Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mati Ketawa Presiden Sebelah

16 Mei 2015   05:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14313961821020109037

[caption id="attachment_365505" align="aligncenter" width="673" caption="Ini dia tujuh Presiden RI sejak kemerdekaan sampai saat ini, coba mirip tidak dengan presiden negara sebelah. Sumber:liputan6.com "][/caption]

Sebelumnya kita sudah membahas tentang Mati Ketawa cara masing-masing tokoh, daerah, bangsa dan negara, yang memang unik, karena punya kebiasaan dan cara yang berbeda. Masih  berlanjut tentang mati ketawa, kali ini kita lihat bagaimana cara Mati Ketawanya Presiden Sebelah ( Matareseh) yang tentu saja versinya beda satu dengan yang lain, tergantung pada pengembangan masing-masing orang, mari kita lihat bagaimana ciri presiden negara sebelah,  yang kebetulan jumlahnya juga tujuh.

1. Pidato.

Presiden pertama jago pidato

Presiden kedua kaku dalam berpidato

Presiden ketiga melotot ketika berpidato

Presiden keempat penuh humor ketika berpidato

Presiden kelima pidato dalam diam

Presiden keenam serius dalam pidato

Presiden ketujuh tak perlu banyak berpidato

2.  Buku

Presiden pertama suka baca buku

Presiden kedua tak terlihat membaca buku

Presiden ketiga suka bawa buku

Presiden keempat tidak melihat buku

Presiden kelima majang buku

Presiden keenam kutu buku

Presiden ketujuh "jualan" buku

3. Humor

Presiden pertama kadang-kadang humor

Presiden kedua tanpa humor

Presiden ketiga senang humor

Presiden keempat membuat humor

Presiden kelima jarang humor

Presiden keenam sedikit humor

Presiden ketujuh malu-malu humor


4. Hoby

Presiden pertama memperbanyak istri

Presiden kedua memperbanyak harta

Presiden ketiga memperbanyak pesawat

Presiden keempat memperbanyak humor

Presiden kelima memperbanyak diam

Presiden keenam memperbanyak lagu-lagu

Presiden ketujuh lupa hobynya.

5. Rakyat.

Presiden pertama penyambung lidah rakyat

Presiden kedua menjaga jarak dengan rakyat

Presiden keetiga bangga dengan rakyat

Presiden keempat menyatu dengan rakyat

Presiden kelima berjuang untuk rakyat

Presiden keenam dengan nyanyiannya menghibur rakyat

Presiden ketujuh bingung punya rakyat.

6. Tandatangan.

Presiden pertama mantap tanda tangannnya

Presiden kedua banyak proyek yang ditandatangani

Presiden ketiga tak sempat menandatangani proyek

Presiden keempat tak melihat yang ditandatangani

Presiden kelima bertanya apa yang mau ditandatangani

Presiden keenam serius menandatangani sesuatu

Presiden ketujuh tak membaca apa yang ditandatangani.

Dan banyak lagi bila mau dibuatkan, itu bisa anda tambah, karena menurut emha, negara sebelah patut bersyukur,  punya presiden yang penuh dengan keunikan, kalau tak mau dibilang lucu. Coba aja lihat, ada presiden yang asik menyusun lagu-lagu dan membuat CD, semantara rakyat tak bisa menyanyi karena perutnya belum terisi.

Ada juga presiden sebelah yang senang sekali tertawa dan membuat humor, sementara rakyatnya, susah tertawa mikirin harga-harga yang tak terjangkau. Bahkan ada presiden sebelah yang begitu giat mengamalkan UUD negaranya terutama  pasal 33 ayat 1, yang salah satu kalimatnya ada kata kekeluargaan, maka proyekpun banyak diisi oleh kalangan keluarganya.

Ada juga presiden sebelah yang asik berdiam diri, saking asiknya berdiam diri, hingga presiden keempat di negara sebelah itu pernah berkata. "presiden dan wakilnya cocok, presidennya tak bisa melihat, wakilnya tak bisa bicara!" Itu masih lumayan, ada presiden bingung punya rakyat, hingga harga BBM naik turun, ketika harga BBM naik, harga-harga ikut naik, presidennya diam saja,  namun ketika harga BBM turun,  harga-harga tak ikut turun, dan presiden sebelah senyam senyum saja, ga mikir menurunkan harga-harga! Malah sibuk mencari "tukang minyaknya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun