[caption id="attachment_298833" align="aligncenter" width="220" caption="Kirim SMS, BBM atau ber SMS ria sudah menjadi gaya hidup, namun hati-hati kirim SMS seperti hakim nakal, bisa kena batunya atau kirim SMS saat ngigau. Ilustrasi: shutterstock.com"][/caption]
Anda yang suka "ngelindur" saat tidur? Hati-hatilah, jauhilah HP Anda dari tempat tidur Anda, dan saran ini bukan -main-main, karena ada yang orang suka ngelindur lalu mengirim SMS ke teman, saudara atau sahabat-sahabatnya, dan karena ngetik di HP saat tidur terbawa dari kebiasaan saat sadar, jadi sudah hapal gerakan jari tangannya, dan terbuatlah SMS dan terkirim SMS tersebut.
Apa yang terjadi? Kalau SMS yang dikirim seperti hakim nakal dengan teman selingkuhnya itu sih dalam keadaan sadar, loh ini SMS dikirim saat tak sadar, yang tertulis selain bahasanya bisa ngawur dan "menjurus" loh kan bisa bahaya. Bisa-bisa yang menerima "kalang kabut"," mencak-mencak", "ngomel-ngomel" dan lain sebagainya. Ini beritanya, dari www.tempo.com.
Mengigau, berbicara kala tertidur, atau berjalan sambil tertidur sudah menjadi gangguan tidur yang terbilang kuno. Kini, gangguan tidur juga mengalami perkembangan pesat seiring berkembangnya teknologi. Banyak orang mulai mengalami gangguan tidur yang lebih modern, seperti mengirim pesan pendek lewat ponsel di kala tidur. Dan, anehnya, ketika terbangun, mereka tidak ingat apa yang mereka kirimkan.
“Megan, seorang wanita berusia 23, mengaku dalam sebuah acara televisi bahwa ia mengirimkan pesan teks kepada teman dan keluarga, dan ia tidak ingat akan hal itu,” tulis Daily Mail,Jumat, 23 Agustus 2013. Dia mengatakan, dirinya mengisi daya ponsel di sudut ruangan. Dan kadang-kadang, ia tetap berada di sana, sembari tetap mengisi daya.
Dr Josh Werber, seorang ahli tidur dari EOS Sleep, New York, Amerika Serikat, memperingatkan, SMS yang dikirim kala tidur bisa mengganggu masalah kesehatan karena telah merusak kualitas tidur. Tidak hanya itu, hal ini juga memiliki konsekuensi memalukan. Pasalnya, sering kali pesan yang dikirimkan berisi kata-kata yang ngawur.
Werber menuturkan, orang yang mengirim pesan teks selama tidur menunjukkan mereka tidak memiliki tidur yang nyenyak atau gerakan mata yang cepat. Padahal, kedua hal ini sangat penting untuk fungsi otak.
Untuk menghindari hal ini, Werber menyarankan agar ponsel dijauhkan dari tempat tidur. Selain mencegah diri untuk mengirim pesan teks selama tidur, hal ini juga membantu mengurangi paparan cahaya yang mengganggu kesehatan. Di samping itu, Werber juga menganjurkan untuk mematikan semua gadget paling tidak satu jam sebelum tidur.
Begitulah yang ditulis tempo.com. Coba perhatikan itu, ada yang menarik dari cerita di atas. Sama menariknya dengan larangan ber-SMS-ria saat mengendarai mobil, apa lagi motor atau sepeda, inij jelas lebih berbahaya. Karena saat ber SMS sedang mengendarai mobil, pikiran jadi terpecah, tidak konsentrasi pada jalanan, padangan mata terpecah antara layar dan jalan raya, tahu-tahu brukg, tabrakan!
Jadi larangan ber SMS saat mengendarai mobil penting untuk diperhatikan, juga menjauhkan HP dari tempat tidur, agar hal-hal yang tak di inginkan tak terjadi. HP atau ber SMS ria telah menjadi gaya hidup sehari-hari, dan mau tak mau orang menjadi sangat tergantung pada HP atau gadget. Kalau tak mengirim SMS sehari saja seperti ada sesuatu yang hilang, padahal dahulu tak demikian, tak berkomunikasi biasa saja. Tapi sekarang dengan berbagai macam kemudahan saat kirim SMS atau BBM, bahkan banyak yang gratis, lewat Wifi, kini ber SMS seperti kebutuhan, bahkan yang kata-kata yang tak pentingpun dikirimkan.
Sampai-sampai saat keluhan bangun tidur pun ditulis, apa pula ini? Dunia informasi dan komunikasi telah" menjajah" manusia, peralatan dari berbagai macam jenis HP, gadget, laptop dan sebagainya sudah menjadi "santapan" sehari-hari. Dan repotnya sampai ngigaupun kirim SMS! Maka jauhkan HP tersebut dari tempat tidur Anda. Bahkan disarankan matikan HP sejam sebelum Anda tidur.