Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Percayalah Anas Tak Akan Digantung di Monas

8 Januari 2014   17:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13891772951005155324

[caption id="attachment_289099" align="aligncenter" width="475" caption="Anas berani sesumbar mengatakan bahwa siap digantung di Monas bila korupsi serupiahpun. Foto: antarasumbar.com"][/caption] Akankah Anas ditahan KPK? Sudah dua surat panggilan dilayangkan KPK ke Anas ke rumahnya, namun Anas tidak memenuhi panggilan tersebut dan KPK akan melakukan pemanggilan ke tiga kalinya, katanya Jum'at mendatang, dan kalau Anas tak memenuhi panggilan yang ketiga kalinya Anas akan tangkap paksa dan ditahan. Entah benar atau tidak berita tersebut, ya kita lihat saja nanti. Namun yang jelas, jika pun Anas nanti ditangkap lalu kemudian ditahan atau untuk bahasa halusnya "menyerhakan diri", ini juga jadi persoalan atau permainan kata-kata. Konon kalau "menyerahakan diri" diri kelihatan lebih baik, ketimbang ditangkap. Entahlah, yang jelas ini tahun politik, dan siap-siap Partai Demokrat kena imbasnya. Karena sampai saat ini Anas masih menjadi anggota Partai Demokrat, walau sudah tidak menjadi ketuanya. Anas cerdas, kalau Anas mundur dari Partai Demokrat, kemudian berhenti dari keanggotaan Partai Demokrat, maka apapun yang terjadi dengan KPK dan Anas tidak membawa-bawa Partai Demokrat lagi. Namun ketika Anas tetap menjadi anggota Partai Demokrat maka ketika Anas ditangkap lalu ditahan, misalnya, Partai Demokat masih terbawa-bawa, paling tidak dalam berita akan bebunyi" mantan ketua Partai Demokrat di tahan" atau" Anas anggota Partai Demokrat ditangkap KPK" Wah itu judul yang seru di tahun politik ini, dengan demikian Anas tak "hancur" sendirian, tapi seluruh Partai  Demokrat" kena getahnya! Dan seandainya Anas ditangkap Jum'at mendatang atau kalau lebih "terhormat" menyerahkan diri kepada KPK, maka Anas tetap tak akan digantung di Monas, seperti yang pernah dikatannya dulu. Menagapa? Banyak alasan Anas berani berkata" kalau seperti ditulis Merdeka.com: Nama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ikut terseret dalam kasus proyek kawasan olahraga di Hambalang. Anas mengaku tak pernah melakukan itu. Jika terbukti, dia siap digantung di Monas. "Jika Anas terbukti melakukan korupsi satu rupiah saja, saya siap di gantung di Monas," kata Anas menegaskan, saat ditanya kesiapannya menanggapi rencana pemanggilan oleh KPK. Hal itu disampaikan Anas usai jumpa pers mengenai rencana kenaikan BBM di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (9/3).  Anas pun memberikan nasihat kepada KPK. Menurutnya, langkah KPK mengusut kasus proyek kawasan olahraga di Hambalang hanyalah bentuk usaha yang akan membuang-buang waktu. "Saya tegaskan, KPK sebetulnya tidak perlu repot-repot mengurus soal Hambalang, karena asalnya itu hanya dari ocehan yang tidak jelas," tambahnya. Dia menilai, tidak ada sedikit pun indikasi keterlibatannya dalam kasus itu. "Itu karangan yang tidak jelas," tandas pria berkacamata itu. Dalam waktu dekat, KPK berencana memanggil Anas untuk diperiksa. Nama Anas memang kerab disebut-sebut terlibat kasus itu. Demikian yang dapat kita baca, itu baru dari satu sumber, belum lagi sumber-sumber berita lainnya, yang sekarang itu begitu banyak di jaringan internet, anda hanya tinggal memilih berita mana yang anda sukai tentang Anas yang siap digantung di Monas. Anas berani berkata demikian, karena: 1. Tak pernah ada koruptor di Indonesia yang dihukum mati, apa lagi mati di tiang gantungan. Selama ini koruptor di Indonesia memang "berjaya" sekian milyar atau bahkan trilyunan hasil korupsinya tak dihukum mati, dan tak pernah ada! Walaupun Abraham Samad sudah mengatakannya, tapi sekali lagi di Indonesia tak ada koruptor yang dihukum mati, tak ada peraturan atau perundang-undangannya, kalau ada silahkan ditunjukan pada KPK. 2. Tak ada koruptor yang mati digantung di Monas, dengan demikian tak akan pernah ada siapapun orangnya yang menjadi koruptor akan digantung di Monas! Apa lagi Monas itu adalah kebanggaan nasional Indonesia, masa akan "dirusak" oleh hukuman gantung! Dan secara teknispun susah dilakukan, mengapa? Di tahan saja belum, kok dihukum! Dan kalaupun ditahan kemudian menjadi terdakwa lalu terpidana, misalnya, Anas tetap tak akan digantung di Monas. 3. Anas berani berkata "siap digantung di Monas" bila korupsi satu rupiahpun dari kasus Hambalang. Anas begitu yakin, karena hal tersebut tak akan pernah terjadi dalam tata hukum di Indonesia. Jangankan dihukum gantung, dihukum matipun tak ada. Ya tak ada koruptor yang dihukum mati, karena memang susah menerapkannya, karena tak ada landasan hukumnya, makanya Anas berani berkata demikian. Jadi walaupun ditangkap, kemudian ditahan atau kalau memang terbukti bersalah menjadi terdakwa lalu terpidana, jelas hukumnya tak akan dihukum mati, apa lagi digantung dan digantung di Monas! Cukup tiga itu saja alasan, mengapa Anas berani berkata demikian dan mari kita buktikan, jika Anas benar-benar terbukti bersalah, beranikah KPK menghukum mati koruptor! Dan sekali lagi Anas tidak seperti Nazarudin yang benar-benar maruk korupsinya. Sedangkan Anas untuk mencari dua bukti saja membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun. Padahal Anas tak kemana-mana, tidak kabur ke mana-mana seperti Nazarudin. Jadi Anas memang licin, tapi yang menarik beranikah Anas "membuka semua yang dia ketahui?" Ini yang penting, yang lainnya sih retorika saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun