan contoh dan edukasi terkait budidaya tersebut. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja yang dibuat oleh kelompok KKN Ngenep untuk mengatasi permasalahan yang ada di Dusun Curah Kembang, Desa Ngenep, Kabupaten Malang. Pelaksaan program kerja diawali dengan membersihkan area yang akan dijadikan tempat budidaya maggot BSF. Setelah biopond serta kandang lalat BSF selesai dipasang, dilanjutkan dengan meletakkan limbah organik yang telah dipilah sebelumnya ke dalam biopond sebagai sumber makanan ulat maggot tersebut. Sebanyak 3 kg ulat maggot (usia 3 minggu) diletakkan ke dalam biopond. Kegiatan ini dikontrol setiap tiga kali dalam seminggu untuk memastikan pertumbuhan maggot berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ketika ulat maggot memasuki siklus prepupa yang ditandai dengan perubahan warna yang semula putih kecoklatan menjadi hitam maka dipindahkan ke kandang biakan lalat BSF. Telur yang dihasilkan nantinya dirawat kembali hingga melewati siklus hidupnya tersebut. Sementara, Kasgot atau hasil proses biokonversi oleh ulat maggot BSF nantinya akan dijadikan pupuk yang bermanfaat bagi warga sekitar (terutama warga yang mengelola "Rumah Bibit")
Hasil yang diharapkan dari program kerja ini adalah membantu mengurangi limbah sampah organik yang ada di Dusun Curah Kembang, Desa Ngenep, meningkatkan pendapatan warga dusun dengan melalukan budidaya maggot rumahan, serta menjadikan maggot fresh sebagai pakan alternatif bagi para peternak unggas maupun lele, serta menjadikan kasgot sebagai pupuk yang akan digunakan "Rumah Bibit" yang dimiliki oleh warga Dusun Curah Kembang, Desa Ngenep.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H