Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Diplomasi Nasi Timbel

14 September 2011   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_129888" align="aligncenter" width="680" caption="Ini dia nasi timbel yang masih terbungkus daun pisang yang dipanggang. Foto by Syaripudin Zuhri."][/caption] Siapa yang tidak mengenal nasi? Apa lagi bagi orang Indonesia yang makanan pokoknya nasi, bahkan karena sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, sudah di luar negeripun yang dicari nasi, makan nasi. Bhakan banyak yang bilang belum makan, sebelum makan nasi. Padahal sudah makan dua potong  Samsa( roti berbentuk segi tiga berisi irisan daging giling yang sudah diramu dengan berbagai campuran), ya karena katanya perut Indonesia, ya harus tetap makan nasi. Tak salah memang, karena orang Rusiapun belum makan, kalau belum dengan sepotong roti. Jadi kalau anda melhat orang Rusia makan sepiring Plov( nasi goreng ala Uzbekistan yang cara menggorengnya sekaligus dalam kuali besar berdiameter satu meteran dengan minyak dan bumbu yang sudah dicampur aduk dengan potongan tomat, wortel, daging kambing atau sapi dan lain-lain) maka di piring lain ada roti besar berbentuk lingkaran sebagai pengiringnya, yang kalau di kita Indonesia berarti sudah makan dua piring, ya plop ya roti ditambah lagi dengan semangkok sop dan salat(irisan tomat, timun, kol dll), anda bisa bayangkan betapa banyak makannya orang Rusia! Nah bila itu dimakan orang Indonesia, pasti disebut si Gembul! Kembali ke nasi, ada-ada cara diplomasi budaya untuk menarik orang Rusia mengenal Indonesia dan berkat sajian yang terus menerus di acara-acara mengenai berbagai makanan Indonesia, anda jangan heran kalau orang Rusia yang sudah cinta Indonesia doyan sambel! Ya mereka kalau ke kantin makan dan mencari sambel terasi! Ayo, jangan remehkan sambel terasi Indonesia, sambel terasi Indonesia di cari orang Rusia. Bahkan nasi goreng Indonesia menjadi ciri khas restoran Rusia yang berada di jalan Fiatniskaya, tak jauh dari Metro Novokuznetskaya, yang cara menyajikannya unik, bukan di piring tapi dimankok! [caption id="attachment_129889" align="aligncenter" width="680" caption="Coba lihat isinya nasi timbel, sederhana, menarik dan unik, siapa yang tak tergoda? Foto by Syaripudin Zuhri."][/caption] Coba ada tidak di Indonesia orang makan nasi goreng, tapi dimangkok? Kalau di kita, Indonesia, biasanya penyajian nasi goreng itu di piring, bukan dimangkok. Repotnya lagi terkadang cara makannya pakai sumpit, bukan sendok. Nah coba gimana menjempit nasi gorengnya?Kalau di kita praktis, kalau tak sendok ya pakai tangan langsung,  asyik, tapi makan di restoran masa pakai tangan langsung? Oke kita kembali ke nasi, ini bukan nasi biasa, tapi nasi timbel! Nasi yang khusus dibungkus pakai daun pisang. Nah karena nasi timbel ini dibungkus daun pisang, kesannya menjadi unik buat orang Rusia, makanan apa nih? Bukan hanya unik, tapi juga menarik orang Rusia, karena orang Rusia tak kenal daun pisang! Mereka kenal pisang tapi tak kenal daun dan pohonnya, karena dimanapun anda cari di Rusia tak ada yang namanya pohon pisang, pisang tak akan pernah tumbuh di Rusia. Lalu dari mana mereka makan pisang? Ya impor dari negara-negara Amerika Latin, seperti Ekuador, Brazil dan lain-lain. Maka pernah replika pohon pisang di acara bazar, langsung dibeli orang Rusia tanpa ditawar, dan memang tak ada kebiasaan berjual beli dengan orang dengan tawar menawar, jadi ibu-ibu bila ke Rusia, siap-siap kecewa, karena barang yang dibeli tak boleh di tawar, kebiasaan tawar menawar itu ada di pasar Vietnam atau di pasar, rinok orang Rusia menyebutnya, dan anda bisa di usir oleh pedagang Rusia kalau anda berusaha menawar, karena di Rusia pedagang masih jadi "raja" bukan pembelinya. [caption id="attachment_129891" align="aligncenter" width="680" caption="Samsa, roti berbentuk segi tiga yang berisi irisan daging kambing atau sapi dan campuran lainnya. Foto by Syaripudin Zuhri."][/caption] Kembali ke nasi timbel yang di bungkus daun pisang, jadi mau tak mau daun pisangnya ya harus naik pesawat dari Indonesia! Apa boleh buat, demi memperkenalkan budaya Indonesia daun pisangpun naik pesawat! Nah nasi timbel yang dibentuk segi empat dengan bungkusan daun pisang tadi berisi nasi, udang, teri, cabe iris dan lain sebagainya yang kemudian disajikan, oya daun pisangnya akan terlihat agak kecoklatan karena hasil dipanggang seperti membakar sate.  Waui... harumnya bukan main, jadi membuat selera kembali ke masa lalu, saat kemping dibekali ibu nasi timbel yang berbentuk lonjong panjang yang juga dibungkus daun pisang! Sukakah orang Rusia? Jangan di tanya, mereka bisa mengambil dua tiga bungkus nasi timbel  tadi, padahal nasi tadi sudah dipadatkan, jangan lupa yang saya tulis di atas, selera makan orang Rusia banyak, jadi kalau misalnya ada sate ala Indonesia, sepuluh dua puluh tusuk itu hal biasa, ingat sate Indonesia di tusuknya kecil-kecil pakai bambu, nah sate Rusia di tusuk besar-besar pakai besi sepanjang 30 -50 cm! Nah makannya bukan dengan tusukannya, tapi akan ditimbang dulu, baru disajikan di piring perpotongan sate tadi. Nah bandingkan,  mana ada di Indonesia makan sate pakai di timbang dulu? Dan kalau disajikan dengan tusukannya, anda bisa tertawa, karena panjang tusukan sate dengan piringnya lebih panjang tusukanya, ribetkan? Nasi timbel, anda mungkin lupa-lupa ingat, ya karena memang jarang ditemukannya sekarang, kalaupun ada, di Betawi biasanya nasi uduk yang masih disajikan dengan daun pisang, itupun sudah langkah. Nasi timbel, ya nasi timbel, setelah sekian tahun berlalu, baru bertemu lagi, dan ketemunya justru saat di negeri orang! Nasi timbel sebuah sarana diplomasi budaya yang menarik orang Rusia, mereka bisa geleng-geleng kepala, bagaimana membuatnya? Anda tahu sendiri dunai Barat, apa-apa dibuat serba praktis, nah ini mau makan saja mesti bungkus satu demi satu dengan daun pisang, yang pohonya sendiripun mereka tidak kenal, repotkan? Tapi itulah Indonesia, senang berepot-repot hanya sekedar memanjakan sang perut. Namun jangan dilupakan, cinta kadang muncul dari nikmatnya sebuah makanan, jadi dengan diplomasi nasi timbel ini orang Rusiapun semakin tertarik dan ingin lebih mengenal Indonesia lebih jauh, maka siap-siaplah dunia wisata Indonesia menyambut kedatangan turis dari Rusia, yang terkenal dengan keroyalannya, dan itu bukan omong kosong belaka. Rombongan turis Rusia pernah mencarter beberapa pesawat datang langsung ke pulau Bali!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun