Ini sebenarnya sesuatu yang sangat luar biasa, bikin kaget kita semua, kok bisa ya keluar dari mulut Sang Budayan yang biasanya bijak di sana dan bijak di sini, tiba-tiba keluar kata Firauan untuk Jokowi? Rasanya tokoh nasional tak ada yang sampai berani berkata demikian. Kalaupun ada, hanya sampai " dungu" itu kata Rocky Gerung. Dan Rocky Gerung sampai saat ini santai aja tuh, ga ada yang sampai ke Polisi., karena yang dikritik bukan pribadinya Jokowi, tapi kebijakannya Jokowi.
Siapa yang berani seperti Cak Nun, paling Habib Rizik, itupun bukan orangnya, bukan Jokowi pribadinya, tapi kebijakannya, sampai-sampai Habib Rizik merasakan Hotel Predeo. Atau seperti Amien Rais, yang berkali-kali mengkritik kebijakan Jokowi sebagai Presiden. Jadi sebenarnya biasa aja, yang Namanya kritikan, tapi untuk Cak Nun Kali ini luar biasa.Â
Sampai manusia terkejam di dunia, sehingga namanya diabadikan Al Quran, Firaun. Maksudnya tentu agar tidak meniru kekejaman Firaun. Nah Cak Nun sampai mengatakan Jokowi Firaun, ada apa? Kenapa? Benar kesambet?
Baik, itu uruasan Cak Nun, tapi sebagai rakyat, dengan munculnya kasus kesambetnya Cak Nun, jangan lantas Cak Nun dijadikan Menterinya Jokowi. Mumpung ada isu pergantian menteri, gegera Nasdem menjagokan Anies Baswedan jadi Capres 2024, dan isunya tiga Menteri akan ditarik dari Kabinetnya Jokowi, Â benar atau tidak, saya tak tahu. Tapi tolong Emha Jangan dijadikan Menteri! Biarkan Emha di habitanya, jangan Emha dijadikan menterinya Jokowi. Walau kalau jadi Menteri bisa di bidang Kebuadayaan atau Informasi, tapi sekali lagi, jangan dijadikan Menteri Cak Nun ini.
Loh apa hubungannya? Ait.... jangan lupa, gaya politik  Jokowi, orang yang biasanya mengkritik sangat keras, akan dirangkulnya. Ingat,  ketika  JK mengkritik Jokowi, "Jika Jokowi jadi Presiden hancur negara ini", eh diangkat jadi wakilnya Jokowi, menjadi wakil Presiden priode 2014-2019. Ingat dengan Ngabalin, ya sebelumnya mengkritik Jokowi, eh dijadikan staf ahli.Â
Jangan lupa dengan Maruf Amin, yang pada masa Pilgub DKI, eh jadi wakilya sekarang, Wakil Presiden 2019-2024. Dan yang masih hangat  dalam pikiran kita adalah Prabowo, lawan dalam Pilpres 2019 yang lalu, eh diangkat jadi menterinya, Menteri Pertahanan. Luar biasa Jokowi ini, orang yang semula besebrangan malah dirangkul, bukan dipukul, dengan dirangkul, tentu saja, jadi senyap, seperti "Macan Sirkus masuk kandang" Betapapun keras mengaum, tetap jinak, iya kan?
Itulah maksud saya mengapa saya katakan , tolong Cak Nun jangan dijadikan Menteri atau dimasukan ke dalam jaringan pemerintah, apapun keduduka atau jabatannnya. Biarkan Cak Nun seperti Rocky Gerung, Najwa Shihab, Karny Ilyas dan lain sebagainya. Biarkan mereka di luar pemerintahan, kalau mereka ditarik juga ke dalam pemerintahan, siapa lagi yang berani mengkritik pemerintah? Siapa lagi yang  berani beda suara dengan pemerintah? Siapa lagi  berani mengkrtik pemerintah yang suarannya menggema di seluruh pelosok tanah air?
Jadi, Saya minta kepada Pak Jokowi ( Emannya lu siapa, sampai Pak Jokowi baca tulisan lu? He he he ), jangan Cak Nun ditarik menjadi pejabat negara setelah "kasus" Firaun ini. Walaupun Saya yakin Cak Nun tak akan mau. Tapi biarkan Cak Nun tetap di habitatnya. Sudah maafkan saja, Sayapun yakin Cak Nun tidak mau ke Istanah atau minta maaf ke istanah, karena istanah bukan rumah Cak Nun. Rumah Cak Nun di hati rakyat kebanyakan.
Cak Nun yang sampai saat ini, tak mau muncul di acara-acara TV manapun untuk menjadi nars sumber, biarkan. Cak Nun sepertiya tak butuh popularitas, karena dia sudah populer dengan sendirinya. Apa lagi dengan kasus Firaun ini, nama Cak Nun semakin melonjak di media social, dan generasi muda semakin kenal dengan Cak Nun, luar biasa. Banyak sekali hikmahnya dengan kasus Firaun ini. Demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H