[caption id="attachment_363380" align="aligncenter" width="600" caption="Semoga dua Presiden kita, Jokowi dan SBY, ini segera duduk satu meja menjelaskan kondisi sebenarnya tentang hutang Indonesia. Sumber: twitter.com"][/caption]
Ini apa-apaan lagi? Senangnya kok pada ribut terus? Yang satu menyalahkan yang lain, pejabat ini menyalahkan pejabat yang itu, instansi ini menyalahkan instansi yang itu, tokoh ini menyalahkan tokoh itu dan seterusnya, sampai kepada tingkat yang paling tinggi di negara ini. Gara-garanya “hanya” soal, apakah Indonesisa udah lunas hutangnya pada IMF atau masih punya hutang?
Yang repot pada orang di sekeliling Jokowi membuat pernyataan yang berbeda, ada yang bilang masih punya hutang dan ada yang bilang sudah lunas hutangnya. Ada yang bilang” SBY yang lebay atau Jokowi yang teledor” atau memang semuanya acak kadul? Kok bisa begini ya? Pidato di forum Internasional, di dengar dan disimak oleh pihak asing, dikatakan oleh Jokowi, Indonesia masih punya hutang sekian milyar Dollar USA.
Nah pidato tersebut mendapat klarifikasi dari SBY via twitternya, bahwa Indonesia sudah tak punya hutang pada IFM, lalu mana yang benar? Pihak Jokowi mengatakan Indonesia masih punya hutang, dan itu dibenarkan oleh orang di sekeliling Jokowi. Dan repotnya lagi pernyataan klarifikasi juga dibenarkan oleh orang disekeliling SBY, yang tentu saja tak mau disalahkan, yang mengatakan: hutang Indonesia lunas pada IMF pada masa pemerintahan SBY. Yang omong begini anaknya SBY, Ibas. Nah loh.
Rakyat menjadi biungung? Mana yang benar, pernyataan Jokowi pada pidatonya atau klarifikasi SBY pada kicauan di twitternya? Lag-lagi Indonesia dibuat gonjang-ganjing, pada saja reda sedikit, baru saja KAA 60 selesai, eh ada saja yang dimunculkan. Baru saja masalah Kapolri selesai, eh ada lagi yang dimunculkan.
SBY takut kalau piadato Jokowi tidak diklarifikasi nanti dibilang SBY yang bohong. Nah Jokowi ketika Padato ada team ahlinya, lalu dari mana data-data tersebut, kok bisa beda antara yang dikemukakan oleh Jokowi, dalam hal ini Presiden ke 7, dan klarifikasi oleh SBY, dalam hal sebagai Presiden ke 6, siapa yang benar? Presiden ke 7 atau Presiden ke 6?
Masa harus dibentuk lagi team pencari fakta? Bukankah ada data-data tersebut di IMF, kenapa tidak ditanya saja langsung ke IMF( International Monetary Fund) , panggil IMF, sebagai pihak yang memberikan pinjaman tersebut, bukankah ada perwakilan IMF di Jakarta, benarkan Indonesia sudah lunas hutangnya atau masih punya hutang milyaran dollar USA? IMF jangan diam, bukankah dalam Bank Dunia sebagai patner IMF, ada tokoh Indonesia, Sri Mulyani, masa tidak tahu?
Ayo dong… jangan rakyat dibuat bingung oleh dua pernyataan, yang sama-sama Presiden, hanya bedanyaJokowi presiden yang masih aktif, sedangkan SBY mantan Presiden. Sudahlah, tak penting itu diributkan. Perkara Indonesia masih punya hutang atau sudah lunas hutangnya, rakyat tak tahu, yang penting rakyat sejahtera.
Mau punya hutang atau tidak, ibarat rumah tangga, bagi anak-anak yang penting bisa sekolah, belajar, dan hidupnya sejahtera, perkara orang tuanya punya hutang banyak atau sudah lunas, anak-anak tak perlu tahu. Begitu juga dengan pemerintah, rakyat tak peduli dengan hutang banyak atau lunas, yang penting rakyat bisa makan, bisa menyekolahkan anak-anak, harga-harga terjangkau dan hidup mereka semakin sejahtera.
Perkara pemerintah mau hutang atau tidak, lunas atau masih punya hutang, itu tugas pemerintah. Kewajiban pemerintah mensejahterakan rakyatnya, perkara untuk mensejahteratan rakyat dengan cara hutang, rakyat tak peduli. Perkara sudah lunas atau belum, itu tak penting bagi rakyat. Yang penting BBM terjangkau, rumah sakit murah, kebutuhan pokok terpenuhi, infra strukutur terbangun dan seterusnya.
Rakyat jangan dipusingkan dengan polemik yang tak penting, banyak pekerjaan lain yang harus diurus. Jangan hanya perkara hutang lunas atau belum mennyebabkan energi rakyat tersedot lagi. Ayo..., SBY dan Jokowi berdamai, jangan buat rakyat bingung, duduklah satu meja dan jelaskan duduk persoalan yang sebenarnya, jika perlu panggil IFM, agar datang ke Indonesia dan menjelaskan kedudukan yang sebenarnya, biar segera selesai itu urusan. Saya berharap dua-duanya benar, agar keduanya tidak memalukan. Segitu aja kok repot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H