Coba lihat genteng yang di atas rumah, itu awalnya adalah tanah yang injak-injak manusia kebanyakan, lalau mengapa bisa di atas? Genteng yang di atas rumah sudah mengalami cobaan, ujian, rintangan, hambatan dan lain sebagainya. Lihat saja bagimana tanah sebelum menjadi genteng.
Tanah itu mulanya dicangkul, diinjak-injak, diaduk-iaduk dengan air, dibanting-banting, dicetak, lalu di bakar, setelah itu dijemur. Masih belum selesai, dibawa ke matrial, diperjualbelikan, dan ketika akan naik ke atas setelah mengalami berbagai macam tahap, masih ada yang pecah saat di lemparkan ke atas, saat dijemur retak-retak, saat diangkut dan bergesekan dengan sesama genteng. Jadi memang tidak semua genteng bisa sampai ke atas rumah. Hanya genteng yang sudah teruji yang bisa sampai ke atas.
Begitulah ibarat bagi sebuah kehidupan, walau kelihatannya klise, namun sangat penting untuk dihayati dan tentu saja, menjadi bahan motivasi yang kuat untuk berbuat sesuatu. Ada yang harus ditinggalkan untuk generasi berikutnya, apapun bentuknya. Kalau para tokoh dunia sudah meninggalkan karya mereka, lalu mana karya kita, karya saya dan anda?Jangan takut untuk melangkah, betapapun lemah langkah itu, seperti sebuah perjalanan yang panjang, ribuan kilo meter, dimulainya dari sebuah langkah saja!
Â
Moskow, 1 April 2016
Sumber: pulsk.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H