Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Haji Lulung di Sana

25 Maret 2015   10:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:04 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14272523921899734871

[caption id="attachment_357287" align="aligncenter" width="286" caption="Abraham Lunggana, yang namanya diambil dari nama Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln. Sumber: patrolijakarta.blogspot.com"][/caption]

Siapa sangka kalau Abraham Lulung adalah masih anak keturunan, dari garis Ibu, KH Abdullah Syafi'i, pendiri Perguruan Islam Asyafiiyah?  Yang terkenal bukan hanya di Jakarta, tapi ke seluruh tanah air. Siapa yang juga yang menyangka bahwa Lulung pun anak seorang Pahlawan, karena bapaknya, Ibrahim Tjilang,  seorang anggota BKR, Badan Kemanan Rakyat, cikal bakalnya TNI( Tentara Nasional Indonesia) sekarang ini. Bapaknya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata.

Uniknya nama Abraham Lunggana, diambil dari nama presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, seorang presiden yang diidolakan oleh Bapaknya Lulung, seorang presiden yang membebaskan perbudakan di Amerika Serikat. Dan salah seorang dari empat presiden Amerika Serikat terbesar, setelah George Washington, Thomas Jefferson, Theodora Rooselfet dan Abraham Lincoln. Empat presiden ini diabadikan berupa pahatan di gunung Rushmore di Black Hill National Forest. Dan empat orang presiden ini juga diabadikan pada mata uang dollar AS.

Jadi tak mustahil, Lulung Lunggana, yang anak tentara, mengidolakan salah satu presiden AS tersebut. Dengan demikian jangkauan pengetahuan Bapaknya Lulung tidak ketinggalan pada masanya. Dan jangan lupa Abraham Lulunggana lahir hanya beda satu hari sebelum Dektrik Presiden Sukarno, 5 Juli 1959.  Jadi tepatnya Lulung lahir pada tanggal 4 Juli 1959, dan ini juga punya hubungan dengan Amerika Serikat lagi, karena pada tanggal 4 Juli tersebut  adalah Hari Kemerdekaannnya Amerika Serikat, saat itu Lulung lahir. Jadi Lulung seperti "anak sejarah" yang baru dilahirkan.

Maka lagi-lagi tak aneh, bila Lulung yang anak tentara ini, mengidolakan salah satu dari Presiden Amerika Serikat. Dan janga lupa, nama anak adalah doa dari orang tuanya, jangan-jangan orang tua Lulung mendoakan anaknya menjadi Presiden! Paling tidak menjadi seorang pemimpin, di manapun adanya. Lihat saja dari 11 orang anak, di mana lulung dilahirkan menjadi anak ke 7, tidak mudah menyerah dan kalah. Pantas saja Lulung berani betul dengan Ahok.

Jangan lupa, istilah " anak kolong" yang buat sebagian orang, membuat "keder". Walaupun pangkat orang tuanya dalam kesatuan BKR, setingkat Peltu, tapi yang namanya tentara itu jaringannya kuat. Makanya lagi-lagi tidak heran, walau hidup Lulung menjadi pemulung di sekitar arena Tanah Abang, dan sempat berhenti sekolah, karena keterbatasan dana dan begitu banyak keluarga yang ditanggung sang Bapak, tetap tegar! Walaupun ketika masih anak-anak, kelas 3 SD,  Lulung sudah ditinggal mati Bapaknya, jadilah Lulung anak yatim, lihat tulisan saya sebelumnya.

Nah kembali ke soal nama Abraham Lunggana, yang sudah dipelestkan sedemikian rupa oleh "musuh" politiknya, menjadi Lulung, lulusan pemulung! Lulung dihina sedemikian rupa, di bully di Twitter, dibuatkan gambar meme, yang merendahkannya,  dan hebatnya ketika ditanya pada acara Mata Najwa oleh Najwa Shihab, lulung tak akan menuntut orang-orang tersebut. Walau kalau dilihat dari gelar resminya, H Abraham Lunggana, SH. Bisa saja Lulung menuntut, karena Lulung juga seorang sarjana hukum, yang mengerti tentang hukum menghukum.

Entah mengapa, DPRD yang kisruh dengan Ahok, kok yang dimunculkan "hanya" Lulung, ada apa ini? Apakah Lulung yang Islam, seorang Haji, masih Anak keturunan Kiayi yang punya perguruan Islam, anak seorang tentara lalu berhadapan dengan Ahok, yang berbeda semuanya atau  berlawanan dengan yang disandang Lulung. Ada apa ini? Jangan-jangan ada skenario mau dibentur-benturkan dari perbedaan tersebut. Atau semacam "adu domba" Untungnya Lulung tidak menggerakan anak-anak Betawi untuk menggeruduk Ahok. Karena Lulung juga juga mempunyai kedudukan kuat di Bamus( Badan Musayawarah) Betawi.

Dan sebagai anak tentara Lulung juga bagian dari PPM, Pemuda Panca Marga Bahkan sekarang Lulung menjabat sebagai ketua umumnya, 2011-2015. Dan inipun tak digerakan oleh Lulung untuk "menggempur" Ahok.  Jadi Ahok harus berterima kasih pada Lulung dan jangan merasa "besar kepala" karena sudah menjadi Gubernur. Ahok yang arogan memang harus ada yang mengerem, sudah beberapa kali saya tulis. Sehingga arogansinya menurun. Dan itu sudah disampaikan oleh JK pada Ahok. Pemimpin boleh tegas, tapi tidak kasar! Apa lagi memaki orang di depan umum, sangat tidak pantas sebagai seorang Pemimpin, seperti tidak punya akhlak! Setelah dinasehati JK, sebetulnya itu nasehat semua orang juga, Ahok sedikit mengerem diri.

Kembali ke Lulung yang seakan sengaja dibenturkan ke Ahok, terlepas dari kisruh DPRD Jakarta, Lulung sebagai anak manusia,  bisa dijadikan  atau diambil contoh, bukan teladan, kalau teladan lebih berat syaratnya,  untuk sebuah perjuangan hidup. Mengapa? Karena Lulung benar-benar bergerak dari pemulung, dari mencari kehidupan di sekitar sampah di Tanah Abang. Bener-benar sebuah perjuangan yang tidak kecil  dan keras, dari seorang anak dengan keluarga 1o orang saudara ditambah dirinya menjadi 11 orang, benar-benar seperti sebuah kesebelasan sepak bola,  sekarang menjadi wakil ketua DPRD Jakarta.

Namun karena tekad atau didikan orang tuanya yang tentara dan sebagai anak yang masih keturunan Kiayi terpandang di Jakarta, lagi-lagi tak ada kata menyerah. Dan memang dalam Islam tak boleh ada kata putus asa dalam mengarungi kehidupan ini, putus asa adalah dosa dan dibenci Tuhan. Hidup memang harus diperjuangkan, soal hinaan dan caci maki orang lain, itu adalah obat untuk terus menata diri. Itulah yang dilakukan Lulung, hingga mencapai kedudukannya sekarang sebagai seoarang wakil ketua DPRD Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun