Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Najwa Shihab, Jangan Gitu Dong!

29 Januari 2018   20:29 Diperbarui: 30 Januari 2018   17:01 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram.com/najwashihab

Setelah sekian lama menghilang atau tepatnya istirahat, Mata Najwa mencul kembali di Trans 7. Acara Mata Najwa memang salah satu yang paling saya sukai untuk ditonton, karana beda waktu antara Moskow dan Jakarta ( WIB) 4 jam, maka ketika acara tersebut ditayangkan, saya tak bisa melihat langsung, pada saat bersamaan saya masih di kantor, maka dengan terpaksa nontonya via Youtube. 

Asiknya nonton via Youtube, walau tidak secara langsung/ live streaming, tidak terganggu dengan iklan. Mata Najwa salah satu acara TV di Indonesia yang membuat saya tertarik untuk nonton, selain acara Kick Andya dan ILC ( Indonesia Lawyer Club) besutan Karni Ilyas. Selain yang tiga ini, saya jarang nonton TV.

Kembali ke acara Mata Najwa, yang pada awal tahun ini baru yang ketiga kalinya lewat Trans 7 ditayangkan, yang pertama," Indonesia Rumah Kita ", yang dijadikan tema yang cukup menarik, karena menggandengkan Panglima TNI yang baru dengan Kapolri, yang terlihat sangat akrab dan "membumi", tak berjarak dan tak ada sekat-sekat yang membuat mereka berdua bicara leluasa di acara Mata Najwa tersebut. Ini patut dicontoh oleh pejabat lainnya, Akrab! Dengan demikian rakyat menjadi tentram melihat Indonesia dari dua tokoh ini, keren.

Kemudian tampilan kedua di acara berikutnya Mata Najwa menampilkan tentang Pilkada, yang  menyandingkan para Cagub dan Cawagub di Jawa, dengan tema "Jawa adalah kunci". 

Ini pun menarik untuk diamati dan dicermati, di mana Palkada untuk menjadi Gubernur, Bupati atau Wali Kota... wah! Dana untuk menjadi Gubernur saja, " minimal" 300 Milyar, bayangkan jika diambil rata-rata Pilkada untuk memilih Gubernur di 34 Provinsi, jadi 34X Rp 300.000.000.000= Rp 10.200.000.000.000. Silahkan dibaca sendiri. Belum lagi ditingkat Kabupaten atau Wali Kota.

Menurut data www. Ilmu Pengetahuan. Co sebagai berikut: "Jumlah Kabupaten dan Kota yang ada di Seluruh Indonesia Saat ini sebanyak 416 Kabupaten (Data 2015 -- 2016). jumlah Kota di Indonesia atau se Indonesia saat ini adalah sebanyak 98 Kota (Data 2015 -- 2016). Jadi total Kabupaten dan Kota yanga ada di Indonesia saat ini adalah 514 Kabupaten dan Kota." 

Coba iseng-iseng kita hitung, tarulah setiap Kabupaten atau Kota mengeluarkan dana untuk Pilkada Rp.50.000.000.000 ( 50 Milyar rupiah) atau seperenem dari dana Pilakada Gubernur, maka kita jumpai angka yang fantantis: 514 X Rp.50.000.000.000=25. 700.000.000.000. Bener-benar luar biasa mahalnya demokrasi!

Balik ke Mata Najwa, pada tayangan ke tiga pada bulan Januari 2018 ini, Mata Najwa mengambil tema: "100 Hari Anis Sandi" Nah disinilah mengapa tulisan ini muncul. Karena baru pertama kali ini saya nonton Mata Najwa serasa kurang sreg, ada rasa yang " mengganjel' di hati ketika nonton Mata Najwa. Benar-benar kecewa melihatnya. 

Rasanya kecantikan Najwa Shihab hilang seketika, blank! Ini mungkin juga dirasakan penonton lainnya, Najwa Shihab seperti berpihak pada kelompok tertentu alias tidak netral. Sepertinya Najwa Shihab begitu bernafsu " menguliti " Gubernur Anis Baswedan, yang baru 100 hari memerintah Ibu Kota DKI Jakarta, bersama Sandiago Uno.

Terlihat sekali kalau Najwa Shihab kali ini lain dari biasanya. Sepertinya mau mendominasi pembicaraan, padahal Najwa Shihab yang bertanya, dan Anis yang menjawab, tapi sebelum selesai Anis Baswedan bicara, Najwa Shihab sudah memotong pembicaraan tersebut dengan " sok pinternya", sepertinya Anis di hadapan Najwa Shihab mau dikuliti habis, untungnya Anis Baswedan tenang dan tetap tersenyum, mungkin kalau Gubernur sebelumnya yang ditanya seperti itu, Najwa Shihab sudah kena semprot habis!

Bener-benar seperti ga punya etika Najwa Shihab, dia yang nanya, dia yang jawab, lalu buat apa Anis Baswedan datang memenuhi undangan?Makanya wajar, kalau ada pihak yang tak mau memenuhi undangan Najwa Shihab alias Mata Najwa. Kalau begini jadinya, wah ga enak nonton Mata Najwa. Mata Najwa yang tadinya ikut mencerdaskan bangsa, dengan pertanyaan-pertanyaannya yang bernas, kali ini jauh dari harapan. Jauh dari simpati. Mungkin kalau yang diwawancarai Mata Najwa seperti Fahri Hamzah, misalnya, sudah "dibabat habis" Mata Najwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun