Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ummat Islam Membela Agamanya, kok Dibilang Kebencian?

1 November 2016   10:27 Diperbarui: 4 April 2017   17:29 3158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ummat Islam bersatulah, jangan bercerai berai. Sumber:Ummat Islam abusalmanadhirfadhilah blogspot com

Masih saja Ummat Islam dijadikan target, bila pihak lain demontrasi dibilang hak, bila ummat Islam yang demontrasi dibilang kebencian. Kalau Ahok yang bilang dibohongi ayat, itu biasa, minta maaf, beres. Tapi kalau MUI yang bela agamanya disalahkan, ada apa ini? Mengapa ummat Islam dan Islam selalu dijadikan “sasaran tembak?” Mengapa dan ada apa? Kalau ada bom, langsung teriak itu teroris Islam, padahal belum diteliti, namun bila negara Islam dihancurkan, mereka diam seribu bahasa, ada apa ini?

Bila ada tulisan membela Islam, dibilang atau dituduh, yang begini ini yang menanamkan kebencian, namun bila Islam diserang dengan tulisan, mereka diam seribu bahasa? Bila ada tulisan membela Islam dibilang, ini dia yang suka kepada kebencian, namun bila Islam yang diserang lewat tulisan, dipuji-puji. Mau bukti? Muslimah yang berjilbab, eh mereka yang mencak-mencak, itu budaya Arab, ga berlaku di Indonesia, loh apa masalah bagi lo? Muslimah yang berjilbab, kok lu yang teriak-teriak! Orang yang menjalankan ajaran agamanya, pihak lain yang rebut, ada apa ini?

Anda mau berkorban? “Jangan di sekolah, itu tak bagus untuk pendidikan anak”, itu kata mereka yang benci Islam, padahal itu adalah ajaran Islam, melatih anak-anak untuk berkorban, aneh bukan? Yang bukan Islam tapi mengatur ajaran Islam? Ada apa ini? Islam masih saja menjadi sasaran untuk diadu-adu dengan pemerintah, padahal presidennya Islam, Kapolrinya Islam dan lain sebagainya. Dan ada yang teriak, memangnya domba? Aha… ternyata kebencian diri, diungkap pada pihak lain. Islam yang sedang berjuang, dibilang percuma, ada apa ini?

Banyak yang menulis dan menyudutkan MUI, ketika memberikan fatwa tentang Ahok yang telah menistakan Al Quran, yang menjadi penyulut demo.  MUI yang membela ajaran agamanya, eh malah dibalik, menjadi sasaran tembak, sudah saya tulis juga di ruang ini. Ada apa ini? Kalau kebencian, dibilang ummat Islam, tapi ketika mereka benci sampai keubun-ubun, sehingga terungkap di berbagai medsos, kebencian yang tak kalah menyeramkan, itu dari sebelah, eh mereka seperti “ kura-kura dalam perahu”, pura-pura tidak tahu. Ayo, katanya mau adil?

Jadi jangan Islam terus yang disudutkan, mari berlaku adil. Kalau memang Ahok tak benci pada Islam, mengepa keluar kata-kata seperti itu? Mengapa segala macam kebijakannya sering membuat gerak Islam terbatas. Lihat tak boleh ada lagi acara maulid akbar di Monas, cukup di masjid saja. Berkorban jangan di sekolah, di tempat penjagalan saja. Jangan lupa Islam tak bisa dilepaskan dengan politik. Makanya banyak partai berbasis Islam, herannya yang sebelah teriak lagi, jangan bawa-bawa agama di politik. Makanya partai yang berasas Islam dibuat terpecah belah, dilemahkan, diadu domba, dan repotnya meraka “termakan” adu domba tersebut.

