Biasanya manusia sering kali mengecap orang lain dengan perkataan atau julukan yang kurang baik, kalau tidak mau dibilang buruk. Apa lagi kalau yang menyangkut diri yang tidak kebagian rezeki atau tidak memperolah apa yang diharapkan dari orang lain. Terlalu berharap pada orang, sehingga lupa, orang yang diharapkan itu punya banyak urusan lain yang lebih penting, yang lebih bermanfaat.
Nah salah satu julukan atau cap yang sering terdengar adalah P E L I T! Kata ini dipergunakan bila orang tersebut tidak diberi sesuatu dari orang lain, dan orang yang tidak memberinya disebut pelit, tanpa melihat mengapa orang tersebut tidak memberikan sesuatu kepadanya, dan orang tersebut tidak instropeksi diri.
Sedangkan kata Pelit dalam Kamus Besar bahasa Indonesia mempunya arti sebagai berikut : "pelit /pe*lit/ a kikir; lokek: orang pelit tidak suka memberi sedekah;
kepelitan /ke*pe*lit*an/ n perihal (yg bersifat, berciri) pelit atau kikir; kekikiran". Jadi orang disebut pelit bila tidak suka memberi.
Sedangkan dalam tulisan saya ini, kata pelit adalah akronim dari pemaaf, empati, legowo, inisitiatif dan taat. Mari kita uraikan satu demi satu, agar kata pelit yang biasanya diartikan dengan negatif, kita rubah menjadi yang positif. Untuk menjadi sukses pola merubah sesuatu dari yang negatif menjadi positif harus dijadikan kebiasaan. Karena dengan berpikir positif yang tadinya dianggap kurang baik atau buruk, bisa terjadi sebaliknya, menjadi baik atau positif.
Karena kebanyakan peristiwa atau kejadian pada hakekatnya sama, hanya bagaimna cara pandang orang tersebut memaknai setiap kejadian yang menimpanya. Dan hal tersebut biasanya disadari setelah kejadian itu berlalu. Entah dalam hitungan harian, mingguan, bulanan atau bahkan setelah bertahun-tahun kemudian. Yang semula dianggap negative, menjadi bernilai positif.
Seperti ada kisah orang yang tertinggal pesawat, saat disesali bahkan bisa sampai sumpah serapah keluar dari mulutnya, dan baru disyukuri keterlambatannya naik pesawat, ternyata ada kejadian dan pesawatnya kecelakaan. Dan banyak kejadian lain, yang mungkin Anda pun pernah mengalaminya sendiri.
Baik, kita kembali menguraikan akronim Pelit satu demi satu. Semoga ini juga bisa menjadi kunci sukses di masa datang. Terutama buat generasi melenia, yang tantangan mereka jauh di depan sana, entah sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun kemudian atau jauh  berabad mendatang. Mengapa orang sukses harus P E L I T?
Mengapa? Karena bagi orang yang pemaaf yang berjiwa besar, ketika dihina, dicaci, dimaki atau dibully orang ibarat pohonan yang sedang mendapat pupuk kotoran, baik itu kotoran kambing, kerbau, sapi dan lain sebagianya. Dan pohon yang dipupuk dengan kotoran akan tumbuh subur dan berbuah banyak. Begitulah orang yang pemaaf, baginya hinaan, cacian, makian, bullyan adalah pupuk yang membesarkan jiwanya, jiwanya semakin kuat. Dan orang yang jiwanya kuat tidak mudah putus asa ketika mengalami hambatan, rintangan, tantangan, ujian, cobaan dan sebagainya. Orang seperti ini adalah salah satu syarat menjadi sukses.
Yang kedua "E" empati. Orang yang sukses adalah orang selalu berempati akan orang lain, terutama pada orang yang sedang mengalami kesusasah atau sedang menghadapi masalah. Dan dia akan segera menolongnya sesuai dengan kemampuan yang ada. Dengan pertolongan yang diberikan menghantarkan orang tersebut mendapat doa dari orang yang ditolong atau dibantunya. Dengan banyaknya bantuan yang diberikannya, dengan sendirinya doa yang dipanjatkan untuknya semakin banyak.
Dengan demikian alternatif doa yang dikabulkan olehNya akan semakin banyak. Nah dengan doa-doa yang dipanjatkan untuknya, karena telah berempati pada orang lain, maka kesuksesannya semakin dekat. Jangan lupa, doa orang yang ikhlas akan dikabulkanNya. Apa lagi kalau doanya yang diterima dari orang banyak.