Mohon tunggu...
Virgiawan Khatami
Virgiawan Khatami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa yang mengisi waktu luangnya dengan belajar, bekerja, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produksi Kebudayaan Prabowo Era Pemilu Pilpres 2024 (Kecerdasan Artifisial dan Narasi "Oke Gas!")

10 Juni 2024   23:32 Diperbarui: 11 Juni 2024   05:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesiabaik.id (2024)

Pendahuluan

Pemilu atau pemilihan umum merupakan salah satu cara sebuah negara menentukan pemimpinnya, yakni skala presiden atau level daerah. Pemilu dapat diartikan sebagai sistem demokrasi modern yang melibatkan rakyat dalam menentukan pemimpin atau kebijakan negara. Pemaknaan pemilu juga diatur pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 12 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, pemilu merupakan bentuk demokrasi partisipatif bagi suatu negara.

Pemilu awalnya hadir pada 508 SM ketika masa pemilihan pemimpin Yunani Kuno di Kota Athena. Pemilihan yang dilakukan pun mengusung demokrasi terbatas, yaitu hanya pria saja yang dapat memilih, sementara perempuan dan budak dilarang untuk berpartisipasi dalam suara. Pelaksanaan teknis pemilu juga beragam seperti mengangkat tangan, menggunakan batu, undian acak, dan teriakan. Saat ini, pemilu diadakan menggunakan medium kertas seperti yang terjadi di Amerika maupun Indonesia—keduanya memilih kandidat tanpa perwakilan. Di Indonesia, pemilu mengalami beberapa perubahan. Pertama, pemilu diadakan melalui keterwakilan oleh wakil rakyat. Kedua, pemilu diadakan secara langsung, sehingga WNI yang berada di dalam atau luar negeri dapat menentukan pemilihan berdasarkan keputusannya tanpa takut dikelabui oleh wakil rakyat.

Di tiap momen pemilu, masing-masing bakal calon presiden memiliki caranya sendiri untuk meraih simpatisan rakyat. Bukan hanya karir politik atau jabatan, melainkan bagaimana cara seorang presiden dan kampanye tim sukses bergelut meraih suara terbanyak. Terdapat beberapa pola atau istilah yang sering kali terjadi di tiap momen pemilu seperti post-truth dan family man. Post-truth secara etimologi berarti pascakebenaran. Oxford Dictionary juga menjelaskan bahwa post-truth sebagai situasi masyarakat tidak percaya lagi perihal data faktual, melainkan mengutamakan perasaan, emosi, dan kepercayaan individu. Sehubungan dengan perasaan dan emosi, istilah family man dalam konteks pemilu juga menjadi cara yang tepat bagi para politisi untuk meraih suara rakyatnya dengan mengunggah kedekatannya dengan keluarga sebagai simbolisasi “orang baik”. Maka dari itu, cukup mudah untuk terjadi adanya ketidakbenaran dan pemalsuan citra di era internet saat ini.

Pemilu Pilpres 2024 Indonesia menjadi momen yang unik karena muncul berbagai cara baru dalam melakukan pendekatan terhadap rakyatnya. Kemajuan zaman telah mengintervensi Pemilu 2024 di berbagai bakal calon presiden, khususnya pasangan calon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkan antara keduanya, Prabowo-Gibran dan Timses justru memanfaatkan momen tersebut melalui penggunaan teknologi AI dan frasa “oke gas” atau “gemoy” yang disisipkan pada sebuah lagu. Tentu hal tersebut disambut dengan antusias bagi warga yang mengutamakan perasaan, emosi, dan kepercayaan individu.

Tulisan ini akan menganalisis bagaimana produksi kebudayaan yang terjadi pada masa kampanye Prabowo-Gibran. Penulis juga mengambil sudut pandang  Raymond Williams yang menyoroti kebudayaan sebagai sesuatu hal yang biasa atau sehari-hari yang ia sebut ”culture is ordinary thing”. Sumber data diambil melalui artikel ilmiah (jurnal), situs, buku, dan beberapa anotasi dukungan di internet. Dengan ini, penulis berharap agar bahasan ini dapat menjadi refleksi teoritis atas fenomena kampanye pada 2024.

Pemilu 2024 

Pemilu 2024 merupakan sebuah pemilihan umum ke-13 yang telah berlangsung sejak 1945 dengan pengusungan presiden kedelapan. Masa pemilu ini diadakan pada 14 Februari 2024 dengan masa kampanye sejak 28 November 2023 hingga masa tenang, yaitu 11-13 Februari 2024. Seperti pada umumnya, pemilu 2024 berisikan anjuran pemilihan untuk pasangan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota. Pada masa pemilihan presiden kedelapan ini telah mengusulkan ketiga calon presiden, yaitu 01 Anies Baswedan-Cak Imin, 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabumi, dan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Melalui situs KPU, Prabowo-Gibran telah ditetapkan sebagai presiden terpilih atas dasar Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024 pada 20 Maret 2024. Hasil menunjukkan pasangan Anies-Cak Imin memilikis 40.971.906 suara, Prabowo-Gibran memiliki 96.214.691 suara, dan Ganjar-Mahfud memiliki 27.040.878 suara, sehingga yang menjadi pemenang pemilu 2024 adalah pasangan nomor urut 2, yaitu Prabowo-Gibran. Pasangan Nomor Urut 2 berhasil meraih kemenangan suara di 36 provinsi dari 38 provinsi.

Strategi Prabowo: AI “Gemoy” dan Tekstual “Oke Gas”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun