Hi, senang sekali untuk bisa berbagi cerita saya, cerita liburan  keluarga saya setiap Natal akan tiba, Wamena Kota Kecil yang menyimpang sejuta kisah " Heroik " tete saya ( kakek dalam bahasa Indonesia ) Kakek  saya ( SEPTINUS KAFIAR )  adalah seorang pemberani, dia hidup dalam sebuah kisah yang hidup sepanjang masa di Lembah Baliem, walaupun kini beliau telah pergi menghadap sang pencipta-Nya, namun jejak-jejak kaki dan buah karya tangannya kini menjadi nyata, bahwa lembah yang tahun 1957 masih hutan lebat di belantara papua, kini berubah menjadi kota ditengah hutan pegunungan Papua,Â
Almarhum Septinus Kafiar,  kakek saya menurut mama (ibu) saya adalah putra terbaik asal Biak dari gereja GKI Di Tanah Papua, saat memulai pekerjaannya sebagai seorang penginjil saat  itu dikontrak oleh Misi Christian And Missionary Alliance (CAMA) yang sekarang disebut gereja Kemah Injil (Kigmi) pada tahun 1957 untuk melakukan penginjilan di Pegunungan Tengah Papua. Menurut cerita dari Ibu saya , Almarhum  Kakek saya bersama rombongan tiba di Minimo-Wamena menggunakan pesawat air (Catalina) dari Jayapura pada tanggal 14 September 1957.Â
Dan melanjutkan ke Pos Misi Hitigima yang dekat dengan tempat pendaratan mereka dan menurut ibu saya  berapa lama kemudian, kakek saya  ditempatkan di Seima distrik Kurima (Kabupaten Yahukimo sekarang), karena disitu menjadi daerah pelayanan CAMA. Beliau bertugas di sana selama 6 tahun dari tahun 1957 hingga tahun 1962. Setelah enam tahun di Seima, pada tahun 1962 beliau dijemput oleh salah seorang pendeta asal Belanda, yaitu Pdt. P. Aring dari Wamena. Pdt. Aring waktu itu sedang bertugas sebagai pelayan di jemaat GKI Betlehem Wamena. Gereja GKI Betlehem Wamena adalah yang selalu saya bersama keluarga rayakan Natal,Â
Salah satu jasa transportasi yang sering di gunakan adalah pesawat udara, selain pesawat komersil seperti Trigana dan lainnya, ada pesawat  yang sering digunakan adalah Hercules, saya pernah  berpergian dengan keluarga dengan pesawat ini dari Wamena ke Biak  tetapi sayang  pesawat  Hercules tersebut  telah menabrak tebing  dan sudah terbakar hangus bersama kru pesawat, itulah tantangan transportasi di Papua, sudah seharusnya TNI mengadakan pesawat Hercules yang baru.
Setahun yang  lalu saya bersama bapa , mama kakak dan adik-adik saya berlibur di Wamena  dan ada beberapa tempat yang saya kunjungi diantaranya di Danau Habema - Kab.Jayawiyaja dan juga berkunjung ke  Hotel JermanÂ
Habema di kelilingin oleh Lukisan alam Indah Papua yang  lebih dikenal dalam bahasa asli Yuginopa, merupakan sebuah obyek wisata dengan panorama Indah di ketinggian alam Papua, bahkan tercatat sebagai danau tertinggi di Indonesia. Saya berkunjung bersama keluarga pada awal tahun 2017 lalu, dimana kami menempuh jarak kurang lebih 48 km, dengan perjalanan pendakian ke pegunungan Papua yang kurang lebih ketinggian 3.225 mdpLÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H