Alhamdulillah, masih akan bertemu lagi dalam Bulan Ramadhan, bulan suci, bulan yang selalu ditunggu-tunggu. Bulan yang penuh rakhmat, ridho dan ampunan-Nya. Tidak banyak yang akan saya sampaikan dalam menjelang istirahat total menulis, selama sebulan penuh, ini kebiasaan saya di Kompasiana, selama ikut berbagi, menurut ukuran pribadi, sudah mencapai target-target, tidak muluk-muluk, tapi sudah saya rasakan manfaatnya, dan sudah saya tulis juga manfaat tersebut.
Menjelang Bulan Ramadhan 1437 H, yang bila menurut kalender tahunan, yang kebetulan sama antara yang di Moskow dengan hitungan kalender Muhammadiyah, jatuhnya Bulan Ramadhan 1437 H/2016 M ini pada Senin, 6 Juni 2016. Nah pada hari ini, Minggu 5 Juni 2016 berarti hari terakhir di bulan Sya’ban dan nanti malam di Moskow dan di Indonesia, akan mulai tarawih atau mulai masuk malam Bulan Ramadhan, karena dalam hitungan kalender Hijriah pergantian hari terjadi ketika tenggelam matahari di ufuk Barat atau saat Maghrib, bukan seperti kalender Masehi, yang berganti saat tengah malam atau pukul 00.00.
Nah dalam rangka istirahat total sebulan penuh ini, saya mohon maaf lahir dan batin pada semua teman-teman, baik yang pro atau yang kontra, (yang kontra saya anggap teman juga, he he he), pembaca terang-terangan, pembaca diam-diam atau diam-diam membaca tulisan saya, dan siapa saja baik yang aktif, kurang aktif atau bahkan tidak aktif menulis di Kompasiana dan sebagainya.
![Muslimah Indonesia dan Malaysia di Expo Halal Moskow 2016.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/05/muslimah-indonesia-malaysia-575389f5729773580ec45765.jpg?t=o&v=770)
Ada yang unik, stand Indonesia kali ini, nuansanya Bali dan ada ikon penari Bali, padahal sama-sama diketahui di Bali itu mayoritasnya adalah Hindu, bukan Islam. Tapi itulah Indonesia, dengan Bhinneka Tunggal Ika mampu menyatukan semua yang berbeda. Jangan lupa juga, dengan candi Borobudur, itu peninggalan Budha yang tetap kokoh berdiri di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang muslim. Jadi jangan coba-coba memecah belah bangsa Indonesia yang sudah bersatu padu ini.
Kembali ke Expo Halal, sebagai warga muslim tentu sangat berbahagia, karena dengan demikian makanan, minuman atau bahkan sampai ke Bank pun di Moskow, sekarang sudah banyak tersedia atau bertebaran di mana-mana. Jadi jangan heran kalau anda sekarang ke Moskow banyak wanita muslim berjilbab, banyak restoran yang halal, seperti jamur di musim hujan, apa lagi di sekitar Masjid Tartar, disebut juga Masjid History, yang terletak di Jalan Bashoi Tartarskaya, banyak restoran halal di sana. Jadi bagi wisatawan muslim yang berkunjung ke Moskow tak usah khawatir lagi soal makanan, karena sudah banyak yang halal.
![Batik, mi goreng, peyek, tempe, kopi dan lain sebaginya di Expo Halal Moskow 2016](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/05/stand-indonesia-di-expo-halal-57538a49597b614e0f055771.jpg?t=o&v=770)
Kembali ke Expo Halal, di mana akan anda jumpai berbagai jenis makanan, minuman dan berbagai macam produk halal dari berbagai negara, mulai dari Rusia, Indonesia, Malaysia, India, Arab Saudi (ingat di jaman Uni Soviet bahkan Arab Saudi tak punya hubungan diplomatik, kini air zam-zam, korma sampai urusan haji dan umroh pun ada di Rusia, alhamdulillah), Degestan, Uzbekistan dan lain sebagainya. Dengan demikian potensi besar bagi produk-produk halal semakin terbuka di Rusia, ini juga peluang bagi Indonesia untuk menjual produk-produk halalnya ke Rusia.
Dan jangan lupa juga, sekarang eranya Jokowi, yang berusaha untuk dapat menjual produk Indonesia sebanyak-banyak ke berbagai negara termasuk Rusia. Diplomasinya bukan hanya sosial dan budaya, tapi dagang! Karena semakin banyak produk Indonesia terjual di berbagai negara termasuk ke Rusia, maka ekspor Indonesia meningkat, dengan meningkatnya ekpor berarti devisa negara akan bertambah, dengan bertambahnya devisa kesejahteraan rakyat pun akan bertambah, itulah efek domino dengan adanya Expo Halal ini bagi Indonesia.
![Lihat itu ada nama Stand Ramai, bukan kata Indonesia tapi merk dagang di Rusia pad Expo Halal Moskow 2016.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/06/05/stand-ramai-57538ae12023bd2c048b4570.jpg?t=o&v=770)
Nah untuk itulah memang perlu rutin memperkenalkan Indonesia untuk Rusia, dan sebenarnya sudah dilakukan, tetap skalanya boleh dibilang relatif kecil, mengapa? Karena hanya berupa tontonan yang sehari dua hari, yang pengunjungnya juga terbatas. Mau mudah memang gampang, lewat TV. Misalnya dengan memasang iklan di CNN, BBC, Euro News dan lain sebagainya, tapi konon kabarnya, slot setiap detiknya mahalnya ga kira-kira, sehingga dari pihak kementerian kita yang berhubungan dengannya tak mampu membayar.