Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa yang Salah Megawati di KAA 60?

25 April 2015   14:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:41 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429944517428006892

[caption id="attachment_362652" align="aligncenter" width="600" caption="Lihat di barisan depan ada Megawati bersama dengan kepala negara lain di KAA 60 bersama dengan Presiden Jokowi, lalu mengapa SBY tak ada di sana. Sumber:beritasatu.com"][/caption]

Aha… mungkin anda ikut tercegang melihat foto di atas, Megawati bersama dengan kepalaNegara lain. Kelihatan biasa-biasa saja, tapi kalau diamati agak dalam ada sesuatu yang menarik di foto tersebut.  Mengapa? Karena Megawati konon berada dibarisan para kepala Negara tersebut sebagai kepala Negara, dalam hal ini sebagai Presiden ke 5.

Kalau memang sebagai mantan presiden RI atau sebagai Presiden yang ke 5 RI, lalu mengapa Presiden yang ke 3, BJ Habibie dan Presiden ke 6, SBY, tidak diikutsertakan dalam barisan terhormat itu? Oke, kalau memang Habibie punya acara lain. Lalu Mengapa SBY tidak ditempatkan pada barisan tersebut, padahal SBY jika dibandingkan Megawati dalam hal waktu penyelenggaraan KAA 60 ini lebih dekat, karena SBY baru berhenti menjadi Presiden 6 bulan yang lalu, sedangkan Megawati sudah tidak menjadi presiden 11 tahun lalu.

Rasanya tidak adil, atau memang ini lagi-lagi permainan politik, siapa mendapa apa. Kalau demikian adanya, ya pantas kalau SBY tak berada di dalam barisan kepala Negara KAA 60, karena SBY bukan partai terbesar pada Pilpres 2014 lalu. Dan kedudukan Partai Demokrat, yang selalu disuarakan oleh jubirnya, adalah partai penyeimbang, tidak ke KMP tidak juga ke KIH, jadi PD memposisikan dirinya berada di tengah-tengah, alias tidak memihak kepada koalisi tersebut.

Selesai sampai di situ? Belum, ternyata ada anaknya Megawati, Puan Maharani, yang ditempatkan di barisan tersebut, di level ke dua, sebagai menteri koordinator. Lagi-lagi ada pertanyaan, lalu mengapa menteri koordinator yang lainnya tidak berada dibarisan tersebut, seperti menteri koordinator Ekuin, Menkoekouin,  dan menteri koordinator politik dan keamanan, Menkopolkam, lagi-lagi menjadi  membuat bertanya-tanya, ada apa mengapa? Dan bagaimana kok bisa begitu?

Apa yang salah? Ya tergantung cara pandangnya, kalau dilihat dari kesejajaran seorang mantan Presiden RI, maka seharusnya SBY pun harus ada dibarisan tersebut, karena SBY juga mantan Presiden RI ke 6, begitu juga BJ habibie sebagai mantan Presiden RI ke 3. Kemudian menyangkut keberadaan Puan Maharani yang ada dibarisan tersebut, kalau memang kedudukannya sebagai menteri Koordinator, maka menteri koordinatir yang lainnya mestinya punya hak yang sama, dan ditempatkan dalam barisan tersebut.

Lalu kalau memang barisan tersebut rekayasa, dinasti Sukarno atau partai PDIP, ya apa boleh buat, sah-sah saja, toh mungkin memang tak ada aturannya atau tak ada perundang-undangnya menempatkan barisan mantan Presiden dan menteri coordinator berada dalam barisan terhormat tersebut. Saya tak tahu hal tersebut.  Apakah ini masalah besar atau masalah kecil? Lagi-lagi tergantung cara melihatnya. Apakah patut dipermasalahkan? Bisa iya, bias tidak.

Iya, kalau hal tersebut berkenaan dengan kesataraan seorang mantan Presiden dan menteri kootrdinatore. Tidak, kalau tidak berkenaan dengan kesataraan alias suka-sukanya penyelenggara atau panitia, toh ini hanya semacam seremonial belaka, tak ada dampaknya dengan APBN atau yaang sejenisnya.

Kalau saya sih ikut senang, karena acara KAA 60 sukses, dan ini berarti membawa nama baik bangsa ini di mata dunia, walau pada tulisan saya sebelumnya,  KAA 60 tidak menggaung ke seluruh dunia, karena ketiga TV raksasa dunia, CNN, BBC dan Euronews, tidak menyiarkannya secara langsung atau tidak menyiarkannya sama sekali.

Semoga saja ini hanya kekeliruan kecil dari besarnya acara KAA 60 dan semoga saja ini bukan sesuatu yang harus dibesar-besarkan. Karena kalau ingin menjadi orang besar, masalah yang kecil jangan dibesar-besarkan, dan hal persoalan yang besar jangan di kecilkan-kecilkan, proporsional saja, insya Allah hidup akan menjadi nyaman, tentram dan bahagia, karena menempatkan segala sesuatu sebagaimana yang seharusnya. Lalu bagaiman menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun