Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demo Untuk Kemerdekaan Palestina, Siapa Takut?

22 Juli 2024   15:08 Diperbarui: 22 Juli 2024   15:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo dan Bergerak untuk kemerdekaan Palestina. Sekecil apapun empati kemanusiaanmu ada, lakukanlah. Dokumen prbadi SZ

Kemarin, Minggu tanggal 21 Juli 2024, setelah sholat Subuh, saya mulai bergerak dengan motor ke tempat demo for Palestina di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Ini entah keberapa kali saya ikut  untuk perjuangan saudara-saudara kita di Palstina sana. Jauuuuuh dari tanah air kita, Indonesia, secara letak geografinya, tapi sangat dengan suka duka perjuangan mereka. Bayangkan aja, sementara kita lagi enak-enak ngopi atau ngeteh di pagi hari dengan rebusan gorengan singkong, tahu, tempe dan lain sebagainya.

Atau Kita sedang saranpan nasi uduk dengan telor dadar, orek tempe. Atau kita lagi sarapan lontong dan ketupat sayur, nun jauh di sana saudara kita, Bangsa Palestina, di Gaza, dan tempat lainnya sedang dihancurleburkan oleh Esrael! Kebayang ga sih, kita lagi enek-enak rasapan, tiba-tiba bom berjatuhan menghancurkan diri ita, dan anggota badan kita hancur berserakan? Itu reel, bukan fiksi yang disebarkan via internet, baik di medsos, youtube, google, FB, Istagram, twitter, WAG dan lain sebaginya. Di era digital sekarang, di era internet, yang dalam hitungan detik, setiap berita dari manapun bisa diakses, kejadian di seluruh dunia bisa diketahui saat itu, luar biasa, dunia benar-benar sudah dilipat dengan internet!

Lalu untuk apa terus menerus berdemo for Palestina? Bukankah negara Palestina bukan orang Islam saja, tapi juga ummat lainnya yang sama-sama hidup di negara Palestina, sejak dicaplok Esrael tahun 1948, sampai sekarang belum juga merdeka. Tapi kalau dibandingkan dengan negara kita Indonesia saat dijajah, ya memang belum apa-apa, kita dijajah negara-negera Eropa, Portugis, Balanda, Inggris dan juga Jepang, yang sesama bangsa Asia, walau seumur jagung, telah membuat penderitaan bagi bangsa ini, negara ini, Indonesia kita.

Nah kalau ditotal Indonesia dijajah sampai 350 tahun, benarkah itu? Perlu dikaji kembali. Karena hitungan sampai 350 tahun dijajah, itu sebenarnya untuk memperlemah semangat juang bangsa Indonesia. Kalau mau dihitung konkritnya, Portugis masuk sekitar abad 16 di Malaka, Kemudian Belanda masuk sekitar abad 17 dan itupun tak langsung menjajah, katanya sih berdagang, eh lama-lama menopoli, lalu menguasai total, dan terjadilah penjajahan.

Namun tidak semua wilayah dikuasai Belanda, Aceh baru dikuasai sekitar akhir abad 19, jadi dimana tuh dapat hitungan 350 Indonesia dijajah? Jadi jika dibandingkan dengan penjajahan Esrael  di Palestina 76 tahun, ya belum apa-apa. Loh ini berarti bukan mengecilkan perjuangan bangsa Pelatina, perjuangan masih panjang. Dan akan terus bertambah panjang, selama ada hak Veto yang dimiliki Amerika Serikat! Karena Amerika Serikat akan selalu memveto resolusi PBB tentang Palestina, siapapun Presidennya.

Ketika Belanda dan konco-konconya yang sekarang pada teriak HAM, Hak Azasi Manusia, adalah pelanggar utama HAM tersebut, sekarang aja mereka teriak-teriak HAM, HAM dan HAM, "eh dulu lu pada kemana, menjajah negara orang seenaknya, merampas kekayaan orang dan dibawa ke kampung, negara lu dan menindas dengan kerja paksa, kerja rodi dan kekejaman lainnya, eh sekarang lu teriak-teriak Indonesia melanggar HAM,HAM dan HAM, HAM pala lu pengang! Tuh kalau orang Betawi lagi jengkel.

Anak-anak dengen keceriaannya sendiri sudah ikut berdemo demi kemerdekaan Palestina. Dokumen pribadi SZ.
Anak-anak dengen keceriaannya sendiri sudah ikut berdemo demi kemerdekaan Palestina. Dokumen pribadi SZ.

Nah yang terjadi di Palestina, yang wilayahnya dicaplok dan dikuasai Esrael, sebelas dua belas dengan penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Ayo ngaku Belanda! Kowe itu penjajah negara kami Indonesia, kowe menindas bangsa kami, kekayaan sumber daya alam kami lu bawa ke Belanda. Ayo ngaku, enak aja baru ngakui kemerdekaan Indonesia setelah berepa puluh tahuh kemudian. Indonesia merdeka 1945. Eh kowe datang lagi melakukan agresi pertama, 1947, dan lagi melakukan agresi ke dua, 1949, ga berhasil juga, lalu pura-pura melakukan perundingan-perundingan dangan akal bulus.

Perundingan Linggar Jati, Renvile, Roem Royen, KMB9 Konferensi Meja Bundaer) di Deenhag. Perundingan palsu, yang ujung-ungnya hanya menguntungkan kowe, Belanda! Ayo deh jangan pura-pura bego, itu arsip atau kekayaan yang anda ambil belum dkembalikan ke Indonesia. Ayo itu bukan punya kowe. Kembalikan harta kekayaan kami, harta kaum intelektual, manuskrip-manuskrif yang kowe bawa kabur.

Loh jadi ke penjajahan Belanda sih, kan lagi bahas tentang Palestina? Nah itu dia, penjajahan apapun namannya, dan siapapun pelakunya tetap saja kejam, bengis, menghancurkan negara yang dijajahnya dan membumi hanguskan negara yang dijajahnya. Jadi dulu Belanda, Inggris, Perancis, Portugis, Spanyol, Amerika sebelas dua belas dengan Esrael. Lihat itu kekejaman Esrael, jangan gedung biasa, Masjid, tempat ibadah, rumah sakit, gedung-gedung sekolah di bom, dihancurkan. Mau bukti apa lagi? Belum lagi yang dihancurkan bukan hanya para tentara yang berjuang, tapi wanita, anak-anak, orang-orang tua sepuh, habis dilibas tentara Esrael, silahkan aja lihat di youtube, di Wag masing-masing, di medsos lainnya, lihat kekejam Esrael pada Bangsa Palestina. Saya ngeri ngelihatnya, ga tega!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun