Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Teman Ahok Jangan Bangga Dulu dengan 1 Juta KTP

19 April 2016   08:13 Diperbarui: 19 April 2016   08:25 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 Teman Ahok masih harus berjuang keras untuk mendapat 50%+1, sekitar 2.500.000 suara yang masih harus diraih, itupun kalau semua KTP yang dikumpulkan, benar-benar memilih Ahok.

Waduh… calon gubernur dalam DKI 2017 sudah lebih dari praduga banyak orang, tak tanggung-tanggung sampai dua puluh orang yang mendaftar pada PDIP, apa yang mau anda katakan? Kemaruk kekuasaan? Ingin membangun Jakarta? Ingin menjadi gubernur yang sebenarnya? Atau ingin menjadi gubernur sebagai “batu loncatan” menjadi presiden RI, seperti yang pernah dilakukan Jokowi, yang sekarang menjadi presiden RI ke tujuh, setelah sebelumnya menjadi gubernur DKI yang hanya dilakukannya 2 tahun saja.

Menjadi guebrnur DKI seakan menjadi magnet yang luar biasa, coba lihat ini sederet nama yang sudah tersebar ingin menjadi balon gubernur DKI, mulai dari gubernur petahana, Ahok, 1. Yusril Izha Mahendra (Ketum PBB),2. Hasnaeni (wanita emas),3. Riza Vilano Satria Putra,4. Teguh Santosa, 5. Hasniati, SH, MH, 6. Idris Khalid Amir,7. Margono, 8. Sugiman, 9. Mahfud Djaelani, 10. S. Azhari, 11. Edysa Girsang, 12. HM. Tahir Mahmud, 13. Dedi Irianto SH ( Sumber: detik.com), ditambah lagi dengan 14.Dedy Mizwar, 15, Nur Mahmudi, 16. Idrus, masih dari sumber yang sama. Belum lagi calon dari partai lain yang belum disebut.

Waduh, saya sampai harus berteriak waduh, berkali-kali, ini seperti ketika reformasi diawal tahun 1999, dimana partai tumbuh seperti jamur di musim hujan, sampai tak kurang dari 48 partai, coba baca nama partai ini: Partai Indonesia Baru, Partai Nasional Indonesia, Partai Aliansi Demokrat Indonesia, Partai Kebangkitan Muslim Indonesia, Partai Ummat Islam, Partai Kebangkitan Ummat, Partai Kristen Nasional Indonesia, Partai Masyumi Baru, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Abul Yatama, Partai Kebangsaan Merdeka dan lain sebagainya ( sumber wikifedia), kemana partai-partai ini sekarang?

Puyengkan anda membacanya, padahal belum saya tulissemuanya yang 48 partai tersebut. Nah balon gubernur DKI 2017 pun demikian, anda dibuat pusing membacanya, nama-nama tersebut di atas, dari yang memang sudah dikenal oleh masyarakat karena sepak terjangnya selama ini yang diekspos media, sampai yang tak dikenal namanya oleh masyarakat, aneh bin ajaib. Ini mau cari gubernur yang mau membela rakyat atau numpang beken, karena minimal namanya tercantum sebagai calon yang terdaftar, dan disesebut media sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, aya-aya wae.

Ini seperti acara yang digagas oleh Partai Demokrat pada tahun 2014 lalu, mencari calon presiden dengan cari menjaring dari luar, bukan kader Partai Demokrat, yang ujung-ujungnya semua orang tahu, hanya mencari popularitas atau menaikan nama Partai Demokrat yang terpuruk karena adanya kasus kadernya yang ketangkap KPK. Berhasil menjaring para calon pada kovensi PD, sampai Dahlan Iskan menjadi pemenang, namun tak dicalonkan menjadi pesainnya Jokowi. Begitu juga yang dilakukan oleh PKB yang menggadang-gadang, “ Raja Dangdut” Rhoma Irama dan Mahfud MD, yang keduanya sudah “jungkir balik” membesarkan PKB pada saat kampanye, namun tak diajukan PKB untuk menjadi pesaing Jokowi.

Ini politik Bung! Siapa mendapat apa dan mendapat kedudukan di mana? Lawan dan kawan begitu cair, tergantung kepentingannya. Nah begitu juga dengan munculnya berbagai nama yang mau menjadi pesaing Ahok. Ahok dikeroyok oleh Yusril, ini tokoh yang paling giat untuk bertarung dengan Ahok, yang berkali-kali disindir Ahok, punya partai tapi mencari dukungan dari partai lain, dan sampai saat ini belum ada suara dari partai besar yang terdengar mendukungnya, beda dengan Ahok yang sudah mendapat dukungan resmi dari Nasdem dan Hanura.

Calon lainnya adalah Uno, Adyksa, Hidayat dan Roy Suryo,ditambah lagi dengan dua puluh orang sudah mendaftarkan diri, jadi sekali lagi, lebih dari dua puluh orang akan mengeroyok Ahok, luar biasa. Kemungkinan terbesar Ahok menang mutlak, kalau berdasarkan KTP yang berhasil dikumpulkan, yang konon sudah lebih dari batas minimal dari yang dipersyaratkan, 500 ribuan, walau target teman Ahok sampai 1 juta KTP.

Kalau teman Ahok berhasil mengumpulkan 1 juta KTP dan itu benar-benar orang yang berhak memilih, dan pilihannnya Ahok, maka Ahok akan menang mutlak dibandingkan dengan pesaingnya, bukan menang mutlak dalam pilkada, jangan lupa itu. Logika singkatnya dari kurang lebih 7 juta pemilih, Ahok sudah mengantongi 1juta suara atau 1 juta KTP, nah selebih yang 6 juta suara dibagi 20 orang saja, maka masing-masing mereka mendapat “hanya” sekitar 300.000 orang saja! Di sini Ahok seperti kelihatannya menang.

Namun jangan lupa, resikonya Ahok belum mendapat suara 50%+1, karena Ahok baru punya suara lebih dari pesaingnnya 700 000 suara saja, sedangkan bila Ahok mau menang harus bertarung menguasai yang 3.500.000 suara. Nah kalau Ahok sudah punya 1 juta suara, Ahok harus menambah 2.500.000 suara lagi, dan itu tidak gampang, karena suara menjadi tersebar oleh para pesaingnya, dengan demikian pesaing yang “abal-abal” saja masih punya suara, nah punya daya tawar yang lumayan, itupun kalau dibagi rata tadi, 300.000 suara.

Walau nanti riilnya bisa saja suara itu terpencar tidak merata, bahkan bisa saja ada nama yang tak ada suaranya, alias mendapat suara kosong. Ini pernah terjadi pada pileg tahun 2014 yang lalu, ada partai benar-benar kosong, tak mendapat satu suara selembarpun di salah satu tempat pemungutan suara, saya punya datanya, namun tak enak kalau ditulis partai mana yang sampai mendapat suara nol tersebut, biarkan itu menjadi sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun