"Min, sini! sapa Paidi saat melihat Paimin sedang melintas dengan mengayuh becaknya sambil tangan kanan melambai.
Paimin menoleh, melihat ke arah Paidi yang memanggilnya, sedang duduk di kursi warkop Wak Jo milik Paijo. Lantas, dia berhenti, memarkirkan becaknya untuk menghampiri Paidi.
"Napa Di? Lagi gak ada waktu buat ngopi nih" sahut Paimin yang sudah berdiri di samping Paidi.
Paidi tersenyum dengan tangan menutupi mulut. Peringai Paimin yang belagu, sombong membuat Paidi tak habis pikir. Seorang tukang becak tak ada waktu untuk sekedar menikmati hidup dengan secangkir kopi, bak pejabat politik yang sibuk cari suara di pilkada.
"Gayamu Min, kemlintih!. Sok-sok'an sibuk kayak pejabat politik" sahut Paidi sambil tertawa "Hahaha".
Begitu juga Paijo yang mendengarnya, ikut tertawa sambil berceloteh menyindir.
"Hahaha Gue suka gaya loe Min, lanjutkan".
Paimin yang risih melihat kedua sahabatnya, Paidi dan Paijo ngeledek nyindir, dia pun berucap sinis.
"Memangnya tukang becak gak boleh sibuk!?, gini-gini aku ketua ABOH".
"Wooowww" sahut Paidi sambil bertepuk tangan. Disusul Paijo yang juga ikut tepuk tangan. Seusai tepuk tangan, Paijo yang tak paham pun bertanya.