Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Takut Dibilang Dungu?

13 Februari 2019   20:15 Diperbarui: 13 Februari 2019   20:40 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya tak akan menulis namanya, tapi Anda tahu siapa Dia. Sumber: ksm.ui.ac.id

Kedua hurup " U " artinya Usaha. Bagaimana mau sukses bila tak mau usaha, bagaimana berhasil kalau hanya bertopang dagu, bermalasan di kursi santai? Tak ada hujan uang yang turun dari langit. 

Orang yang sudah usaha keras saja belum tentu berhasil, apa lagi orang yang bermalas-malasan, tidur sepanjang hari, jauh dari rezeki. Usaha itu penting, namun jangan lupa berdoa. Doa dan  Usaha, atau perpaduan bagian pertama dan kedua adalah kuncinya orang sukses.

Usaha di segala bidang, usaha yang tak kenal kalah dan menyerah, usaha yang akan bertemu dengan onak dan duri di sepanjang perjalanan, usaha yang bisa saja berdarah-darah bahkan bisa saja nyawa melayang, seperti para pekerja tambang di dasar jurang atau di goa-goa yang dalam, yang menembus ratusan meter ke dalam tanah, penambang emas yang belepotan lumpur, penambang mimyak dan gas adalah contoh-contoh usaha atau kerja yang  bukan hanya darah, tapi nyawa juga bisa melayang.

Ketiga hurup "N" artinya Niat. Niat ini penting dalam kegiatan atau perbuatan apapun, bahkan sagala sesuatu kegiatan ibadah tergantung pada niatnya. Jika niatnya semata karena mencari ridho Allah SWT, maka perbuatan ibadah tersebut diterimaNya, namun jika niatnya tidak ikhlas, karena ria, ingin mendapat pujian dari manusia, yakinlah amal perbuatannya menjadi sia-sia, alias tak mendapat balasan alias nol.

Karena begitu pentingnya niat, maka seseorang harus pasang niat sejak mengawali perbuatannya, termasuk menulis di ruang kompasiana ini, kalau niatnya sudah salah, apa lagi mencari keuntungan matrial semata, wah bisa kecewa nantinya, karena menulis di kompasiana ini selain memang free, bebas tanpa bayaran, walau ada yang mendapat kejutan dibayar, selebihnya adalah  free.

Bahkan saking bebasnya, ratusan artikel  yang tak bernilai akan berlalu begitu saja. Yang repotnya sudah tak dibayar, kadang bila tulisan sedikit rawan, bisa-bisa malah menghilangkan rezeki yang sudah ada, alias diblok. Jadi memang harus punya niat yang baik untuk berbagi, jangan sesekali berniat nulis untuk mengubar kebencian atau sakit hati, kompasiana bukan tempatnya.

Keempat hurup " G" artinya Giat. Nah kesuksesan apapun yang harus dengan usaha yang giat, fokus dan tidak asal-asalan. Contoh kecil saja, bila Anda menulis, misalnya di kompasiana ini, tanpa niat yang benar dan tidak giat atau terus menerus berlatih. Yakinlah tulisan Anda akan menjadi angin lalu, tak ada yang membaca dan hanya sekedar pelengkap penderita.

Jangankan masuk HL, masuk list saja sudah bagus, repot bukan. Loh kok bisa tulisan tak berbayar kok bisa dilewati begitu saja, jangan lupa anggota kompasiona itu sudah bukan ratusan orang tapi ribuan, jadi tulisan Anda bersaingan dengan tulisan kompasioner lainnya. Jadi jangankan usaha yang lain, menulis saja perlu giat berlatih, rajin menulis dan tak kenal putus asa dan menyerah kelah, KO.

Kelima, hurup terakhir " U" kebetulan sama dengan hurup kedua  dari kata "dungu". U yang kedua artinya Untung. Mengapa untung? Bila langkah-lakah pertama sampai keempat dilakukan oleh seseorang yang ingin sukses, maka yakinlah bahwa kebertungan akan diperolehnya, baik jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Untung adalah sukses, keberuntungan adalah tanda kesuksesan seseorang dalam kehidupannya.

Nah, setelah diuraikan kata dungu diatas, masihkah Anda takut dibilang dungu? Katakan; tidak, saya tidak dungu, Anda tidak dungu, Kita semua tidak dungu, jika pun memang dungu juga mau ditembakan, silahkan, tapi saya tak takut dibilang dungu, karena pengertian dungu sudah saya rubah dari negatif menjadi positif. Anda setuju atau tidak, kembali ke Anda. Demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun