[caption id="attachment_288434" align="aligncenter" width="612" caption="Para tokoh sejarah telah meninggalkan karya mereka ribuan tahun lalu, sekian abad lalu dan sampai kini tetap dibaca. Ilustrasi: dokumen pribadi."][/caption] Rupanya banyak yang galau ketika Kompasiana dikembangkan hingga menjadi mudah diakses ke HP atau ke Tabblet. Jadi efek negatif dari dikembangkanyan Kompasiana, selain sering menjadi error saat mengaksesnya, ternyata significant dengan jumlah pembaca Kompasiana. Jadi yang semula setiap diposting jumlah pembacanya tulisan, apa lagikalau tulisan tersebut menarik dan enak untuk dibaca, pembacanya akan berjumlah relatif banyak, di atas 500 bahkan bisa sampai ribuan atau puluhan ribu. Kini dengan dikembangkannya Kompasiana, pembaca jadi menurun drastis, nah itu tidak hanya dirasakan oleh penulis, tapi juga oleh rekan-rekan kompasioner yang lainnya, hingga banyak yang menjadi galau atau nyaris putus asa, bahkan ada yang sampai penuh "ancaman", kalau pembacanya tak sampai yang ditargetkan, konon angka targetnya 1000 pembaca, maka bila kurang dari 1000 pembaca tulisan tersebut akan dihapusnya dari Dasboardnya!" Malu" katanya. Aneh juga... nulis kok ditargetkan? Ya tapi itu memang haknya, tapi kalau itu dilakukan... ya tentu saja akan nambah stress atau galau! Karena ketika orang itu menulis otaknya dipenuhi dengan target yang dibuatnya sendiri, ya tentu saja ketika jumlah yang bacanya sedikit, lalu jadilah dia stress! Mungkin dipikirnya tulisannya selalu bagus dan menarik buat orang lain! Padahal seandainya pun tulisan tersebut menarik dan bagus, belum tentu dibaca orang! Loh kok bisa? Iya, karena jumlah kompasioner sekarang sudah di atas seratus ribuan orang. Nah sangat logis ketika kompasioner yang sekaligus pembaca kompasiana tak selalu sempat untuk membaca semua tulisan tersebut, apa lagi tulisan yang diposting setiap harinya mencapai seribuan orang, kalau setiap tulisan satu saja membutuhkan waktu sekitar 1-2 menit coba hitung berapa jam dibutuhkan untuk membaca semua artikel yang ditulis di kompasiana, apa lagi setiap kompasioner kan tidak setiap saat ada di meja komputer, atau setiap saat membawa laptop ke mana-mana, atau membawa tablet atau HP kemanapun, memangnya mau terus menerus membaca kompasiana pada setiap waktu, saya pikir tidak. [caption id="attachment_288435" align="aligncenter" width="612" caption="Mari terus berbagi walau hanya dengan sepotong artikel, mari terus menyampaikan walau hanya dengan sepotong ayat, mari terus menyalahkan cahaya walau hanya dengan sepotong lilin. Ilustrasi: dokumen pribadi. "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H