Tulisan ini jelas akan “dibabat” oleh mereka yang tak sependapat, dan herannya orang tetap mereka-mereka juga. Loh jadi apa yang salah? Silahkan mereka membela apa yang mereka yakini, dan biarkan saya juga memebala apa yang saya yakini. Kita boleh beda pendapat, agama dan keyakinan, silahkan saja. Jadi jangan suka dibalik-balik, bila ummat Islam demo, itu dikatakan kebencian oleh mereka. Namun bila ummat kitab sucinya dihina, anehnya yang dibela bukan Islamnya, justru yang menghina dilindungi, ada apa ini? Jadi seakan yang salah itu ummat Islam terus, yang menghina itu tak salah. Ada apa ini?

Ini bukan masalah Prabowo dan Jokowi, itu masalah ummat Islam yang agamanya dihina, dan sering disudutkan. Prabowo mau naik kuda bersama Jokowi, syah-syah saja. Apa yang salah Jokowi dan Prabowo naik kuda? Ya biarkan saja. Begitu juga ketika ummat Islam melakukan demo atau unjuk rasa menyuarakan agar tak ada lagi yang berani menghina Islam. Jangn lantas ketika ummat Islam demo, disebut kebencian, lalu apa namanya bagi penghina Al Qura, kalau bukan kebencian yang sudah sampai keubun-ubun?

Ayo, katanya mau berlaku adil. Mari kita terbuka dan sama-sama menyuarakan keadilan. Jangan lantas kalau ummat Islam berjilbab, dikatakan budaya Arab. Jangan lantas bila ummat Islam membela agamanya dibilang kebencian. Jangan lantas bila MUI mengeluarkan fatwa, justru ulamanya yang dinista. Ayo, katanya mau adil? Mengapa ummat Islam yang tak mau mengucapkan kata-kata yang dilarang, justru dibilang fanatic. Ummat Islam yang melindungi kaum wanitanya dengan jilbab panjang, dibilang kuno. Ummat Islam yang menutup aurot dikala berenang, malah dilarang, aneh bukan? Ummat Islam yang berjilbab, mengapa mereka yang melarang, bukankah ini kebencian namanya?

Ayo, katanya mau adil? Giliran ummat Islam pakai asas Islam, eh dilarang. Ada apa ini? Giliran ummat Islam mengadakan kegiatan akbar, eh dikatan mengganggu lalu lintas? GIliran ada perda yang melarang minuman memabukkan, lalu mengapa pada ribut? Ada perda melarang minuman haram, kok malah perda yang disalahkan, ada apa ini? Melarang orang menjadi mabuk, kok malah disalahkan. Jadi banyak yang aneh dari para pembenci Islam, hayo ngaku? Islam selalu dijadikan sasaran tembak, sasaran fitnah, sasaran adu domba, sasaran kebencian.

Masih kurang bukti? Lihat saja mbah google, klik aja tentang Islam yang menjadi bahan fitnahan, dari artikel sampai film. Betapa banyak Islam dinistakan dari mulai novel Salman Rusdhi” ayat-ayat setan” sampai film “fitnah”nya anggota parlemen Belanda. Lihat saja berita-berita pelarangan jilbab di berbagai negara di Eropa. Coba apa namanya kalau bukan kebencian? Lihat negara-negara Islam di Irak, di Afganistan, di Syria, di Yaman dan lain sebagainya yang sekarang hancur lebur, siapa yang menghancurkan, pasti bukan agama yg disebut, padahal mayoritas negara penghancur adalah agama sebelah, iyakan?

Jadi lagi-lagi , kalau Islam yang dihancurkan mereka diam, namun giliran ummat Islam membela agamanya dikatakan kebencian. Betapa enaknya mereka membolak balik kata. Dan pasti, sekali lagi pasti yang teriak orang-orang sebelah. Ayo, katanya mau berlaku adil. Jadi jangan Islam saja terus disudutkan. Mari berlaku adil, karena keadilan mendekati kebenaran, dan kebenaran yang hakiki hanya ada dihati orang-orang yang ikhlas dan sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun