Siapa yang tidak kenal Emha Ainun Najib? Siapapun yang bermain di media elektronik, medsos, koran, majalah atau buku, pasti mengenal Cak Nun, panggilana untuk Emha Ainun Najib. Juga yang main di Youtube, Twitter, Istagram, FB dan lain sebagainya, akan ketemu dengan Cak Nun.Â
Apa lagi kalau para "kutu buku" dan suka dengan tulisan Cak Nun, wah, pasti akan membaca buku-buku Cak Nun. Dari mulai  Sang Markisot Bertutur, Sedang Tuhanpun Maha Pecemburu, Arus Bawah. Slilit Sang Kiayi, Dari Pojok Sejarah dan lain-lain.
Apalagi acara Maiyahnya, Sang Budayan seakan-akan tak habis-habisnya untuk bicara-bicara apa saja atau dialog mengenai tema apa saja, dan sayangnya saya hanya bisa mengikuti di youtube, sejak masih di Moskow, sampai sekarang tak pernah ikut secara langsung kajian Ki Kanjeng ini, tapi dengan adanya Youtube saya bisa mengikutinya.Â
Asiknya kalau Cak Nun lagi berdialog di Maiyah yang kadang diselingi music campuran, atau di kajian Padang Bulannya. Apa saja boleh, omong apa saja silahkan, diskusi dari sahabis Isya sampai tengah malam orang-orang tak bergeming.
Anda bsia bayangkan berjam-jam orang duduk mendengarkan Cak Nun bertutur. Sang Budayawan ini memang luar biasa energnya. Sudah disebut Embah pun, tetap energik. Apa ayang disampaikan Sang Budayawan bener-benar asyik untuk diikuti, wawasannya yang luas, padahal bukan Prof, Doktor atau gelar akademik lainnya. Bahkan ngakunya jebolan Pesantren dan DO di Perguruan tinggi, tapi bahasan ilmunya melebihi Prof, Doktor dan lain sebagainya, sehingga pengikutnya tetap ajeg, tetap setia kemanapun Cak Nun pergi, luar biasa!
Namun tiba-tiba tak ada angin, tak ada hujan, bagai petir di siang bolong, Cak Nun " Terpeleset" atau istilah yang dia katakannya sendiri, Caj Nun "Kesambet"dengan mengatakan pada suatu kajian Maiyah, bahwa Jokowi dikatakan seperti Firaun, Luhut seperti Haman dan 10 Naga, bukan 9 naga, seperti Qorun, dSilahkan dibaca sendiri beritanya yang tersebar d iseluruh jaringan media social. Hebatnya Cak Nun setelah itu langsung minta maaf ke masyarakat seluruh Indonesia, tapi tidak kepada Jokowi dan Luhut, benar atau tidak saya tak tahu.
Yang jelas ini viral di Medsos, sehingga muncul kontroversi yang bisa mengalahkan beritanya kasus Sambo atau Capres 2024. Caknun yang mengaku kesambet, seperti kata pepatah, " Sepandai-pandainya Tupai melompat, suatu Ketika terpeleset juga", Tapi benarkah Emha kesambet? Benarkan Emha terpeleset? Â Wah perlu kajian yang mendalam.Â
Kalau ditanya Anda percaya kepada Cak Nun? Saya yakin pengikutnya akan perayca. Lalu benarkah Cak Nun kesambet sebagaimana pengakuannya? Ini yang menarik, karena selama ini yang didengar masyarakat, Cak Nun dalam Maiyahnya atau acar Padang Bulannya selalu bicara tentang kebenaran dan memang benar.
Kalau tidak, mana mungkin puluhan judul buku terbit dari karya karyanya? Mana  mungkin orang yang tdaik dipercaya buku-bukunya menjadi Best Sller, iyakan? Nah berkenaan dengan itu, mari kita lihat dari sisi Jokowi, yang sekarang masih Presiden RI yang resmi, sampai 2024 mendatang. Yang menjadi sasaran kritik Cak Nun adalah Jokowi, dan Jokowi tak bergeming. Belum ada komentar apapun dari Jokowi,itu yang saya tahu,  baru dari anaknya Jokowi, Gibran, yang katanya tak tersinggung dengan kata-kata Cak Nun, apa lagi Cak Nun sudah minta maaf, ya sudah, beres,  itu menutut Gibran di berbagai media yang Saya baca.
Tapi bagi sitizen ini masih belum beres. Masa sih Cak Nun tak minta maaf pada Jokowi, orang yang secara pribadi diserang? Atau ini salah penafsiaran kita. Bukan pribadi Jokowinya, tapi kebijakannya, sehingga keluar kata-kata Firaun untuk Jokowi.Â