Paradigma diartikan sebagai realitas sosial yang mengkonstruksi made of thought, made of inquiry, dan menghasilkan made of knowing tertentu (Asrudin, 2014). Menurut Realisme, pahamnya sendiri sangat sesuai dengan perilaku manusia, sehingga negara pun memiliki penerapan yang sama dalam mengutamakan kepentingan negara.
Dorongan sifat alami manusia yang egois sangat mempengaruhi jalannya suatu pemerintahan negara, maka tak heran jika negara memiliki transparansi dalam politik dan keamanannya. Â Realisme percaya bahwa karakter alami manusia yang egois dan selalu berusaha untuk berkuasa atas yang lain adalah cara untuk survive dalam kondisi "Security Dilemma" (Istiqomah, 2018) . Security Dilemma sendiri sangat melekat pada sifat alami manusia yang tidak bisa percaya penuh dengan manusia lain.
Sifat alami manusia sendiri pasti tidak pernah puas, mengutamakan kepentingan diri sendiri, tidak mudah percaya dengan orang lain atau dalam kata lain terdapat ketakutan serta kecemasan dalam dirinya. Atas dasar itu, Realisme sendiri tidak mengandalkan bantuan lain baik negara ataupun manusia lain dan lebih mengutamakan bantuan alami diri sendiri atau self help karena sejatinya manusia memiliki sifat mengutamakan kepentingan sendiri. Â Â
Hal ini termasuk Realisme Klasik karena mengemukakan bahwa paham Realisme muncul atas dasar sifat alami manusia. Realisme merasa skeptis terhadap moralitas politik, sehingga menyebabkan mereka kurang percaya dengan adanya kemerataan keadilan. Kaum Realis berfikir secara determinis, yang mana mereka tidak yakin pada kemampuan manusia dalam memecahkan masalah.
Jadi jangan heran jika Paham Realisme sangat mencirikan sifat alami manusia, karena paham tersebut lahir dari sifat alami manusia. Paham Realisme pun ada di setiap negara , bahkan negara yang mengatakan hanya ber-paham Liberalisme sekali pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H