[caption id="attachment_365029" align="aligncenter" width="640" caption="Saya tak ingin hidup sempurna, Saya hanya ingin bahagia. Saya bukan siapa-siapa. Sumber; hiduplaskoindah.blogspot.com"][/caption]
Kamu bukan Muhammad yang bertemu Allah dalam malam Isra' mi'raj. Kamu bukan Musa yang diajak berbicara oleh Allah SWT. Kamu bukan Ibrohim yang mencari dan diselamatkan Allah ketika di bakar oleh Namruz. Kamu bukan Nuh yang penuh kesabaran menjalankan agama Allah dan tetap mensyiarkan agamNya, walaupun yang beriman sedikit.
Kamu bukan Ayub yang mendapat ujian begitu berat dengan penyakit yantg bertahun tahun, namun tetap sabar dan iklas kepadaNya. Kamu bukan Adam yang di usir oleh Allah dan segera mohon ampun kepadaNya dan diampuni olehNya. Kamu bukan setan yang dikutuk Allah sampai hari kiamat dan menjadi penghuni neraka nan abadi. Kamu bukan wali yang dimuliakan Allah, karena ketaatan ibadahnaya yang begitu banyak mereka lakukan.
Kamu bukan sufi yang menyintai Allah dengan ketulusan hati dan kesabaran jiwa yang tinggi. Kamu bukan Malaikat yang sangat patuh atas semua perintah Allah sejak diciptakan sampai ditiadakan. Kamu hanya hamba Allah yang amat kecil dan hina dihadapanNya, tak lebih dari itu.
Maka jadilah Ibrohim, tersenyum dalam kobaran api amarah. Jadilah musa, membelah lautan kejoliman. Jadilah Yusuf, lari dari godaan wanita untuk bermaksiat. Jadilah Nuh, membawa bahtera di tengah-tengah badai kehidupan. Jadilah Isa, membuka mata kegelapan. Jadilah Yunus, yang berdoa dalam keputus asaan. Jadilah Ismail, pasrah dalam kebaktian. Jadilah Sulaiman, rendah hati dalam limpahan harta dan kekayaan. Jadilah Daud, melumerkan kekerasan besi bajanya hati berkarat.
Jadilah kau Muhammad, dalam segalanya, maka kau akan menemukan cahaya dari cahaya, cahaya yang dapat mengalahkan berbagai macam cahaya, cahaya di atas cahaya, dialah Muhammad cahaya yang membelah kegelapan, kejahilan, kebodohan dan lain sebagainya.
Maka betapapun buruknya perlakuan orang lain padamu, ingatlah orang itu tetap makhluk SWT, ciptaanNya dan dia pula yang memberikan rejeki. Jadi kamu tak berhak membeci atu mengutuk seseorang. Dan jangan sampai kamu menghina orang lain karena bentuk fisiknya. Ingatlah, jasad orang lain adalah ciptaan Allah, jadi menghina jasad orang lain sama juga kamu menghina Allah.
Sebaliknya jika jasadmu yang dihina orang lain, katakan : " Alhamdulillah " Segala puji bagi Allah, tak usah marah dan tidak perlu sakit hati, bukankah pada hakekatnya mereka itu menghina Allah, jadi biarkanlah Allah yang akan membalas penghinaan orang lain terhadapmu. Karena pembalasan Allah lebih adil, dibandingkan dengan pembalasanmu yang penuh ketidak adilan. Sekali lagi apapun yang dilakukan orang lain terhadapmu, kamu tak berhak membenci, menghina tau mengutuknya. Kembalikanlah kepada Yang Maha Baik, Yang Maha Lembut, Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang, Dialah Allah SWT.
Jika kebencian, kedengkian dan dendam berada dalam dada terhadap seseorang, maka yang muncul dari orang tersebut hanya keburukan - keburukan, kejelekan-kejelekan atau keaiban-keaiban. Orang yang di dadanya penuh rasa dendam kesumat tidak akan menerima kebaikan, kebenaran apapun bentuknya. Dan sia-sialah orang yang mengajak ke jalan kebenaran pada orang semacam itu.
Kembali ke pokok masalah, karena kau bukan apa-apa, maka jadilah orang yang kemudian diperhitungkan. Karena kau bukan orang yang bijak, maka jadilah pembelajar yang tak kenal berhenti mencari yang hakiki, bukan sekedar basa basi, tapi mencari inti. Karena kamu bukan politisi yang punya ambisi mendapat kursi tertinggi, maka jadilah pribadi yang sederhana dan tetap merunduk dengan sepenuh hati. Karena kau bukan pejabat, maka jadilah sahabat yang melekat dihati nurani dan carilah sahabat, Â kerabat yang bermartabat, insya Allah hidupmu akan lebih hebat dari pejabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H