Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sukses ala Mukidi, Tidak Selamanya Mukidi Itu Lelucon

21 Januari 2020   20:16 Diperbarui: 22 Januari 2020   07:36 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya orang kalau mendengar kata " Mukidi" langsung konotasi nya humor, banyolan, asbun,  asal bunyi, tidak serius dan yang pada ujung-ujungnya  EGP, Emangnya Gue Pikirin! Entah siapa yang memulai  menemukan kata tersebut, sehingga terdengar seperti konyol. Anda mungkin sering juga mendapat share-an di grup WA tentang Mukidi. 

Seperti ini misalnya: Mengapa kucing kalau berlari, buntutnya ke atas? Ada yang menjawab, " memang dari sononya". Ada yang menjawab , " memang kebiasaan kucing", ada yang menjawab, " kalau bukan begitu bukan kucing"  dan sebagainya. Kalau pertanyaan tersebut ditanyakan pada Mukidi dengan enteng Mukidi menjawab"  Teman bukan,  saudara bukan, dasar kucing!" Nah kan ga nyambung.

Ketika Mukidi diprotes, itu bukan jawabannya. Mukidi pun dengan enteng menjawab" EGP, emangnya gue pikirin, cari makan saja susah. Ngapain mikirin buntut kucing, gila apa lu" Jawab Mukidi sambil nyengir  kucing, eh nyengir kuda! Lagian mana ada kucing yang bisa nyengir, nah tambah repot kalau urusan dihadapkan pada Mukidi. Iya kan?

Namun kali ini Mukidi yang satu ini serius, saking seriusnya ada di dinding-dinding ruangan untuk memberikan motivasi bagi pembacanya. Mari kita mulai membahasa apa sih Mukidi yang serius itu? Apa sih sukses Mukidi yang sebenarnya? 

Anda bisaa menghitung asset Mukidi sehari berapa, sebulan berapa dan setahun berapa? Yuk iseng-iseng kita hitung. Taruhlah Mukidi sukses menjual bakso, semangkok bakso seharga rp 15.000, gampangnya $1 semangkok.

Sekarang kita hitung bila yang datang sehari 500 orang, alias 500 mangkok terjual. Jadi 500 dikali rp 15.000, itu sudah sama dengan Rp 7500.000 ( Tujuh juta lima ratus ribu ) taruhlah bersihnya sehari Rp 5 juta, kali sebluan,  jadi 5 juta x 30= Rp150.000.000, seratus lima puluh juta Bung sebulan! Coba,  gaji siapa itu? Golongan berapa tuh untuk ASN bergaji demikian. Belum lagi penghasilan dari karsis parkir motor dan mobil. Untuk motor Rp 2000, Mobil Rp 5000. Coba hitung berapa?

Baik mari kembali kesuksesan ala Mukidi. Ternyata Mukidi adalah akronim. Mari kita bahas satu demi satu, agar Mukidi bukan hanya ditertawakan, tapi juga membuat orang terhenyak, oh ternayata Mukidi benar-benar sukses dibidangnya. Dan itu bukan sembarangan, bila Mukidi bisa membuka beberapa cabang, dan asetnya misalnya sama, taruhlah 10 cabang di seluruh Indonesia. 10 kali rp 150.000.000, maka sudah 1,5 Milyar sebulan. Luar biasa. Mukidi yang bila uraikan sebagai berikut:

Murah Senyum. Dengan konsep pertama saja sudah membuat orang bahagia. Jangan lupa,  senyum adalah obat yang paling mujarab. Bahkan menurut psikologi, senyum itu membuat orang tertarik, bahkan dengan senyuman orang lain  menjadi ikut tersenyum bila kita tersenyum. Baik terhadap orang yang dikenal maupun yang tak dikenal.

Dan jangan lupa, ada senyuman sebuah pasta gigi, saya ga sebut, nanti dibilang iklan. Padahal saya ga dibayar. He he he. Jadi senyuman  itu sudah sebuah modal untuk sukses. Orang yang tak bisa tersenyum, susah mendapatkan rezeki.

Usaha keras. Usaha keras  diambil dari hurup kedua dari kata " Mukidi". Usaha keras adalah bentuk ikhtiar manusia yang tak tanggung-tanggung, berani menanggung resiko terhadap usaha yang dilakoninya.

Usaha adalah perintahNya, setelah usaha keras baru tawaqal. Usaha ibarat punya onta, onta itu diikat dulu, baru bertawala kepada Tuhan. Jangan dibiarkan onta itu tak diikat, nanti bisa kabur. Begitulah usaha keras. Usaha keras temannya di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun