Anda pernah dengar Tanjung Pukis? Mungkin terasa asing, atau mungkin memang tak dikenal, susah nyarinya di Peta Nasional apa lagi di peta Dunia. Maklum saja ini mungkin memang belum dikenal  merata di seluruh Indonsia, jangankan untuk Indonesia, tentangga provinsi saja banyak yang tidak mengenalnya, untuk itulah tulisan ini dibuat, agar potensi pariwasata ini tergali atau digali, terutama oleh Pemda setempat, khususnya Pemda Krawang, Jawa Barat.
Sayang kalau potensi yang cukup menarik ini hanya dikenal oleh sebagian kecil orang saja, padahal letaknya dengan Ibu Kota DKI Jakarta, hanya beberapa km saja, dan memakan waktu perjalanan jika tidak macet, kurang lebih 2 jam saja, dan itu mungkin lebih singkat waktunya bila seluruh jalanan yang menuju kearah Tanjung Pakis ini sudah di aspal atau dibenton. Yang begini ini, harusnya menjadi perhatian pemerintah daerah, sekali lagi khususnya Pemda Krawang.
Potensi  laut yang bagus ini, sayang kalau  hanya dikelola seadanya, ada pengunjung  ya syukur, tak ada yang datang berkunjung,  tak apa-apa sayang bukan?  Ini potensi deerah, semoga juga menjadi perhatian pemerintah pusat juga, jangan sampai  jatuh ke tangan swasta dan dijadikan pantai yang direklamasi, rakyat susah masuknya nanti, bayar bisa mahal nantinya. Harga tiket yang sekarang lumayan atau relative murah, hanya sepuluh ribu perorang, namun sepertinya masih dikelola secara amatiran.
Jadi jalan yang mulus ke tempat wisata ini hanya pendek saja, selebihnya penuh dengan lobang-lobang besar, kalau hujan turun bisa bahaya, karena loubang yang tergenang air bisa tak terduga dalamnya oleh pengandara mobil, dilintai motor bias lebih bahaya lagi, bisa patah tuh pelknya, bila terjerembab ke dalam lobang-lobang yang ada di jalan tersebut. Jalanya mobil seperti digoyang-goyang, seperti naik perahu yang diombang ambing ombak, ya ga tahan bisa mual-mual.
Dan ini yang membuat repot, jalanan di sekitarnya belum ada listrik, sehingga ketika generator mati di malam hari, maka di sepanjang jalan akan gelap gulita, hanya cahaya dari sorot lampu mobil atau motor. Uniknya bila gelap gulita seperti itu, mereka yang memiliki generator sendiri atau dengan bantuan accu, bisa tetap menyala, sambil melihat gajet mereka beramai-ramai. Wau rupanya gajet pun sudah melanda jauh ke pedalaman pedesaan, satu gajet di tonton rame-rame di atas bale-bale, sambil sesekali melihat api bakaran sampah.
Jadi ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Pemda setempat dan Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Pariwisata atau Departemen Dalam negeri untuk membenahi potensi pariwisata alamiah ini, yang membuat rakyat terhibur di buatnya, terutama saat liburan panjang seperti liburan saat Hari raya Idul Fitri 1438H yang lalu.
Kalau soal keindahan tak akan kalah dengan panta-pantai lainnya, apa lagi kalau dikelola dengan lebih baik dari yang sekarang. Terutama untuk prasana jalan raya dan listrik. Kalau kedua hal tersebut diperbaiki, niscaya bukan hanya potensi pariwasatanya yang tergali, tapi juga potensi ekonomi. Karena rayat di sekitar dapat berjualan hasil tangkapan ikan mereka atau hal-hal yang lainnya yang bisa dijadikan oleh-oleh  yang bisa di bawa pulang, bukankah ini membuka potensi ekonomi rakyat setempat.
Dan terasa lebih nyaman lagi kalau dibangun tempat ibadah, seperti mushollah atau masjid, disekitar Pantai Tanjung Pukis tersebut. Wah akan terasa nikmatnya, dunia akheratnya terjangkau, rakyat senang hidup pun nyaman, pikiran pun press kembali setelah bermain pasir di pantai yang tak kalah indahnya dengan pantai-pantai di sepanjang pantai Utara Pulau Jawa tersebut. Demikian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H