[caption id="attachment_325536" align="aligncenter" width="346" caption="Lihat wayang itu bertengger di dinding, ini bukan di rumah orang Indonesia, tapi di rumah orang Rusia di Moskow. Foto: Syaripudin Zuhri"][/caption]
Mungkin Anda heran atau memang dunia suka terbalik-balik, seperti yang dikatakan Plato, apa pasalnya? Indonesia negara yang kaya dengan sumber daya alam, kaya dengan sumber daya manusia, kaya dengan berbagai macam budaya, kaya dengan berbagai macam suku dan lain sebagainya, justru sering "dibenci" oleh warganya sendiri, sering diejek oleh bangsanya sendiri, bahkan lebih celaka lagi, sampai-sampai malu menjadi orang Indonesia. Lalu sebaliknya bangsa lain, seringkali membanggakan Indonesia, bahkan mereka mimpi bisa hidup dan tinggal di Indonesia, yang tidak direpotkan oleh musim dingin yang membekukan.
Sudah sering saya tulis tentang hal tersebut, sebagai misal, ada orang Rusia yang ingin sekali pergi ke Indonesia, ada laki-laki Rusia yang ingin mendapatkan gadis Rusia, ada orang Rusia yang ingin bertempat tinggal di Indonesia, ada yang merindukan rokok kretek Indonesia, ada yang begitu rindu pada Indonesia hingga pohon pisang mini pun ditanam di rumahnya. Dan banyak sekali kerinduan, kecintaan orang Rusia pada Indonesia.
Maka jangan heran bila Anda ke rumah orang Rusia yang sudah cinta Indonesia, maka akan anda dapatkan barang-barang atau hiasan-hisan dinding yang semuanya berbau Indonesia. Andapun mungkin kaget dan tak menyangka, sebuah lirik lagu masa kanak-kanak sudah diterjemahkan dan dimodifikasi menjadi lirik Rusia dengan gaya Rusia. Coba lagu apa yang pernah akrab dan terus saja mengabadi di telinga anak-anak TK? Mari kita simak lirik lagu ini:
" Cicak-cicak di dinding
Diam diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap ... lalu ditangkap"
Lirik lagu yang sangat sederhana dan mudah diingat di jaman anak-anak TK, yang sampai saat ini masih saja dinyanyikan oleh mereka. Lalu apa hubungannya dengan orang Rusia? Namun sebelum ke orang Rusia mari kita lihat liriknya dengan bahasa Inggris:
" Lizard lizard on the wall
Silent silently moves on
Suddenly mosquito comes
Hup . . . It is eaten up"
Sangat sederhana dan simpel, mudah diingat dan diucapkan. Begitu yang ditulis orang Rusia dan mereka ajarkan kepada anak-anak mereka, lagu sederhana yang mudah diingat dan diucapkan anak-anak, hasil karya anak bangsa Indonesia yang mendunia. Mungkin kita tidak menyadarinya atau bahkan menyepelekannya lagu atau lirik tersebut.
Tapi bangsa lain atau negara lain menghargai dan mencontohkan, bahkan memodifikasi lagu tersebut, menjadi lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak mereka. Oya jangan lupa di Rusia tidak ada cecak di dinding rumah manapun! Bahkan cecak yang langka di Rusia itu dijadikan tontonan di kebun binatang Rusia, termasuk tokek dan kadal. Binatang melata tersebut yang mudah di dapat di Indonesia, di Rusia tidak ada!
Jadi memang orang terbiasa atau mungkin juga karena begitu mudah di dapat, tidak menghargai pada apa yang dimilikinya. Kita mungkin menyepelekan atau meremehkan keberadaan cicak-cicak di dinding rumah kita, di Indonesia, tapi hal yang terlihat sepele di Indonesia, di Rusia menjadi bahan pelajaran, bahan kajian, bahan penelitian dan lain sebagainya.
Cicak yang makanan nyamuk, dan uniknya juga nyamukpun tak ada, jika adapun bukan di rumah-rumah, tapi di halaman, apa lagi musim dingin, nyaris tak ada nyamuk satupun! Bisa dibilang demikian, jadi tak perlu alat pembasmi nyamuk atau obat anti nyamuk, baik yang dibakar, disemprot dan lain sebagainya. Makanya di Rusia jarang terdengar ada penyakit malaria, bandingkan di Indonesia, apa lagi di saat musim hujan, datang bersamaan dengan penyakit muntaber atau diare, tiphus dan lain sebagainya.
[caption id="attachment_325537" align="aligncenter" width="346" caption="Angklung hasil budaya daerah Sunda di Indonesia yang juga mendunia, dipajang di rumah orang Rusia di Moskow. Foto: Syaripudin Zuhri. "]
Kembali lirik lagu cicak-cicak di dinding dan kecintaan orang Rusia terhadap budaya Indonesia. Anda mungkin tak suka dengan wayang, baik wayang kulit, wayang golek atau wayang orang, padahal ini sebuah budaya yang sudah diakui dunia, UNESCO. Tapi jangan kaget di rumah orang Rusia akan anda temukan wayang kulit yang di pajang di dinding-dinding rumah mereka. Mungkin anda juga tak tertarik dengan seni musik dengan menggunakan Angklung, alat musik dari bambu, ini juga menjadi bagian kecintaan orang Rusia terhadap budaya Indonesia dan lagi-lagi menjadi pajangan di rumah-rumah mereka!
Wah kalau diceritakan semuanya, bisa berlembar-lembar halaman untuk menulisnya. Satu lagi, mungkin anda juga tak mau tahu tentang tokoh-tokoh pewayangan, yang sering diangkat menjadi sebuah tontonan menarik di acaranya Karni Ilyas, ILC, Indonesia Lawyer Club. Sebuah acara yang mencerdaskan, terutama di bidang politik dan ketatanegaraan. Nah disaat itu sering ditampilkan wayang kulit dengan Ki Dalang Nyentrik, Sujewo Tedjo. Nah para tokoh wayang tadi ceritanya sudah juga diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Lagi-lagi orang Rusia begitu tertarik dengan kekayaan budaya Indonesia, jangan-jangan seperti arsip-arsip antropologi budaya nantinya, di Indonesia jarang di dapat, tapi tersimpan dengan rapih di Belanda dan di Inggris, bahkan Amerika Serikat! Sehingga ketika ada mahasiswa ingin mendapat gelar Doktor harus terbang mengadakan sumber penelitiaannya ke Belanda! Benar-benar aneh bin ajaib, untuk mendapat sumber primer milik bangsa Indonesia adanya di Belanda!
Kembali ke cicak-cicak di dinding, ini hasil budaya Indonesia, harus dipatenkan, jangan sampai lagu ini pun nanti diserobot dan dipatenkan oleh negara tetangga kita, Malaysia, yang memang mirip hasil budayanya dengan Indonesia, karena sama-sama bangsa Melayu. Seperti yang sering terjadi, berkali-kali budaya Indonesia diklaim menjadi budaya Malaysia. Jadi mari kita lestarikan hasil budaya kita, sekecil apapun bentuk dan ragamnya, jangan sampai baru "kebakaran jenggot" setelah dipatenkan oleh bangsa atau negara lain.