Tanggapan beberapa orang yang sudah menonton film Joker beranggapan bahwa film ini dapat memicu seseorang melakukan tindak kriminal yang dipengaruhi oleh perasaan atau kondisi serupa. Dalam film ini juga diceritakan bahwa akhirnya Joker dianggap sebagai pahlawan karena mewakili perasaan masyarakat.
Di Indonesia terdapat sebuah kutipan dari film Joker yang cukup banyak digunakan oleh masyarakat yaitu "Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti." Kutipan tersebut seolah membela pelaku kejahatan untuk membenarkan tindak kejahatan.
Perilaku kriminal yang muncul dalam film Joker juga dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi masyarakat untuk membenarkan tindakan kejahatan yang dilakukan seseorang akibat peristiwa masa lalu yang kelam.
Seseorang yang tidak stabil secara mental tentu akan lebih mudah terpengaruhi oleh apa yang ia lihat. Ketidakstabilan mental ini juga membuat seseorang menjadi lebih perasa terhadap sesuatu.
Mental yang tidak stabil ini membuat seseorang menjadi impulsif, yang dikhawatirkan ketika seseorang mengalami konidisi sama, orang tersebut merasa tidak sendiri karena teringat akan Arthur sehingga memutuskan untuk melakukan hal yang sama pula.
Kesimpulan
Segala bentuk kejahatan tetaplah kejahatan, tidak ada pembenaran atas kejahatan yang disia-siakan.
Film Joker sebenarnya tidak memiliki dampak langsung terhadap kesehatan mental. Film ini juga tidak mengajak untuk melakukan kejahatan atau membenarkan perilaku kriminal dengan alasan apapun, tetapi mungkin story line dari film Joker dapat menjadi pemicu atau inspirasi bagi orang dengan latar belakang serupa. Sehingga dalam hal ini penonton harus lebih bijak dalam mengkonsumsi tontonan atau menerima pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah film.
Referensi
Alfarifqi, M. (2021). Analisis Semiotika Nilai Amoral Dalam Film Joker (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H